Rencana Operasional KRL 24 Jam Perlu Kajian Mendalam

6 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Rencana operasional kereta rel listrik (KRL) commuter line menjadi 24 jam dinilai perlu dikaji secara mendalam. Termasuk dari biaya perawatan rangkaian hingga aspek finansial dari panjangnya jam operasional.

Hal ini merespons pernyataan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi yang membuka opsi operasional KRL jadi 24 jam. Menyusul ada sejumlah orang yang sengaja menginap di Stasiun Cikarang untuk mengejar perjalanan KRL di jadwal pertama. 

"Saat ini opsi tersebut perlu kajian yang lebih mendalam lagi, maka semua pihak pemangku kepentingan dari Kemenhub, KAI, KCI serta stakeholder lainnya supaya duduk bareng

karena harus mempertimbangkan dari berbagai aspek," ungkap Pengamat Transportasi Publik bidang Perkeretaapian, Joni Martinus dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Kamis (20/11/2025).

Setidaknya ada dua substansi penting yang disoroti Joni. Pertama, mengenai perawatan sarana KRL yang biasanya dilakukan tengah malam hingga dini hari diluar jam operasionalnya. Langkah ini perlu dilakukan untuk menjamin keamanan sarana untuk memulai operasi di hari berikutnya.

Kedua, efektivitas layanan KRL jika berjalan 24 jam. Meski ada permintaan penambahan waktu operasional tadi, Joni menyoroti pertimbangan finansial dari perpanjangan waktu tersebut.

"Ketika sudah lewat tengah malam tentunya jumlah pengguna KRL sudah sedikit, sehingga efektivitas operasional KRL 24 jam secara finansial dan operasional harus menjadi perhitungan yang mendalam. Belum lagi kebutuhan sumber daya manusia juga menjadi bahan kajian juga," tuturnya.

Perhatikan Calon Penumpang Menginap

Selain pada sisi operasional tadi, Joni juga meminta KAI Commuter sebagai operator KRL untuk memperhatikan buruh dan masyarakat yang menginap di stasiun untuk menunggu jadwal berikutnya.

"KCI harus meningkatkan keamanan, memberikan rasa nyaman bagi mereka yang terpaksa menginap di stasiun untuk menunggu KRL pertama keesokan harinya," ucap dia.

"Karena bagaimanapun juga mereka adalah pelanggan setia KRL dan stasiun mesti menjadi tempat yang aman serta nyaman bagi pengguna KRL," beber Joni.

Menginap di Stasiun

Beberapa waktu lalu sempat ramai di media sosial mengenai banyaknya calon penumpang yang menginap di Stasiun Cikarang. Video mengenai kondisinya beredar luas di media sosial.

Narasi dalam video yang beredar menyebut stasiun sebagai 'hotel darurat'. Lantaran sejumlah masyarakat terpaksa menginap di sudut-sudut Stasiun Cikarang.

Para calon penumpang tersebut beristirahat dalam kondisi seadanya. Ada yang tidur hanya beralaskan jaket dan alas sederhana lainnya. 

Wacana Menhub

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi turut menanggapi soal calon penumpang yang menginap di stasiun. Dia membua wacana untuk operasional KRL menjadi 24 jam, meski, hal itu disebutnya akan dikoordinasikan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

"Nanti saya coba koorsinasi dengan Kereta Api ya, karena kan apakah perlu, tadi seperti disampaikan, layanan 24 jam. Mereka perlu pengkajian dan semacamnya harus dilihat juga," ujar Dudy, kepada awak media, di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip Kamis (20/11/2025).

Pertimbangan utamanya terkait biaya operasional jika waktunya ditambah jadi 24 jam. "Saya mesti tanya sama KAI, cost-nya kan mereka harus hitung juga. Apakah dengan mengaktifkan kereta 24 jam, cost-nya seperti apa atau ada solusi lain," tandasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |