Eropa Pasar Potensial, Kadin Gelar Forum Implementasi IEU-CEPA

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Menindaklanjuti kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) pada Juuli 2025 lalu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyelenggarakan Diskusi Strategis bertajuk “Unlocking Opportunities: Indonesia–EU CEPA and the Future of Indonesian Exports to Europe”.

“Ini merupakan langkah nyata Kadin atas berbagai lawatan Ketua Umum Kadin Indonesia mendampingi Bapak Presiden Prabowo Subianto,” kata Wakil Ketua Umum bidang Hubungan Internasional Kadin Indonesia Bernardino M Vega, dikutip Jumat (14/11/2025).

Ia melanjutkan, Kemlu dan Kadin Indonesia komitmen bersama untuk memastikan bahwa IEU CEPA memberikan manfaat nyata bagi industri nasional, khususnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor dan memperkuat kerja sama perdagangan berkelanjutan dengan Eropa.

Menteri Luar Negeri, Sugiono, berpandangan transformasi ekonomi global yang tengah berlangsung, selain menghadirkan tantangan yang signifikan juga memunculkan peluang baru bagi Indonesia dan Uni Eropa.

IEU CEPA merupakan representasi dari posisi strategis Indonesia dalam ekonomi global abad ke-21, yang mencerminkan sikap percaya diri, keterlibatan aktif, serta komitmen terhadap kemakmuran yang inklusif dan berkelanjutan.

Kemitraan Strategis Memperkuat Rantai Pasok

Forum dihadiri oleh para Duta Besar negara-negara anggota Uni Eropa, pejabat pemerintah, serta dunia usaha terkait yang diwakili oleh asosiasi baik dari Indonesia maupun Eropa. Diskusi ini diharapkan menjadi wadah strategis untuk dialog kebijakan, keterlibatan dunia usaha, serta refleksi bersama mengenai bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan peluang baru di bawah kerangka IEU CEPA.

Selama lebih dari satu dekade, Kadin Indonesia telah memainkan peran sentral dalam membentuk pendekatan Indonesia terhadap perundingan IEU-CEPA. Sebagai jembatan antara pemerintah, sektor swasta, dan mitra internasional, Kadin secara konsisten memperjuangkan kepentingan dunia usaha dalam isu-isu akses pasar, penyesuaian standar, keberlanjutan, dan daya saing.

Plt. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa Indonesia-EU CEPA bukan hanya instrumen perdagangan, melainkan kemitraan strategis yang memperkuat ketahanan rantai pasok, transisi hijau, dan konektivitas antarmasyarakat.

Melalui kerja sama berkelanjutan dengan Kamar Dagang Eropa, lembaga perdagangan, dan para eksportir, Kadin turut memperkuat konektivitas bisnis jangka panjang serta membangun kepercayaan antara pelaku industri Indonesia dan Eropa.

Seiring dengan masuknya IEU CEPA ke tahap finalisasi, Kadin menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan agar seluruh pelaku usaha Indonesia - baik besar maupun kecil - siap memanfaatkan peluang dari kemitraan komprehensif ini.

Potensi Besar di Pasar Eropa

Sesi diskusi interaktif mempertemukan sektor-sektor unggulan berorientasi ekspor dengan potensi besar di pasar Eropa.

Perwakilan dari berbagai asosiasi yaitu GPEI (Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia), APRISINDO (Asosiasi Persepatuan Indonesia), AGTI (Asosiasi Garmen & Tekstil Indonesia), APKI (Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia) dan GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) menyampaikan pandangan terkait arah kebijakan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa, khususnya dalam konteks keberlanjutan dan peningkatan daya saing ekspor nasional.

Ketua Umum APKI Liana Bratasida, menegaskan pentingnya sinergi antara kebijakan perdagangan dan komitmen lingkungan. “Kita perlu memastikan agar kebijakan perdagangan dan standar lingkungan dapat berjalan beriringan — menjaga daya saing tanpa mengorbankan komitmen terhadap keberlanjutan,” ujarnya.

Dari sektor alas kaki, Dewi dari APRISINDO menyampaikan pandangannya bahwa kerja sama ekonomi ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat posisi produk Indonesia di pasar global. “Kami melihat CEPA sebagai peluang strategis untuk memperkuat daya saing sekaligus memastikan produk Indonesia diakui karena kualitas dan keberlanjutannya,” jelasnya.

Sementara itu, Fadhil Hasan dari GAPKI menyoroti pentingnya perluasan akses pasar bagi komoditas unggulan Indonesia. “Uni Eropa merupakan pasar terbesar ketiga bagi ekspor minyak sawit Indonesia, dan kami berharap dapat memperoleh akses pasar yang lebih luas,” ungkapnya.

Pentingnya Sinergi antara Pemerintah dan Industri

Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan (2011-2014) menyampaikan pandangan terkait arah kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa. Ia menilai pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor industri untuk memastikan keselarasan kebijakan yang berpihak pada kepentingan nasional.

Menanggapi usulan salah satu asosiasi industri, Bayu menyatakan dukungannya terhadap pembentukan kelompok kerja bersama. “Saya mengusulkan adanya working group antara pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan keselarasan teknis dan konteks antara Indonesia dan Uni Eropa,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya strategi jangka panjang agar Indonesia tidak hanya menjadi penyuplai bahan mentah, tetapi juga bagian penting dari rantai pasok global. “Indonesia harus menjadi bagian dari rantai pasok strategis Uni Eropa,” tegasnya.

Diskusi dipandu oleh Didit A. Ratam, Wakil ketua Komite Tetap untuk Eropa, Hubungan Internasional, KADIN Indonesia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |