Kurs Dolar AS Loyo terhadap Rupiah Hari Ini 10 November 2025, Sentuh Level Segini

2 weeks ago 18

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) naik tipis pada Senin, (10/11/2025). Hal itu didorong sentimen internal.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat terbatas 16 poin atau 0,10% menjadi 16.674 dari sebelumnya 16.690. Demikian mengutip Antara Senin pekan ini.

Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi menuturkan, rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS seiring pasar menantikan data Indeks Kepercayaan Konsumen.

"Ekspektasi bagus untuk Oktober. Ini mengindikasikan Indeks Kepercayaan Konsumen bagus, dan ini akan membuat daya beli masyarakat naik berdampak terhadap stimulus pemerintah kuartal keempat,” ujar Ibrahim saat dihubungi Liputan6.com, Senin pekan ini.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga cukup bagus. Pertumbuhan ekonomi diprediksi lebih baik pada kuartal keempat 2025 seiring ada bantuan sosial (bansos).

"Stimulus sudah dijalankan terutama untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bansos. Kemudian pemerintah juga akan membeli alutsista yang terkait militer. Ini kemungkinan dongkrak pertumbuhan ekonomi di atas 5,5 persen pada kuartal keempat,” kata dia.

Selain ada rencana redenominasi, Ibrahim menyambut positif hal tersebut.  Ibrahim menilai, langkah redenominasi yang akan dilakukan pemerintah sebagai antisipasi rupiah diprediksi melemah ke depan."Ada redomonasi ini sangat penting kemungkinan besar RUU Redenominasi akhir tahun ini akan segera dibuat pemerintah. Ini cukup menarik,” kata dia.

Kurs Dolar AS Hari Ini 7 November 2025 Lesu terhadap Rupiah

Sebelumnya, harapan pelonggaran kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) meningkat menjadi katalis positif nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat, (7/11/2025).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup naik 11 poin ke posisi 16.690 pada perdagangan Jumat, 7 November 2025 dibandingkan penutupan sebelumnya di posisi 16.701 per dolar AS.

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai, penguatan rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat sore ini didorong meningkatnya harapan pelonggaran kebijakan suku bunga bank sentral AS. Hal ini seiring sinyal pelemahan pasar tenaga kerja di Amerika Serikat.

"Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.690 - Rp16.740," kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia menuturkan, ketidakpastian global masih tinggi akibat penutupan sebagian pemerintahan AS yang telah memasuki bulan kedua.

Sentimen Global yang Pengaruhi Rupiah

Kondisi tersebut menunda rilis data ekonomi utama seperti ketenagakerjaan dan inflasi, sehingga pasar kehilangan panduan resmi dari otoritas. Pasar saat ini hanya mengandalkan survei sektor swasta sebagai acuan.

Laporan tenaga kerja swasta yang dirilis Kamis lalu menunjukkan tanda pelemahan pasar kerja, sehingga peluang The Fed memangkas suku bunga pada Desember naik menjadi sekitar 70 persen dari 60 persen sebelumnya.

Selain itu, Ibrahim menuturkan, tekanan terhadap rupiah juga datang dari melemahnya data ekspor dan impor China pada Oktober yang menandakan masih lemahnya permintaan global. Ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing pun memperburuk sentimen risiko.

"Sebuah laporan dari The Information pada hari Kamis menyatakan bahwa AS berencana untuk memblokir Nvidia dari penjualan chip AI skala kecil ke China, sebuah langkah yang dapat membatasi akses perusahaan China ke teknologi canggih," ujar dia.

Pertumbuhan Ekonomi jadi Katalis Rupiah

Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menilai, pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia turut menjadi faktor penahan penguatan rupiah.

Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 yang tercatat 5,04 persen dinilai memperberat upaya pemerintah mencapai target tahunan 5,2 persen.

"Kalau menurut perhitungan secara akumulatif, untuk mencapai angka pertumbuhan 5,2 persen, pemerintah perlu mengejar target pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025 di angka 5,77 persen - 5,8 persen. Sementara proyeksi pemerintah saat ini, kuartal IV-2025 hanya tumbuh di angka 5,5 persen. Hal itu berarti, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 hanya akan berada di kisaran 5,13 persen," kata  dia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |