Bank di Wall Street Wall Street Berlomba Telusuri Dampak Peretasan Data Situs AMC

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bank besar wall street tengah bergerak cepat menilai potensi dampak peretasan besar-besaran yang menimpa Situs AMC, perusahaan penyedia data real estat dan hipotek yang digunakan ribuan institusi keuangan. Insiden ini memicu penyelidikan untuk mengetahui data apa saja yang dicuri dan klien mana yang terdampak.

SitusAMC, yang berbasis di New York dan memiliki sekitar 1.500 klien, mengonfirmasi catatan akun serta dokumen hukum milik sebagian pelanggan telah diakses peretas. Dalam pernyataannya pada Sabtu malam, perusahaan itu mengatakan seluruh layanan kini kembali normal. 

"Insiden ini kini telah terkendali dan layanan kami beroperasi penuh. Tidak ada malware enkripsi yang terlibat,” kata pihak SitusAMC, demikian seperti dikutip dari CNN, Senin (24/11/2025).

Akses Ilegal Sejak 12 November

Perusahaan mendeteksi akses tidak sah ke sistem internal pada 12 November 2025. Beberapa hari kemudian, mereka mulai mengirimkan notifikasi kepada klien yang berpotensi terdampak di antaranya JPMorgan Chase dan Citi, menurut sumber yang mengetahui kasus tersebut. Namun, hingga kini belum dapat dipastikan klien mana saja yang datanya benar-benar diambil oleh pelaku.

JPMorgan Chase dan Citi menolak memberikan komentar terkait masalah ini.

FBI Ikut Turun Tangan

Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas peretasan tersebut. FBI telah membuka penyelidikan resmi untuk mengusut kasus ini.

“Meskipun kami bekerja sama dengan organisasi terdampak untuk memahami potensi dampaknya, kami belum mengidentifikasi gangguan operasional pada layanan perbankan,” ujar Direktur FBI, Kash Patel. “Kami tetap berkomitmen mengungkap pihak yang bertanggung jawab dan menjaga keamanan infrastruktur penting.”

Alarm Keras bagi Industri

Sektor Keuangan Tetap Jadi Target

Bank-bank besar meski menggelontorkan ratusan juta dolar AS setiap tahun untuk memperkuat keamanan siber, para ahli menilai sektor ini tetap menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan digital. Kompleksitas ekosistem perbankan, yang melibatkan banyak vendor dan mitra teknologi, menciptakan celah risiko yang terkadang sulit dideteksi.

Kepala Infrastruktur Digital di perusahaan keamanan siber TPO Group, Munish Walther Puri menyebut insiden SitusAMC sebagai alarm keras bagi industri.

"Pelanggaran ini menjadi pengingat bahwa titik terlemah bisa saja tersembunyi dalam kemitraan teknologi dan ketergantungan vendor yang menopang operasi kritis," ujarnya.

"Ketika satu vendor gagal, dampaknya dapat membuka jaringan risiko tak terlihat yang mengikat sektor ini. Ketahanan adalah tanggung jawab bersama.”

Investigasi masih berlangsung, dan para pelaku industri kini menunggu kejelasan seberapa luas dampak peretasan ini bagi dunia perbankan dan real estat.

Adidas Peringatkan ada Peretasan Data Pribadi Konsumen

Sebelumnya, Produsen pakaian olahraga terkemuka asal Jerman, Adidas, belum lama ini mengumumkan ada pihak eksternal yang memperoleh data konsumen secara tidak sah.

Peretas ini mendapatkan data pribadi konsumen melalui penyedia layanan pelanggan pihak ketiga. Meski begitu, diungkap Adidas, data yang berhasil diambil alih bukanlah kata sandi maupun data kartu kredit.

"Kami segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi peretasan dan meluncurkan penyelidikan komprehensif, bekerja sama dengan para ahli keamanan informasi terkemuka," kata Adidas, dikutip dari Reuters, Senin (26/5/2025).

Adapun data yang diretas sebagian besar terdiri dari informasi kontak terkait konsumen yang pernah menghubungi kanal bantuan layanan pelanggan Adidas.

"Adidas dalam proses menginformasikan kepada konsumen yang terdampak," kata pihak Adidas berbicara tentang peretasan Adidas.

Jenis Data yang Diretas

Sementara itu, Hurriye Daily News dalam pemberitaannya menyebutkan, dalam email yang dikirimkan kepada sejumlah pelanggan di Turki mengungkapkan, detail seperti nama lengkap, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir, hingga jenis kelamin merupakan data-data yang mungkin telah diretas.

Pelanggan Diminta Berhati-hati

"Para pelanggan terhormat, kami ingin menginformasikan tentang situasi yang berdampak pada data pribadi Anda," kata pihak Adidas melalui emailnya kepada pelanggan.

Adidas juga meyakinkan mereka mengambil langkah cepat untuk meningkatkan sistem keamanan dan mencegah terjadinya pelanggaran serupa.

Untuk itu, para pelanggan disarankan untuk terus berhati-hati terhadap adanya kemungkinan percobaan phishing atau komunikasi mencurigakan dari berbagai pihak.

Sejauh ini belum ada laporan penyalahgunaan data yang diretas. Sayangnya, Adidas tak menyebut berapa banyak data pelanggan yang terdampak peretasan ini.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |