Liputan6.com, Jakarta - Harga emas diprediksi berpotensi menguat tetapi akan mencapai level support baru di USD 4.000 per ounce. Hal ini seiring kegagalan emas untuk menembus di atas USD 4.200 per ounce pekan lalu telah menciptakan sentimen bearish atau turun dalam jangka pendek.
Berdasarkan Survei Emas Mingguan Kitco terbaru, tidak ada konsensus yang signifikan di antara analis wall street mengenai pergerakan harga emas pekan ini.
Akan tetapi, banyak yang masih memandang harga emas yang merosot sebagai peluang beli. Sementara itu, investor tetap optimisis terhadap logam mulia.
President of Adrian Day Asset Management, Adrian Day menuturkan, ada ketidakpastian tentang ekonomi Amerika Serikat (AS), tarif dan pergerakan suku bunga selanjutnya.
“Emas mungkin perlu menguji ulang level terendah baru-baru ini di area USD 3.930 sebelum pemulihan yang meyakinkan. Penurunan harga kemungkinan akan singkat dan dangkal karena faktor-faktor pendorong utama emas masih ada,” ujar dia seperti dikutip dari laman Kitco, Senin (17/11/2025).
Sentimen hati-hati wall street muncul setelah emas berhasil mempertahankan kunci level support di USD 4.000 per ounce pada Jumat pekan lalu. Hal ini menghasilkan momentum beli yang solid sepanjang paruh pertama pekan lalu. Pada Kamis, harga emas spot mencapai level tertinggi di USD 4.245 per ounce sebelum mengalami tekanan jual yang signifikan.
Harga emas di pasar spot diperdagangkan pada USD 4.080 per ounce naik 2% dalam sepekan. Akan tetapi, harga turun lebih dari 3% dari level tertinggi intraday pada Kamis pekan lalu.
“Para investor bullish telah kehabisan tenaga dan grafik dalam teknikal jangka pendek telah sedikit memburuk,” ujar Senior Market Analyst Kitco, Jim Wyckoff.
Ia prediksi, harga emas merosot pada pekan ini. Berdasarkan beberapa analis, emas mengalami aksi jual seiring pergeseran harapan suku bunga memicu pelemahan pasar yang lebih luas dengan bitcoin dan saham juga merosot.
Kekhawatiran Ekonom
Meskipun penutupan pemerintah AS atau shutdown pemerintahan AS selama 43 hari telah berakhir, beberapa ekonom khawatir kalau pengumpulan data ekonomi telah terdampak secara signifikan.
Kurangnya data berkualitas memaksa the Federal Reserve (the Fed) untuk mengambil sikap netral terhadap kebijakan moneter yang berpotensi mempertahankan suku bunga acuan pada Desember.
Menurut CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada Desember kurang dari 50%, bulan lalu pasar prediksi peluang pelonggaran lebih dari 90%.
"Melemahnya dolar AS dan rumor the Fed akan melanjutkan pembelian aset telah menjadi katalis bagi kenaikan emas sejak awal pekan, tetapi Kamis dan Jumat dengan jelas menunjukkan ini bukan lagi jalan satu arah,” ujar Analis Senior FxPros, Alex Kuptsikevich.
Kuptsikevich bersikap bearish terhadap emas pekan ini dan juga melihat potensi yang semakin besar bagi investor untuk menjual saat reli.
Survei Kitco
Pekan lalu, 17 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Di antara para peserta, delapan analis, atau 47%, bersikap pesimis terhadap emas dalam jangka pendek. Pada saat yang sama, enam analis, atau 35%, bersikap netral untuk minggu depan, sementara tiga analis, atau 18%, memperkirakan harga akan bergerak naik.
Sementara itu, 230 suara diberikan dalam jajak pendapat media sosial daring. Dari jumlah tersebut, 151 responden, atau 65,7%, memperkirakan emas akan naik minggu depan. 38 responden lainnya, atau 16,5%, mengantisipasi harga yang lebih rendah, sementara 41 pemilih, atau 17,8%, bersikap netral dalam waktu dekat.
Head of Commodity Strategy Saxo Bank, Ole Hansen optimistis terhadap harga emas pekan ini kecuali pasar saham alami aksi jual yang signifikan. Pada pekan lalu, indeks S&P 500 mengalami tekanan jual tetapi berhasil mempertahankan kunci level support di atas 6.600.
Dalam potensi kejatuhan pasar saham, Hansen menuturkan, tidak ada aset selain Yen Jepang yang akan terbebas dari tekanan jual jangka pendek.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415198/original/029777200_1763363879-1000154618.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5341220/original/077898600_1757307640-1000075360__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405020/original/020294200_1762421931-Kawasan_Industri_Bontang.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415201/original/016759200_1763363909-1000154616.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414697/original/092117300_1763345916-Reklamasi_WBN.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415069/original/076666700_1763359336-1000154558.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4073976/original/060417000_1656909331-perahu_rusak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/709413/original/ilustrasi-tiket-pesawat-2-140716-andri.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5372841/original/076901200_1759800689-perak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4875742/original/093303000_1719401842-20240626-Rupiah_Melemah-ANG_5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2780080/original/004133300_1555397097-20190416-Berburu-Produk-Bangun-Halal-Park-di-Senayan-ANGGA-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414753/original/052374800_1763349306-WhatsApp_Image_2025-11-17_at_09.16.00.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3975025/original/099793100_1648205102-20220325-Harga-emas-pegadaian-naik-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380691/original/073327600_1760429645-menteri_keuangan_purbaya_yudhi_sadewa.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5219631/original/022997400_1747221145-20250514-Harga_Emas-ANG_3.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316269/original/095179300_1755230967-1000073188.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1095897/original/096862700_1451317311-Gedung-PPATK-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532289/original/028365400_1628161488-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5305552/original/006464400_1754356170-IMG-20250805-WA0000.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303419/original/005458100_1754102666-1000012531.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4592086/original/067091100_1695951584-WhatsApp_Image_2023-09-29_at_8.27.22_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3181749/original/007438500_1594892571-20200716-Rupiah-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3431559/original/018558900_1618622607-Ilustrasi_bank_jago_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5315930/original/011984600_1755179439-4a6f0e71-3a5a-4e3b-ab07-547e802acfa8.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4729966/original/074920500_1706586460-taro-ohtani-5T5zmIqs0AM-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4065432/original/001612500_1656325087-WhatsApp_Image_2022-06-27_at_5.08.03_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332516/original/077414500_1756509471-1000015044.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321249/original/062289700_1755667530-IMG-20250820-WA0003.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532284/original/011004900_1628161432-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4465765/original/043413400_1686728194-Gedung_Kemenkeu_Jakarta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1553962/original/019771000_1540541277-singa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309500/original/043626700_1754629772-Screenshot_20250808_120506_Chrome.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344096/original/084598800_1757479183-Screenshot_2025-09-10_113742.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3233958/original/005284500_1599717943-20200910-Jakarta-Tarik-Rem-Darurat_-Ganjil-Genap-Ditiadakan-dan-Transportasi-Umum-Dibatasi-3.jpg)