Harga Emas Hari Ini Terbang Tinggi Lagi, Diprediksi Tembus Level Segini di Akhir 2025

2 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik lebih dari 2% pada hari Senin (Selasa waktu Jakarta) hingga mencapai titik tertinggi dalam dua minggu karena data ekonomi yang lemah dari Amerika Serikat (AS) memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga, sehingga meningkatkan permintaan untuk aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Dikutip dari CNBC, Selasa (11/11/2025), harga emas spot naik 2,3% menjadi $4.090,96 per ons pada pukul 11.43 ET setelah mencapai level tertinggi sejak 27 Oktober di awal sesi. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 2,2% menjadi $4.099,20 per ons.

“Beberapa data yang lemah minggu lalu membuat pasar sedikit lebih dovish dalam ekspektasi mereka terhadap The Fed. ... Kita masih bisa melihat penurunan suku bunga pada bulan Desember,” kata Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior Zaner Metals, Peter Grant.

Data pekan lalu menunjukkan ekonomi AS kehilangan lapangan kerja pada bulan Oktober, dengan kerugian di sektor pemerintah dan ritel. Selain itu, sentimen konsumen AS  merosot  pada awal November karena kekhawatiran rumah tangga terhadap dampak ekonomi, data pada hari Jumat menunjukkan.

Pasar sekarang melihat peluang sebesar 67% terjadinya penurunan suku bunga pada bulan Desember, dengan peluang naik menjadi sekitar 80% pada bulan Januari, menurut alat FedWatch CME Group.

Emas yang tidak menghasilkan imbal hasil cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama masa ketidakpastian ekonomi.

Prediksi Harga Emas di Akhir 2025

Harga emas bisa berada berkisar antara USD 4.200 dan USD 4.300/oz pada akhir tahun, dengan USD 5.000/oz masih merupakan target yang wajar untuk kuartal pertama tahun depan.

Sementara itu, Senat AS pada hari Minggu melanjutkan  langkah  yang bertujuan untuk membuka kembali pemerintah federal dan mengakhiri penutupan yang telah berlangsung selama 40 hari.

“Pembukaan kembali aktivitas ekonomi akan memulihkan arus data dan menghidupkan kembali ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Desember, tetapi yang lebih penting lagi, hal ini akan mengalihkan fokus pasar kembali ke prospek fiskal AS yang memburuk,” ujar Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank...

Di tempat lain, harga perak naik 3,6% menjadi USD 50,03 per ons, mencapai titik tertinggi sejak 21 Oktober. Harga Platinum naik 1,5% menjadi USD 1.568,41, dan harga paladium naik 2,2% menjadi USD 1.411,33. 

Harga Emas Dunia Naik di Awal Pekan, Didorong Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed

Sebelumnnya, harga emas dunia kembali menunjukkan penguatan pada awal pekan ini setelah menutup perdagangan Amerika Utara dengan hasil positif pada Jumat (7/11/2025). Emas naik 0,64% di akhir pekan, di tengah penutupan sebagian operasi pemerintahan AS dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven.

Logam mulia ini sempat turun ke level terendah di USD 3.974 per ons, namun berhasil bangkit dan ditutup di kisaran USD 4.002. Memasuki sesi Asia pada Senin pagi (10/11/2025), harga emas melanjutkan penguatan dan diperdagangkan di sekitar USD 4.050, mencerminkan sentimen positif lanjutan dari pasar global.

Kenaikan harga emas ini juga ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi.

“Selama harga masih bertahan di atas zona support psikologisnya, peluang penguatan lanjutan sangat terbuka,” ujar analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, dalam keterangan tertulis, Senin (10/11/2025).

Secara teknikal, tren bullish emas masih kuat. Kombinasi sinyal candlestick harian dan posisi Moving Average menunjukkan dominasi pembeli. Jika dorongan naik terus berlanjut, emas berpotensi menembus level resistance di USD 4.083.

Hati-Hati Koreksi Teknikal

Namun, analis mengingatkan potensi koreksi teknikal karena aksi ambil untung jangka pendek. Dalam skenario tersebut, area USD 3.989 menjadi level support penting yang perlu diwaspadai.

Sementara itu, pelemahan data ketenagakerjaan AS turut mendukung harga emas. Laporan Challenger menunjukkan lebih dari 150.000 pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang Oktober — angka tertinggi dalam dua dekade.

Data tersebut memperkuat dugaan bahwa pasar tenaga kerja mulai melemah, sehingga meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Menurut data CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember kini mencapai sekitar 66%. Prospek suku bunga yang lebih rendah membuat emas — yang tidak menawarkan bunga — menjadi lebih menarik bagi investor.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |