Bobibos Jadi Angin Segar Penuhi Kebutuhan Energi Indonesia

2 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Pakar Energi Ira Herawati menyarankan pemerintah untuk mengkaji bahan bakar alternatif dari limbah pertanian bernama Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos atau disingkat Bobibos.

Ira menjelaskan Bobibos merupakan angin segar bagi pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia, tetapi membutuhkan pembuktian lebih lanjut oleh lembaga yang kredibel.

“Jadi, saya pikir ini sesuatu hal yang angin segar dan perlu diberi ruang untuk apresiasi, tetapi juga memang perlu pembuktian lebih lanjut," ujar Ira dikutip dai Antara, Sabtu (15/11/2025).

Senada dengan Ira, Pengamat Ekonomi Riyadi Mustofa mengapresiasi kehadiran Bobibos, dan tetap mendorong dilakukannya beragam uji coba sebelum dijual secara umum ke masyarakat.

Menurut Riyadi, uji laboratorium dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dapat membuktikan klaim Bobibos yang ada saat ini.

"Kalau sudah komersial, memiliki nilai ekonomis, ya harus diurus izinnya. Harus ada izin operasional, tata cara pembuatannya, maupun izin edar karena itu barang dijual," ujarnya.

Sebelumnya, pada 11 November 2025, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia merespons kehadiran Bobibos dan mengatakan kementeriannya akan mempelajari terlebih dahulu.

Diketahui, Bobibos merupakan inovasi dari PT Inti Sinergi Formula yang diperkenalkan kepada publik pada 2 November 2025 di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Bahan bakar tersebut berasal dari limbah pertanian, dan dikembangkan oleh M. Ikhlas Thamrin bersama tim risetnya.

Adapun Bobibos diklaim sebagai bahan bakar berperforma tinggi yang setara dengan research octane number atau RON 98, dan ramah lingkungan.

Viral Bobibos Disebut Jadi Alternatif BBM, Kementerian ESDM Buka Suara

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal ramainya bahan bakar minyak (BBM) alternatif dari tumbuhan. Menyusul ramainya dibicarakan soal Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! (Bobibos), yang diklaim jadi alternatif BBM.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian ESDM, Laode Sulaeman pada dasarnya mengapresiasi inovasi anak bangsa yang menemukan bahan bakar kendaraan. Meski begitu, untuk benar-benar bisa jadi bahan bakar, perlu proses sertifikasi yang cukup panjang.

"Saya tidak berani menyebut nama dan lain-lain.Saya juga tidak ingin mengurangi apresiasi saya terhadap inovasi anak bangsa," kata Laode, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

"Tapi seperti saya jelaskan tadi, untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar, itu minimal 8 bulan. Baru kita bisa putuskan apakah ini layak atau tidak layak," sambungnya.

Laode menuturkan, memang ada pihak yang mengusulkan uji ke laboratorium milik Kementerian ESDM. Sekalipun hasil ujinya menunjukkan tingkat kandungan yang bisa digunakan sebagai bahan bakar, tapi belum sepenuhnya disebut resmi.

"Kalau minta uji berarti kan hasilnya laporan hasil uji, bukan sertifikasi ya. Ini saya perlu luruskan disini biar tidak terjadi simpang siur. Kemarin saya juga dapat, oh sudah disertifikasi. Saya luruskan disini bahwa ini belum disertifikasi," tuturnya.

Bisa Kerja Sama

Laode menerangkan, agar bisa dinyatakan menjadi BBM resmi, maka perlu ada tahapan yang dijalankannya. Salah satu opsinya, badan usaha bekerja sama dengan Kementerian ESDM.

"Bisa dikerjasamakan. Jadi badan usaha, kerja sama dengan kementerian ESDM, kita siapkan bagaimana mekanisme ujinya dan lain-lain, baru bisa seperti itu," katanya.

Dia menerangkan lagi, banyak pihak yang sebelumnya sudah mencanangkan alternatif BBM, tak hanya Bobibos yang dibicarakan belakangan ini. "Seperti ini banyak, tapi kita tidak ingin menanggapi satu per satu lah. Saya ingin menyampaikan prosedur legal bagaimana suatu BBM tersebut disahkan oleh pemerintah untuk menjadi bahan bakar resmi," tandasnya.

Inovasi Bobibos

Bermula dari kegelisahannya saat masih muda. M Ikhlas Thamrin sebagai seorang mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan Istana, Negara, Jakarta belasan tahun lalu.

Ikhlas menuntut agar kala itu, Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Namun besoknya, Pak SBY tetap menaikkan harga BBM," kata Ikhlas.

Dari sini, Ikhlas mulai mencari cara bagaimana menciptakan bahan bakar yang murah untuk rakyat Indonesia. Selama bertahun-tahun, dia bertemu dengan orang-orang hebat. Uji coba demi uji coba dilakukan. Hingga akhirnya, dia dan tim menemukan BOBIBOS, bahan bakar orisinil buatan Indonesia Bos.

“Kami ingin membuktikan bahwa bangsa ini mampu berdiri di atas kaki sendiri melalui ilmu pengetahuan. Setelah lebih dari 10 tahun riset mandiri, akhirnya kami menghadirkan bahan bakar yang murah, aman, dan beremisi rendah,” ujar Ikhlas, Founder BOBIBOS saat peluncuran bahan bakar nabati tersebut, di Jonggol, Jawa Barat, Minggu (2/11/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |