Dampak Shutdown AS Mulai Terasa, Pasar Emas Terguncang

4 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menutup pekan ini dengan posisi kurang menguntungkan setelah momentum bullish bertabrakan dengan tekanan jual teknikal yang cukup kuat. 

Sepanjang pekan, pergerakan emas cenderung tidak memiliki arah yang jelas karena investor merespons dinamika ekonomi yang berubah cepat. Situasi ini membuat pasar sulit mempertahankan optimisme yang muncul di awal pekan.

Dikutip dari Kitco.com, Minggu (16/11/2025), emas sempat menyentuh level di atas USD 4.200, namun gagal mempertahankan posisinya. Sentimen pasar berubah ketika pelaku pasar mulai mengurangi ekspektasi mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan. Kondisi ini memicu gelombang aksi ambil untung di berbagai instrumen, termasuk emas.

Meskipun pada akhirnya emas menutup pekan dengan kenaikan sekitar 2%, harga komoditas itu tetap turun lebih dari 3% dari level tertinggi minggu ini. Pergerakan tajam tersebut menunjukkan tingginya volatilitas yang dipicu kombinasi faktor teknikal dan ketidakpastian kebijakan moneter. Para analis menilai, reli emas sebelumnya memang terlalu agresif.

Namun, penurunan harga sebesar 3% hanya karena The Fed menahan diri untuk saat ini dinilai sebagian pelaku pasar sebagai reaksi berlebihan. Mereka menilai, fokus utama seharusnya tetap pada fundamental jangka panjang, bukan pada spekulasi jangka pendek terhadap keputusan satu pertemuan Federal Reserve.

Dampak Penutupan Pemerintah AS Mulai Terasa

Di sisi lain, pasar juga dibayangi oleh dampak penutupan pemerintah Amerika Serikat yang berlangsung selama 43 hari, terlama dalam sejarah negara tersebut. 

Penutupan ini menyebabkan sejumlah data ekonomi penting tidak terkumpul, termasuk inflasi konsumen (CPI) untuk bulan Oktober. Karena pengumpulan data dilakukan secara manual, sebagian data kini hilang secara permanen.

Hilangnya data ekonomi tersebut menjadi tantangan besar bagi ekonom yang mengandalkan data historis untuk membuat model dan proyeksi ekonomi. Ketiadaan data yang semestinya menjadi indikator utama membuat analisis menjadi kurang akurat dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini turut mempengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |