Mendag Sentil Kepala Daerah, Sedikit Partisipasi Pemda Bikin UMKM Bisa Ekspor

3 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menilai partisipasi pemerintah daerah dalam mendorong UMKM bisa ekspor masih rendah. Paling banyak UMKM binaan dari swasta dan BUMN yang bisa meningkatkan kualitas produknya untuk ekspor.

Dia mencatat, telah ada 1.049 usaha yang terlibat dalam program UMKM Bisa Ekspor besutan Kemendag. Transaksinya telah tembus sekitar Rp 2,1 triliun dalam periode Januari-Oktober 2025.

"Bapak-Ibu semua, tolong saya yakin yang di daerah ini belum banyak yang ikut, bahkan mungkin dengar atau mungkin denger tapi tidak ikut. Nah Bapak-Ibu juga punya tanggung jawab bagaimana memajukan UMKM kita di daerah," tegas Budi di hadapan para kepala daerah, di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Dia mencatat, dari ribuan tadi, ada sekitar 30 pembina UMKM yang terlibat. Sayangnya, paling banyak merupakan binaan dari swasta, BUMN, hingga bank-bank pelat merah.

"Gak ada masalah Pak, gak ada masalah. Tapi yang penting adalah ada keterlibatan pemerintah daerah untuk mendorong UMKM itu ikut program itu. Dari 1.049 hanya 30 pembinanya, 30 pembina UMKM. Nah sekarang Bapak-Ibu kabupatennya aja udah berapa? Itu hanya 30, artinya partisipasinya masih kurang," tutur Budi.

"Saya pikir Bapak-Ibu sudah tahu sebenarnya, cuman mungkin ya untuk bergerak mencari UMKM-nya mungkin belum ada waktu ya, atau mungkin Bapak-Ibu bisa menugaskan kepala dinas masing-masing Pak. Jadi kita ingin ekonomi kerakyatan itu muncul dari program-program seperti UMKM Bisa Ekspor," sambung dia.

Mendag Ingin Produk UMKM Berkualitas

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menginginkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki produk dengan kualitas jempolan, bahkan bisa setara produk ekspor. Dengan begitu, diharapkan bisa diterima oleh pasar dengan baik.

Budi menyampaikan hal ini untuk mendorong semakin banyak produk UMKM lokal bersaing dengan produk lainnya. Serta, memberikan porsi lebih baik ke UMKM.

"Kita ingin ekspor ini sebenarnya dirasakan oleh semua masyarakat, oleh para UMKM kita, karena menurut data itu 99 usaha kita itu UMKM, jadi bagaimana kalau UMKM ini memang merasakan langsung bisa ekspor atau bisa jualan paling tidak," ungkap Budi usai CEO Insight di Hutan Kota by Plataran, di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Bisa Bersaing

Dengan standar produk ekspor tadi, Budi menerangkan produknya bisa juga diserap oleh konsumen Indonesia. Pada akhirnya, turut berdampak pada pendapatan UMKM.

"Kalau dia mudah masuk dalam negeri sehingga UMKM ini ketika dia produksi dia bisa jualan, sehingga kehidupan ekonomi meningkat terus," tutur dia.

Atas strategi tersebut, fokus Budi bukan sebatas agar produk UMKM bisa dikirim ke luar negeri. Melainkan, menjaga kualitas produk yang beredar di dalam negeri.

Strategi Lainnya

Selain itu, Budi juga menerangkan meramu strategi agar produk UMKM bersaing di pasar Tanah Air. Masih pada pertimbangan kualitas, dia juga memastikan toko ritel moderen bisa menjajakan produk UMKM.

"UMKM itu kita fasilisasi, kita seleksi bagaimana retail-retail moderen itu bisa mengambil produk kita, karena retail modern juga senang," ucapnya.

Jika produk lokal bisa diserap oleh ritel moderen dan jadi pilihan konsumen, diharapkan adanya peralihan dari penggunaan produk impor. "Jadi dia juga enggak pusing juga kalau sudah dalam negeri produknya bagus, ngapain harus impor," ujar dia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |