Bos Danantara Minta Garuda Indonesia Negosiasi Ulang Kerja Sama 'Codeshare' dengan Maspakai Lain

4 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) menilai kerja sama codeshare Garuda Indonesia belum efektif. Untuk itu, maskapai pelat merah diminta segera melakukan negosiasi ulang skemanya.

Managing Director Danantara, Febriany Eddy mengatakan perbaikan operasional grup Garuda Indonesia menjadi prioritas saat ini. Termasuk pada kerja sama dengan maskapai lain soal jangkauan ke rute-rute internasional.

"Dia harus kerja, alliances dia, kerja sama dia dengan penerbangan lain untuk mengambil rute-rute tertentu di internasional juga mesti pintar-pintar lah," ungkap Febri dalam temu media di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Dia memandang kerja sama itu belum begitu menguntungkan bagi Garuda Indonesia. Justru, lebih cenderung memihak kepada maskapai lain. "Kalau kita lihat sekarang ini belum terlalu efektif justru code share ini lebih in favor of partner dia dibanding Garuda sendiri," tegas dia.

Untuk itu, Febri meminta Garuda Indonesia untuk melakukan negosiasi ulang kerja sama codesharing dengan maskapai internasional. "Jadi dia mesti renegotiate ulang semua rute-rute dan codeshare tersebut yang globally," pintanya.

Sebagai informasi, Garuda Indonesia punya beberapa kerjasama codeshare dengan maskapai lain seperti Japan Airlines untuk rute ke beberapa lokasi seperti Tokyo, Haneda, Jakarta, hingga Bali. Ada sekitar 34 rute yang dijalankan. Contoh lainnya codeshare Garuda Indonesia dan Singapore Airlines ke beberapa rute domestik.

Penerbangan Harus Untung

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) tengah menggenjot upaya pemulihan operasional grup Garuda Indonesia. Namun, rute yang dilayani harus menguntungkan agar tidak membebani keuangan perusahaan.

Managing Director Danantara, Febriany Eddy menargetkan seluruh pesawat Garuda Indonesia dan Citilink harus beroperasi pada 2026. Hanya saja, penerbangannya harus didominasi oleh rute yang menguntungkan.

"Setelah dia return to service, tentu paralel harus dikerjakan. Kalau dia terbang, dia terbang rute mana? Rute-nya harus yang profitable harus lebih banyak pastinya," kata Febri dalam temu media di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Rute-Rute Menguntungkan

Dia mengantongi data kalau keuntungan maskapai dari tingkat keterisian pesawat cukup kecil. Maka dari itu, operasional yang menguntungkan harus bisa dicapai.

Meskipun, Febri mengamini tidak semua rute yang dilayani akan memberikan keuntungkan ke maskapai pelat merah. Tapi dia menegaskan mayoritas rute harus bisa memberikan untung.

"Mungkin 100 persen gak bisa di airline manapun juga gak ada yang 100 persen dia profitable. Tapi jumlah rute profitable harus naik significantly dan itu harus menjadi backbone Garuda. Jangan sampai dia pesawatnya terbang terus dia ngambil rute negatif," tegas Febri.

Semua Pesawat Garuda Harus Terbang

Diberitakan sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memandatkan seluruh pesawat grup PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk harus bisa terbang pada 2026, tahun depan. Hal ini untuk memperbaiki keuangan dari sisi operasional perusahaan.

Managing Director Danantara, Febriany Eddy mengatakan injeksi modal ke Garuda Indonesia itu harus digunakan untuk memperbaiki pesawat. Maka, pada 2026 tahun depan seluruhnya harus bisa membali mengudara.

"Jadi prioritas pertama itu RTS, return to service. Target kita adalah tahun depan itu semua yang sudah grounded aircraft itu yang hari ini grounded aircraft, semua bisa terbang. Tentu dia gradual ya," ungkap Febri dalam temu media di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |