Warren Buffett “Akan Diam” Usai Mundur sebagai CEO Berkshire Hathaway

Liputan6.com, Jakarta - Investor legendaris Warren Buffett akhirnya mengonfirmasi akan "berdiam diri" setelah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Berkshire Hathaway pada akhir tahun ini. Namun, pada usia 95 tahun, sang "Oracle of Omaha" belum benar-benar meninggalkan panggung bisnis dunia.

Dalam pesan tahunannya kepada pemegang saham, tradisi yang telah ia jalankan sejak 1965. Buffett menyatakan, meski tak lagi menulis surat di laporan tahunan perusahaan, ia akan tetap mengirimkan pesan Thanksgiving tahunan. Demikian mengutip CNN, Kamis, (13/11/2025).

Lebih dari itu, ia berjanji untuk meningkatkan kegiatan filantropinya dengan menyumbangkan hampir seluruh saham Berkshire Hathaway yang masih dimilikinya, senilai USD 149 miliar atau Rp 2.491 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.718)

Langkah ini sekaligus menandai babak baru dalam perjalanan Buffett yang selama puluhan tahun dikenal bukan hanya karena kejeniusan investasinya, tetapi juga sikap rendah hati dan komitmennya pada kesejahteraan publik. Ia mengaku ingin memastikan warisan kekayaannya benar-benar dimanfaatkan oleh yayasan keluarganya sebelum waktu menggantikannya tiba.

"Untuk meningkatkan kemungkinan mereka akan membuang apa yang pada dasarnya akan menjadi seluruh harta saya sebelum wali amanat pengganti menggantikan mereka, saya perlu mempercepat laju pemberian hibah seumur hidup kepada ketiga yayasan mereka," tutur Buffet.

Meski sudah berumur 95 tahun, kesehatan Buffet nampak masih terjaga. Bahkan ia tetap aktif ke kantor 5 hari dalam seminggu. Namun, banyak yang meyakini akan kepergian Buffet dari kursi CEO akan membuat pertemuan Berkshire tak akan sama lagi.

Buffett akan digantikan oleh Greg Abel, 63 tahun, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua bidang operasi non-asuransi Berkshire Hathaway. Abel sudah ditunjuk sebagai penerus Buffett sejak 2021 dan kini bersiap mengambil alih tongkat estafet dari salah satu investor paling disegani di dunia.

Dalam pesannya, Buffett kembali memuji Abel, menyebutnya sebagai sosok yang memenuhi harapan tinggi sejak pertama kali ia pertimbangkan menjadi CEO berikutnya.

"Ia telah memenuhi harapan tinggi yang saya miliki saat pertama kali berpikir ia seharusnya menjadi CEO Berkshire berikutnya," tulis Buffett dengan nada optimistis.

Sementara itu, saham Berkshire Hathaway (BRK.B) terus menunjukkan performa solid dengan kenaikan lebih dari 10 persen sepanjang tahun ini, mendorong kapitalisasi pasarnya menembus USD 1 triliun atau sekitar Rp 16.720 triliun. Buffett yakin konglomerat yang telah ia pimpin selama enam dekade akan tetap kokoh dan berkembang, meski tanpa dirinya di kursi CEO.

Masih Sehat dan Suka ke Kantor Lima Hari Seminggu

Meski telah menginjak usia 95 tahun, Buffett mengungkapkan bahwa kesehatannya masih terjaga. Ia bahkan tetap aktif bekerja di kantor lima hari dalam seminggu bersama timnya.

"Saya terkejut, secara umum saya merasa baik-baik saja. Meskipun saya bergerak lambat dan membaca dengan semakin sulit, saya berada di kantor lima hari seminggu dan bekerja dengan orang-orang yang luar biasa," ujarnya.

Namun, Buffett juga menyadari realitas waktu. Ia baru-baru ini mengonversi 1.800 lembar saham Berkshire Hathaway menjadi saham kelas B senilai USD 1,35 miliar (sekitar Rp 22,5 triliun), yang kemudian disumbangkan kepada empat yayasan keluarganya. Langkah ini menjadi simbol percepatan dalam misi filantropinya yang sudah lama berjalan.

Warren Buffett bukan hanya dikenal sebagai investor ulung, tetapi juga simbol kapitalisme Amerika yang humanis. Setiap pertemuan tahunan Berkshire Hathaway di Omaha selalu dihadiri ribuan investor, dijuluki “Woodstock bagi Para Kapitalis”, tempat Buffett sendiri turun langsung berinteraksi dengan para pemegang saham.

Ia kerap tampil sederhana sambil menyantap es krim Dairy Queen, bahkan mempromosikan bisnis konglomeratnya lewat berbagai cara unik. Tak sedikit penggemar yang mencoba berfoto dengannya di tengah keramaian, menunjukkan betapa kuatnya daya tarik sang miliarder yang rendah hati itu.

Namun, dengan kepergiannya dari kursi CEO, banyak yang meyakini aura pertemuan tahunan Berkshire tak akan sama lagi. Greg Abel, yang dikenal lebih pendiam, kemungkinan besar tak akan meniru gaya Buffett yang ramah dan penuh karisma.

Warisan Sang “Oracle of Omaha”

Warren Buffett telah menjadi panutan bagi generasi investor selama lebih dari enam dekade. Strategi investasinya yang berfokus pada nilai jangka panjang dan kesabaran luar biasa menjadikannya sosok unik di dunia bisnis yang serba cepat.

Meski era Buffett sebagai CEO Berkshire segera berakhir, warisannya dalam bentuk filosofi investasi maupun filantropi akan terus hidup. Dunia bisnis mungkin akan kehilangan sosok yang kerap memadukan akal sehat finansial dengan empati kemanusiaan, tetapi nilai-nilai yang ia tanamkan akan terus menjadi panduan bagi banyak generasi mendatang.