Nusron Wahid Siapkan 1 Juta Hektare Lahan Buat Bahan Baku Etanol

2 weeks ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid menyiapkan 1 juta hektare lahan sebagai lokasi penanaman bahan baku bioetanol. Seluruh titiknya masih akan diverifikasi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Nusron mengatakan, dari rencana 1 juta hektare (ha) itu, masih tersisa sekitar 80.000-an hektare lahan lagi yang belum ditentukan. Sementara, 920.000 ha lainnya sudah dipetakan dan menunggu verifikasi Mentan Amran.

"Tinggal diverifikasi dulu oleh Kementerian Pertanian cocok apa tidak, yang (sekitar) 100 ribu (ha) saya masih cari, PR lagi tak carikan lagi," kata Nusron, ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Dia menjelaskan, 680.000 ha diambil dari lahan eks hak guna usaha (HGU) yang tidak diperpanjang. Sedangkan, 240.000 ha lainnya berasal dari lahan terlantar yang sudah ditetapkan.

"Serahkan ke sana. Ya kan? Untuk nanam (bahan baku) etanol sisanya kurang, kan baru 680 (ribu ha) tambah 240 (ribu ha) kan baru 920 (ribu ha) kan, kurang 80 ribu (ha). Lagi tak pikir ini cari. Mana lagi, ini lagi mikir," katanya sambil memegang dahi.

Dia menjelaskan, seluruh lahan itu tersebar di 18-19 provinsi di Indonesia. "Tersebar di 18 provinsi atau 19 provinsi itu ya. Enggak (hanya di Papua) di Sumatera ada, di Kalimantan ada, Sulawesi juga ada. Jawa Barat ada, Jawa Timur juga ada," terangnya.

Solusi Lahan Mangkrak

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menilai tidak akan ada lahan pertanian yang mangkrak tak digunakan dalam beberapa waktu kedepan. Salah satunya akan didorong oleh mandatori atau kewajiban campuran etanol 10 persen (E10) dalam bahan bakar minyak (BBM).

Program E10

Program E10 ini akan jadi wajib pada 2027 mendatang. Setidaknya butuh 1,3-1,4 juta ton etanol untuk menjadi campuran dalam program tersebut.

"Seumpamanya program pak Bahlil (Menteri ESDM) jalan, yang E10 itu artinya itu bisa etanol bisa metanol, itu kalau 10 persen saja, perlu 1,3 juta (ton) menanam singkong, atau menanam jagung, atau tebu. Maka tidak akan ada lahan yang kosong, orang akan tanam jagung, orang akan tanam singkong," ungkap Zulkifli usai Sarasehan 100 Ekonom, di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Kepastian Penghasilan

Dalam hitungannya, bukan hanya lahan-lahan 'tidur' yang bisa kembali dimanfaatkan. Melainkan, kepastian penghasilan bagi para petani.

Dia menghitung, hasil tanam jagung dan singkong misalnya, akan mendapat kepastian diserap oleh pabrik etanol dengan harga sekitar Rp 1.400 hingga Rp 6.500 per kilogram. Soal kebutuhannya, perlu sekitar 6 kg singkong untuk jadi satu liter etanol.

"Satu hektare tanah itu, paling murah, paling rendah akan mempunyai penghasilan Rp 75 juta (per tahun), satu hektare, untuk tanam singkong, tanam jagung lebih untung lagi," tutur Zulkifli.

Tak Mau Impor Etanol

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia tak ingin campuran etanol buat bahan bakar minyak (BBM) didatangkan dari impor. Maka, dia tengah mengebut penyediaan bahan bakunya di Tanah Air.

Dia menegaskan, adanya kewajiban campuran 10bpersen etanol di BBM pada 2027 mendatang adalah untuk mengurangi impor. Menurut dia, pembangunan pabriknya juga tak bisa terlalu buru-buru.

"Kita harus lihat adalah mandatori itu, pikiran pemerintah adalah mengurangi impor. Nah, untuk membangun industrinya, itu tidak bisa sekaligus Jadi kita tidak mau mandatori, tapi etanol ujungnya kita impor lagi," ungkap Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |