Harga Emas Dunia Hari Ini Naik Tipis Tersengat Harapan Suku Bunga The Fed Turun

2 weeks ago 25

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia mencapai level tertinggi hampir tiga minggu pada perdagangan Selasa, 11 November 2025. Kenaikan harga emas ini didorong harapan potensi berakhirnya penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau shutdown pemerintah AS.

Seiring shutdown pemerintah AS segera berakhir, data ekonomi akan kembali rilis sehingga dapat membuka jalan bagi the Federal Reserve (the Fed) untuk memutuskan kebijakan moneter untuk memangkas suku bunga.

Mengutip CNBC, Rabu (12/11/2025), harga emas di pasar spot naik 0,1% menjadi USD 4.118,58 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 23 Oktober. Harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember melemah 0,1% menjadi USD 4.116,30 per ounce.

Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven, juga cenderung diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.

"Para pedagang yakin (data) akan menunjukkan beberapa angka ekonomi yang melemah dan itu akan mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga pada Desember. Hal itu mungkin mendorong sentimen bullish pasar emas dan perak hari ini,” ujar Analis Senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Senat AS pada Senin menyetujui kompromi yang akan mengakhiri penutupan pemerintah terlama yang pernah tercatat. Penutupan ekonomi telah memicu pemadaman data, membuat para pembuat kebijakan dan pasar kehilangan indikator kunci terkait lapangan kerja dan inflasi.

Bank sentral memangkas suku bunga pada rapat terakhirnya, tetapi Ketua the Fed Jerome Powell menekankan, pemangkasan suku bunga lagi tahun ini masih jauh dari pasti. Menurut FedWatch Tool CME, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 64% pada Desember.

Prediksi Harga Emas

Data pekan lalu menunjukkan ekonomi AS kehilangan lapangan kerja pada Oktober, sementara sentimen konsumen merosot ke level terendah dalam tiga setengah tahun pada awal November.

Sementara itu, Gubernur Fed Stephen Miran pada Senin menyatakan pemangkasan sebesar 50 basis poin mungkin tepat untuk Desember, mengingat pasar tenaga kerja yang melemah dan inflasi yang menurun.

UBS mengungkapkan, permintaan emas tahun ini dan tahun depan diperkirakan mencapai level terkuatnya sejak 2011.

"Setiap peningkatan signifikan dalam risiko politik dan pasar keuangan dapat mendorong emas menuju target kenaikan kami di USD 4.700 per ounce,” mereka menambahkan.

Harga Emas Dunia Melonjak di Tengah Keyakinan Berakhirnya Shutdown Pemerintahan AS

Sebelumnya, harga emas dunia melonjak tajam seiring dengan semakin dekatnya kesepakatan anggota parlemen Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri untuk mengakhiri shutdown pemerintah AS terpanjang dalam sejarah. Langkah ini dinilai dapat mengembalikan kejelasan arah kebijakan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga dan likuiditas pasar.

Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (11/11/2025), harga emas batangan naik hingga 2,9% dan sempat diperdagangkan di atas USD 4.115 per ounce.

Gedung Putih pada Senin waktu setempat menyatakan dukungan terhadap kesepakatan bipartisan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan. Hal ini menjadi sebuah perkembangan penting yang meningkatkan peluang pemerintah untuk kembali beroperasi dalam beberapa hari ke depan.

Beri Kejelasan bagi Investor

Kepala riset logam mulia di MKS Pamp SA, Nicky Shiels mengatakan, The Fed kemungkinan akan menambah pasokan uang ke sistem keuangan untuk menutupi penurunan likuiditas selama penutupan pemerintahan. Ia juga menyinggung pernyataan Presiden The Fed New York, John Williams yang menyebut bank sentral mungkin perlu segera memperluas neraca keuangan guna memenuhi kebutuhan likuiditas. 

Shiels menuturkan, logam mulia antara lain emas dan perak cenderung merespons positif saat pasar mendapat tambahan likuiditas atau ketika harga aset lain mengalami kenaikan.

Sementara itu, berakhirnya shutdown pemerintahan akan memberikan kejelasan baru bagi investor terhadap data ekonomi penting seperti data inflasi dan pasar tenaga kerja.

Menurut Ole Hansen, seorang analis dari Saxo Bank, pemulihan aktivitas pemerintahan AS berpotensi membangkitkan kembali ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga pada Desember. Ia menilai, perhatian pasar kini mulai tertuju pada tantangan fiskal AS yang kian memburuk.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |