Rencana Impor Minyak dari AS, Pertamina: Masih Menunggu Regulasi Pemerintah

3 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan masih menunggu aturan resmi dari pemerintah terkait rencana impor minyak mentah atau crude oil dari Amerika Serikat (AS). Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengatakan perseroan belum dapat memberikan kepastian waktu pelaksanaan impor karena regulasi tersebut masih dalam proses penyusunan.

"Masih menunggu peraturan. Ya kita harus siap," ujar Simon dikutip dari Antara, Rabu (19/11/2025).

Ia menegaskan bahwa Pertamina tetap mempersiapkan berbagai skenario, termasuk kesiapan kilang-kilang yang dimiliki perusahaan jika sewaktu-waktu impor harus dilakukan.

"Yang penting kita siapkan semua kemungkinan," lanjutnya.

Sementara itu, pemerintah tengah menyusun Peraturan Presiden (Perpres) yang akan memberikan izin bagi Pertamina untuk membeli energi dari perusahaan Amerika Serikat tanpa melalui proses lelang atau bidding. Kebijakan ini merupakan bagian dari kerja sama tarif resiprokal antara Indonesia dan AS.

Pemerintah menilai regulasi tersebut dapat memperkuat hubungan dagang sekaligus memberi ruang bagi Pertamina untuk mencari sumber energi yang lebih kompetitif.

Reciprocal Tariff

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan kebijakan pembelian energi tanpa bidding ini menjadi bagian dari mekanisme reciprocal tariff antara Indonesia dan Amerika Serikat.

"Karena ini bagian dari reciprocal tariff. Jadi ini hanya untuk perusahaan AS, tanpa bidding," kata Airlangga dalam konferensi pers 13th US-Indonesia Investment Summit, Senin (17/11/2025).

Ia menambahkan bahwa Indonesia dan AS saat ini memasuki tahap akhir negosiasi terkait penghapusan tarif untuk sejumlah komoditas unggulan Indonesia. Targetnya, pembahasan tersebut bisa diselesaikan pada tahun 2025.

Pemerintah menilai langkah ini akan memperluas akses produk Indonesia di pasar AS, sekaligus menciptakan hubungan dagang yang lebih seimbang antar kedua negara.

Pertamina Pantau Perkembangan Aturan

Beberapa komoditas Indonesia yang tidak diproduksi di Amerika Serikat dipastikan masuk daftar pembebasan tarif masuk. Airlangga menyebut di antaranya adalah minyak kelapa sawit (CPO), karet, teh, dan kopi. Sementara komoditas seperti tekstil dan alas kaki masih dalam tahap pembahasan intensif.

Kebijakan tarif resiprokal ini diharapkan memberikan keuntungan bagi industri dalam negeri, terutama sektor komoditas yang selama ini mengalami hambatan perdagangan di pasar internasional.

Di sisi lain, Pertamina terus memantau perkembangan penyusunan Perpres tersebut. Dengan kesiapan kilang dan infrastruktur yang terus ditingkatkan, perusahaan optimistis dapat mengeksekusi impor minyak dari AS begitu aturan resmi diterbitkan.

Rencana impor ini juga menjadi bagian dari strategi diversifikasi sumber energi nasional untuk menjaga stabilitas pasokan migas di Tanah Air.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |