Keluarga Miliarder Saadé Jadi Pemegang Saham Baru Carrefour

10 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga miliarder asal Prancis, Saadé, menjadi pemegang saham utama baru dari jaringan supermarket Carrefour SA. Hal itu terjadi setelah investor utama asal Brasil, Peninsula, menjual seluruh kepemilikannya.

Dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (16/11/2025), Carrefour menyampaikan pada Rabu keluarga Saadé kini akan menguasai sekitar 4% saham perusahaan, dan Rodolphe Saadé akan masuk ke dalam jajaran dewan direksi. Kekayaan keluarga Saadé yang mencapai sekitar USD 34 miliar atau Rp 568,46 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.719), menurut Bloomberg Billionaires Index, berasal dari bisnis pelayaran dan logistik mereka melalui CMA CGM SA.

Meski nominal transaksi tidak diungkapkan, berdasarkan penutupan perdagangan Rabu kepemilikan 4% saham tersebut diperkirakan bernilai hingga USD 452 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun.

Dalam pernyataan terpisah, Carrefour juga mengonfirmasi bahwa Peninsula, perusahaan kendaraan investasi mendiang pengusaha Brasil Abilio Diniz, telah menjual seluruh sahamnya di perusahaan ritel tersebut.

“Setelah satu dekade kemitraan yang kuat, keputusan Peninsula untuk melepas kepemilikannya di Carrefour merupakan bagian dari strategi alokasi aset baru,” ujar Eduardo Rossi, Chairman Peninsula, dalam pernyataannya.

Berdasarkan laporan tahunan Carrefour, Peninsula sebelumnya memegang 9,2% saham, yang mewakili sekitar 15,7% hak suara pada akhir 2024. Keputusan divestasi tersebut kini membuat dua kursi dewan yang ditempati Rossi serta Flavia Buarque de Almeida kosong.

Mengutip laman Carrefour, Chairman Peninsula, Eduardo Rossi menuturkan, setelah satu dekade kemitraan yang kuat, keputusan Peninsula untuk divestasi saham di Carrefour merupakan bagian dari strategi alokasi aset baru.

"Selama bertahun-tahun, kami telah berkesempatan untuk berkolaborasi secara berkelanjutan dan terstruktur, dengan salah satu perusahaan terkemuka di dunia. Carrefour merupakan investasi besar bagi Peninsula, sejalan dengan jalur yang telah ditetapkan oleh pendiri kami, dan kami bangga telah mendampingi Carrefour dan timnya selama tahun-tahun transformasi yang mendalam ini,” ujar dia.

Industri Keuangan dan Teknologi Ciptakan Miliarder Terbanyak pada 2025

Sebelumnya, industri keuangan dan teknologi mencatatkan jumlah miliarder terbanyak pada 2025, dengan sektor teknologi mengalami pertumbuhan tercepat. Lalu, apa yang menjadi pendorong utama fenomena ini?

Mengutip Yahoo Finance, Jumat, (7/11/2025), pada 2025, industri keuangan dan investasi tetap mendominasi dalam menciptakan miliarder baru, dengan 464 individu yang kini terdaftar sebagai miliarder, menurut laporan terbaru dari Forbes dan Visual Capitalist. Industri ini mencatatkan kontribusi 15,3% dari total populasi miliarder dunia, meskipun ada sektor lain yang mengalami pertumbuhan pesat, khususnya teknologi.

Keuangan dan Investasi Masih Jadi Mesin Pencipta Kekayaan

Industri keuangan masih menjadi tempat utama bagi miliarder, dengan nama-nama besar seperti Warren Buffett yang masih mendominasi. Perusahaan investasi miliknya, Berkshire Hathaway, terus mencatatkan keuntungan stabil berkat investasi luas di berbagai sektor, seperti perkeretaapian, dan asuransi.

Kekayaan bersih Buffett diperkirakan mencapai USD 154 miliar atau Rp 2.571 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.696) pada 2025.

Sektor Teknologi Tumbuh Pesat, Tambahkan Miliarder Baru

Industri teknologi, meskipun berada di posisi kedua, menunjukkan pertumbuhan tercepat dengan total 401 miliarder pada 2025. Sektor ini menyumbang hampir 14% dari total miliarder global, dengan 59 miliarder baru bergabung hanya dalam satu tahun terakhir. Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang terus meningkat terhadap teknologi berbasis AI, cloud computing, dan semikonduktor, yang menjadi bahan bakar utama perkembangan teknologi dalam beberapa tahun terakhir.

Di puncak daftar miliarder teknologi, Mark Zuckerberg memimpin dengan kekayaan yang melonjak menjadi USD 216 miliar, berkat kesuksesannya dalam mengembangkan Meta. Sektor ini juga telah melahirkan miliarder muda seperti Alexandr Wang, pendiri Scale AI, yang pada usia 28 tahun sudah mengukir kekayaan besar berkat kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan teknologi besar.

Manufaktur dan Mode Ikut Mengukir Prestasi

Manufaktur menjadi sektor ketiga terbesar dalam menciptakan miliarder, dengan total 342 miliarder. Reinhold Würth, pemimpin dari Wurth Group, adalah orang terkaya dalam sektor ini dengan kekayaan mencapai USD 35,1 miliar atau Rp 586,98 triliun.

Industri mode dan ritel juga mencatatkan angka yang signifikan, dengan 297 miliarder, dan Bernard Arnault dari LVMH tetap mendominasi sektor ini dengan kekayaan USD 178 miliar atau Rp 2.972 triliun.

Sektor kesehatan turut berkontribusi dengan 230 miliarder baru pada 2025, didorong oleh perkembangan perusahaan-perusahaan besar seperti HCA Healthcare, yang dipimpin oleh Thomas Frist Jr. dengan kekayaan USD 27 miliar atau Rp 450,8 triliun.

Elon Musk Pengaruh Besar di Berbagai Sektor

Meskipun Elon Musk terlibat dalam berbagai sektor teknologi, AI, dan bahkan manufaktur, ia masih digolongkan sebagai miliarder otomotif, berkat Tesla.

Kekayaannya yang diperkirakan mencapai USD 342 miliar atau Rp 5.709 miliar (atau USD 428 miliar atau Rp 7.145 triliun menurut Forbes) tidak dihitung dalam sektor teknologi karena saham pengendalinya di Tesla. Namun, keberagaman usaha Musk, yang mencakup teknologi, energi terbarukan, dan luar angkasa, menunjukkan bahwa banyak miliarder kini menguasai berbagai sektor sekaligus.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |