Harga Emas Dunia Naik di Awal Pekan, Didorong Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed

2 weeks ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia kembali menunjukkan penguatan pada awal pekan ini setelah menutup perdagangan Amerika Utara dengan hasil positif pada Jumat (7/11/2025). Emas naik 0,64% di akhir pekan, di tengah penutupan sebagian operasi pemerintahan AS dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven.

Logam mulia ini sempat turun ke level terendah di USD 3.974 per ons, namun berhasil bangkit dan ditutup di kisaran USD 4.002. Memasuki sesi Asia pada Senin pagi (10/11/2025), harga emas melanjutkan penguatan dan diperdagangkan di sekitar USD 4.050, mencerminkan sentimen positif lanjutan dari pasar global.

Kenaikan harga emas ini juga ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi.

“Selama harga masih bertahan di atas zona support psikologisnya, peluang penguatan lanjutan sangat terbuka,” ujar analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, dalam keterangan tertulis, Senin (10/11/2025).

Secara teknikal, tren bullish emas masih kuat. Kombinasi sinyal candlestick harian dan posisi Moving Average menunjukkan dominasi pembeli. Jika dorongan naik terus berlanjut, emas berpotensi menembus level resistance di USD 4.083.

Hati-hati Koreksi Teknikal

Namun, analis mengingatkan potensi koreksi teknikal karena aksi ambil untung jangka pendek. Dalam skenario tersebut, area USD 3.989 menjadi level support penting yang perlu diwaspadai.

Sementara itu, pelemahan data ketenagakerjaan AS turut mendukung harga emas. Laporan Challenger menunjukkan lebih dari 150.000 pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang Oktober — angka tertinggi dalam dua dekade.

Data tersebut memperkuat dugaan bahwa pasar tenaga kerja mulai melemah, sehingga meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Menurut data CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember kini mencapai sekitar 66%. Prospek suku bunga yang lebih rendah membuat emas — yang tidak menawarkan bunga — menjadi lebih menarik bagi investor.

Mempertahankan Lintasan Bullish

Selain itu, Indeks Sentimen Konsumen AS yang dirilis University of Michigan turun ke level 50,3, terendah sejak Juni 2022. Data tersebut menambah kekhawatiran terhadap arah ekonomi AS.

Meski kabar tentang kemungkinan berakhirnya penutupan pemerintahan AS dapat menekan harga emas, analis menilai tren jangka menengah masih positif.

“Selama ketidakpastian global tinggi dan arah kebijakan The Fed belum berubah, emas berpotensi mempertahankan lintasan bullish,” tutup Andy Nugraha.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |