Indonesia Ketinggalan Ubah Sampah jadi Listrik, China-Jepang Sudah Mulai 20 Tahun Lalu

3 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan Indonesia tertinggal dalam mengolah sampah menjadi listrik atau waste to energy (WTE). Padahal, China, Malaysia, hingga Jepang disebut sudah memulainya sejak 20 tahun lalu.

Zulkifli menyoroti penggunaan insenerator untuk mengubah sampah jadi listrik sudah digunakan oleh banyak negara. Penggunaannya sudah lebih dahulu di negara-negara lain.

"Teknologi insenerator ini, atau mengubah sampah menjadi energi listrik ini, seluruh dunia sudah memakai. Malaysia sudah, Singapura apa lagi, Jepang sudah, Tiongkok sudah 20 tahun," ungkap Zulkifli dalam Waste to Energy Investment Forum 2025, di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Dia mengungkapkan salah satu kendala pengembangan waste to energy adalah proses birokrasi yang cukup panjang. Padahal, konsep serupa pernah dilakukan di beberapa lokasi di Indonesia sejak 11 tahun lalu.

"Ini sudah sesuatu yang biasa. Ini sudah 20 tahun yang lalu negara-negara lain sudah memakai ini. Kita masih sibuk urusan perizinan yang tidak ada kepastian," kata Zulkifli.

Maka, pemerintah memangkas alur panjang perizinan tersebut. Lahirlah Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

"Semua yang tadi itu dipangkas. Kita dalam Perpres itu, kita sepakati ada satu tarif, dan itu final. Satu tarif, tidak ada tawar-menawar, tidak ada perundingan, tarifnya diputuskan 20 sen," jelas dia.

Sampah Jadi Listrik Mandek 11 Tahun

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan proyek pengolahan sampah jadi energi listrik atau waste to energy tak berjalan optimal saat ini. Padahal, proyek ini sudah diinisiasi sejak 11 tahun lalu.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |