Laporan Manulife: Banyak Orang Ingin Hidup Lebih Baik Saat Pensiun

6 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Kesadaran masyarakat Asia mengenai masa pensiun terus berkembang. Tak lagi sekadar mengejar usia panjang, banyak orang kini menginginkan hidup yang lebih bermakna, sehat, dan mandiri ketika memasuki masa pensiun. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru Manulife Financial Resilience and Longevity 2025, yang menyoroti pandangan masyarakat di Hong Kong, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa kualitas hidup menjadi prioritas utama. Sebagian besar responden menilai hidup panjang tidak berarti apa-apa tanpa kesehatan yang baik dan kemandirian finansial.

“Usia panjang mengubah cara masyarakat Asia memandang pensiun. Kini, pensiun bukan sekadar hidup lebih lama, tetapi hidup lebih baik,” ujar Head of Asia Retirement Manulife Calvin Chiu dalam keterangan tertulis, Jumat (21/11/2025).

Banyak responden menggambarkan masa tua ideal sebagai fase di mana mereka tetap aktif secara mental dan fisik, sekaligus tidak menjadi beban bagi keluarga. Sebanyak tiga perempat responden mengakui bahwa kesejahteraan finansial sangat memengaruhi kesehatan fisik maupun mental mereka.

Seiring meningkatnya umur harapan hidup, laporan ini menegaskan pentingnya menyiapkan strategi pensiun sejak dini—mulai dari kesehatan, keuangan, hingga gaya hidup—agar masyarakat dapat menikmati masa tua yang lebih nyaman dan mandiri.

Kesiapan Finansial Pensiun Masih Jadi Tantangan Besar

Meski kesadaran meningkat, fakta di lapangan menunjukkan kesiapan finansial untuk pensiun masih timpang. Kurang dari separuh responden merasa yakin memiliki tabungan cukup untuk menikmati pensiun yang nyaman. Tingkat kepercayaan ini bahkan berbeda antarnegara, dari hanya 48 persen di Hong Kong hingga 77 persen di Indonesia.

Mayoritas masyarakat Asia masih menyimpan dana dalam bentuk tunai, mencerminkan kecenderungan menghindari risiko. Padahal, strategi ini membuat mereka rentan terhadap inflasi. Sementara itu, properti yang dulu dianggap pilar utama untuk pensiun kini mulai kehilangan daya tarik.

Chiu menegaskan pentingnya diversifikasi. “Menahan terlalu banyak uang tunai dan hanya mengandalkan properti membuat orang rentan terhadap inflasi dan kekurangan pendapatan,” ujarnya.

Laporan ini juga menemukan bahwa mereka yang mendapatkan saran dari perencana keuangan memiliki rasa percaya diri lebih besar dalam menghadapi masa pensiun. Panduan yang tepat dinilai membantu masyarakat lebih siap menjalani masa tua.

Generasi Muda hingga Lansia Kompak: Ingin Pensiun Tanpa Beban

Temuan laporan Manulife turut mengungkap tren menarik lintas generasi di Asia. Baik kelompok muda, paruh baya, maupun lansia, semuanya memiliki tujuan yang sama: menikmati masa pensiun tanpa harus terus bekerja. Keinginan ini paling kuat di kelompok usia muda sebesar 55 persen, disusul generasi 60+ yang mencapai 58 persen.

Indonesia menjadi pasar paling optimistis. Sebanyak 77 persen responden merasa siap secara finansial, dan masyarakat kini lebih terbuka terhadap investasi penghasil pendapatan dibanding sekadar mengandalkan properti.

Laporan ini menekankan bahwa umur panjang harus diiringi kebiasaan finansial baru serta literasi keuangan yang lebih kuat. Manulife mendorong pendekatan holistik yang mencakup perencanaan jangka panjang, diversifikasi, dan bimbingan profesional.

“Kehidupan yang panjang seharusnya menjadi sumber optimisme, bukan kecemasan,” tutup Chiu. Dengan persiapan matang, masa pensiun bukan hanya lebih panjang, tetapi juga lebih berkualitas.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |