Kapan Menkeu Purbaya Terbang ke China Bahas Utang Whoosh? Ini kata Bos Danantara

1 hour ago 2

Liputan6.com, Jakarta - CEO BPI Danantara Rosan Roeslani, buka suara soal rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk ikut ke China bersama tim negosiasi dalam pembahasan lanjutan soal utang Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Rosan memastikan komunikasi intens terus dilakukan dengan Menkeu Purbaya terkait penyelesaian utang Whoosh.

"Kita komunikasi terus dengan beliau, dengan Pak Purbaya. Kita duduk dan kita sedang ini juga untuk memastikan bahwa nanti kita ke China-nya, kita sudah matang proposal ke China nya kita komunikasi terus,” kata Rosan saat ditemui usai menghadiri PLN CEO Forum, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (26/11/2025).

Rosan mengungkapkan, sebelum rombongan utama berangkat, tim advance sudah lebih dulu dikirim ke China untuk membahas detail teknis bersama mitra setempat.

"Kita tentunya akan kirim tim advance dulu untuk bicara dengan tim dari China, itu sudah berjalan. Tapi nanti gongnya mungkin saya dengan Pak Purbaya,” ujarnya.

Langkah ini disebut penting agar pertemuan tingkat tinggi nantinya berlangsung efektif dan menghasilkan keputusan yang solid terkait restrukturisasi atau penyelarasan utang KCJB.

Jadwal Keberangkatan ke China 

Ketika ditanya kemungkinan keberangkatan dilakukan pada Desember tahun ini. Rosan belum memberikan tanggal pasti. Namun, ia menegaskan bahwa proses dipercepat dan diupayakan terjadi dalam waktu dekat.

"Insya Allah secepatnya terbaik,” katanya.

Adapun rencana pertemuan ini menjadi momentum penting bagi penyelesaian pembiayaan proyek KCJB yang menjadi salah satu proyek transportasi strategis nasional, khususnya terkait porsi utang dan skema pelunasannya antara Indonesia dan China.

Menkeu Ogah Bayarin Utang Whoosh Pakai APBN

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa tidak ingin APBN ikut terbebani oleh utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, alias Whoosh, yang dikelola oleh konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Menkeu Purbaya lantas memercayakan tanggung jawab utang proyek kereta cepat Whoosh kepada Danantara, yang juga memayungi beberapa BUMN seperti PT KAI (Persero) yang masuk dalam konsorsium proyek tersebut.

"KCIC di bawah Danantara? Kalau di bawah Danantara mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa Rp 80 triliun atau lebih," ujar dia via sambungan video dalam Media Gathering APBN 2026 di Bogor, Jumat (10/10/2025).

Godok Skema Utang Whoosh, Menkeu Purbaya: Belum Ada Keputusan Final

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, pemerintah masih membahas skema pembagian peran dalam penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Ia menegaskan belum ada keputusan final terkait mekanisme siapa yang akan menanggung porsi pembayaran utang tersebut. Purbaya menyampaikan, hingga kini pemerintah masih melakukan diskusi internal, termasuk menimbang opsi agar pembayaran diarahkan pada sisi infrastruktur proyek.

"Cuma begini kita ada kebijakan pimpinan di atas Kita belum putuskan juga. Sepertinya kita memang akan cenderung membayar ke Jalannya infrastrukturnya," kata Purbaya dalam konferensi pers, di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Namun begitu, ia menegaskan, seluruh keputusan masih dalam tahap pembahasan dan belum mencapai kesimpulan. Ia menambahkan, proses pembahasan masih cair dan terbuka.

Oleh karena itu, Purbaya memilih untuk mengikuti terus perkembangan diskusi antara para pemangku kepentingan yang terlibat agar memastikan keputusan akhir benar-benar sesuai kepentingan nasional.

"Cuma saya belum belum mendapatkan kita belum sampai kesimpulannya penyelesaiannya seperti apa. Makanya saya bilang kalau nanti mereka diskusi sama sana Saya ikut mau liat," ujarnya.

Purbaya menegaskan, pemerintah akan memilih solusi terbaik bagi negara, sembari memastikan bahwa keputusan yang kelak diambil mempertimbangkan aspek keberlanjutan proyek dan stabilitas fiskal. "Jangan sampai enggak tahu tau amat. Saya ikut tapi kita lihat yang terbaik buat negara ini. Ini masih proses yang masih berjalan," ujarnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |