Sektor Logistik Jadi Kunci Indonesia Emas, AHY: Waktunya Percepat Transformasi

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pentingnya sektor logistik sebagai tulang punggung untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Pesan ini ia sampaikan saat membuka ALFI Convex 2025, forum tahunan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia.

Menurut AHY, transformasi besar di sektor logistik akan memperkuat konektivitas nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing global.

“Ekonomi Indonesia akan semakin tumbuh dan maju, termasuk memberi dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat jika ditopang oleh sektor konektivitas yang berdaya saing. Untuk itu, kita ingin sektor logistik Indonesia makin maju,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11/2025).

Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor menjadi faktor kunci untuk memastikan tidak ada wilayah yang tertinggal. “Prinsipnya, no one and no region left behind. Kita ingin pertumbuhan ekonomi tinggi disertai pemerataan dan keberlanjutan.”

AHY juga menekankan bahwa waktu menuju Indonesia Emas 2045 semakin singkat. Karena itu, percepatan transformasi logistik dan industrialisasi menjadi kebutuhan mendesak. “Kita harus melipatgandakan upaya dan mendorong pertumbuhan hingga 8%,” tegasnya.

Sejalan dengan semangat transformasi tersebut, Pertamina Group disebut telah menjalankan langkah konkret dalam mendukung penguatan rantai logistik nasional. Pertamina saat ini mengoperasikan 108 kapal yang melayani distribusi energi ke seluruh wilayah Indonesia maupun internasional.

Melalui anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS), perusahaan terus memperkuat armada dan meningkatkan standar operasional logistik maritim berkelas dunia.

Direktur Utama PIS, Surya Tri Harto, menyatakan bahwa modernisasi armada dilakukan untuk memastikan keandalan distribusi energi nasional.

Hingga kuartal III 2025, PIS tercatat mengoperasikan lebih dari 90 rute domestik dan 65 rute internasional, dengan total volume angkutan mencapai 127,35 juta KL. Beragam inisiatif inovatif juga dijalankan, mulai dari pengembangan kapal dan terminal hingga digitalisasi operasional demi efisiensi.

Selain memperluas rute dan meningkatkan layanan, PIS juga menjalankan sejumlah program strategis untuk memperkuat daya saing sektor logistik nasional. Langkah tersebut mencakup ekspansi pasar non-captive, diversifikasi jenis kargo, hingga pembukaan tiga kantor strategis guna memperluas jaringan internasional.

Dari sisi keselamatan dan standar global, Surya menjelaskan bahwa hingga 2025 sudah ada 84 kapal PIS yang memenuhi standar inspeksi SIRE (Ship Inspection Report Programme). Perusahaan juga menerapkan Tanker Management and Self Assessment (TMSA) sebagai acuan HSSE yang sesuai standar The Oil Companies International Marine Forum (OCIMF).

“Sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics dari Pertamina Group, langkah transformasi ini merupakan komitmen perusahaan untuk memperkuat keandalan operasional dalam distribusi dan ketahanan energi nasional. Serta memperkuat daya saing armada Indonesia di kancah dunia,” tutup Surya.