Dirut Whoosh Mampir ke Kantor Menko Airlangga, Ini yang Dibahas

4 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengelola Kereta Cepat Jakarta Bandung alias Whoosh, Dwiyana Slamet Riyadi, menyambangi Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk bertemu dengan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Dwiyana tiba di Kantor Kemenko Perekonomian sekitar pukul 15.24 WIB. Sebelum beranjak ke atas untuk menemui Menko Airlangga, ia sempat menyampaikan sedikit maksud kedatangannya.

"Cuman update biasa soal KCIC," ujar Dwiyana di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (17/11/2025).

Sekitar 1 jam berselang, Menko Airlangga yang turun hendak beranjak ke luar kantornya juga belum banyak bicara banyak soal pertemuannya dengan Bos KCIC.

"Bersama KCIC pertemuan teknis. (Pembahasannya soal apa?) Teknis, belum kita selesaikan pembahasannya," kata Airlangga singkat.

Adapun pada Senin (17/11/2025) ini, berbagai tokoh bertamu ke Kantor Kemenko Perekonomian untuk berjumpa dengan Airlangga. Mulai dari Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, dan Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani.

Tak Ingin Bebani APBN

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa tidak ingin APBN ikut terbebani oleh utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, alias Whoosh yang dikelola oleh konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Menkeu Purbaya lantas memercayakan tanggung jawab utang Whoosh kepada Danantara, yang juga memayungi beberapa BUMN seperti PT KAI (Persero) yang masuk dalam konsorsium proyek tersebut.

"KCIC dibawah Danantara kan? Kalau dibawah Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa Rp 80 triliun atau lebih," ujar dia via sambungan video dalam Media Gathering APBN 2026 di Bogor, beberapa waktu lalu.

"Harusnya mereka manage dari situ, jangan ke kita lagi. Karena kan kalau enggak ya semuanya ke kita lagi. Jadi jangan kalau enak swasta, kalau enggak enak government (yang ngurusin)," ungkap Purbaya.

Simpan Utang Rp 116 Triliun

Adapun proyek kereta cepat Whoosh menyimpan utang senilai USD 7,3 miliar, atau setara Rp 116 triliun. Kendati begitu, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjamin utang tersebut tidak akan sampai mengganggu operasional kereta api lainnya.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api DJKA Kemenhub Arif Anwar menjamin, utang Whoosh tidak akan mengganggu layanan kereta api dalam skema Public Service Obligation (PSO) atau subsidi. Semisal kereta rel listrik (KRL) yang mendapat PSO, sehingga tarifnya lebih rendah dari harga keekonomian.

"Terkait dengan kereta cepat apakah berpengaruh terhadap PSO, saya rasa enggak ya," tegas Arif di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta beberapa waktu lalu.

Lantaran, pemerintah tidak menempatkan anggaran untuk operasional kereta cepat Whoosh, yang murni ditangani oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melalui skema business to business (B2B).

"Kereta cepat ini B2B KCIC, jadi enggak ada sangkut pautnya dengan PSO. Karena kita enggak memberikan subsidi untuk kereta cepat," seru Arif.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |