91 Persen Angkutan Logistik Masih Bertumpu pada Truk

1 week ago 20

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan mayoritas angkutan logistik masih mengandalkan truk. Padahal, kondisi geografis Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan.

Dia menyoroti tingginya porsi angkutan melalui jalur darat. Dalam catatannya, 91 persen angkutan logistik menggunakan tranaportasi darat seperti truk.

"Jadi walaupun kita negara maritim, 17.000 pulau tadi, kita 91% menyandarkan logistik kita, transportasi kita pada moda darat padahal kita bukan negara kontinental. Jadi ini sebuah PR besar," ungkap AHY dalam ALFI Convex 2025, di ICE BSD, Rabu (12/11/2025).

Dia mengatakan, tingginya ketergantungan angkutan logistik ini menjadi tantangan nyata. Tak hanya bagi pemerintah, tapi juga pelaku industri dan pengusaha. Harapannya, penggunaan angkutan laut, udara, hingga kereta api bisa dimaksimalkan lagi.

"Share-nya kecil sekali kereta juga begitu masih kecil sekali," katanya.

"Padahal kalau kita bisa tingkatkan kapasitasnya, maka akan menurunkan beban jalan raya dan juga akan meningkatkan efisiensi sekaligus meningkatkan upaya kita dalam mencapai net zero emission," tutur dia.

Kereta Api Lebih Efisien

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan angkutan logistik menggunakan kereta api jauh lebih efisien dibandingkan truk. Baik dari sisi konsumsi bahan bakar hingga sumbangan emisi karbon yang dihasilkan.

Pada konteks angkutan logistik, satu rangkaian kereta mampu mengangkut setara dengan 30 truk. Jumlah tersebut bisa diasumsikan setara dengan angkuta 1.000 orang dalam satu kali jalan.

"Dari data, satu trainset itu bisa setara dengan mengangkut muatan 30 truk. Kalau orang, itu bisa 1.000 penumpang per rangkaian," ungkap AHY dalam ALFI Convex 2025, di ICE BSD, Rabu (12/11/2025).

Hemat Energi dan Minim Emisi

Dia turut menyampaikan bukti efisiensi lainnya. Yakni, soal ketepatan waktu dari kereta yang mencapai 99 persen. Ini mengacu pada masa lebaran 2025 lalu.

"Kemudian, hemat energi, lebih ramah terhadap lingkungan, mengapa? Karena konsumsi bahan bakar ini untuk kereta (logistik), dalam satu liter kereta itu 199 kilometer. Sedangkan untuk truk, satu liter itu 56 kilometer. Jadi, kereta 3 sampai 4 kali lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar," beber dia.

AHY merujuk pada laporan Asian Transport Outlook 2024. Laporan itu menunjukkan sektor kereta api tidak berkontribusi pada emisi CO2. "Karena lagi-lagi yang paling signifikan kontribusi emisinya adalah di sektor darat, dan juga sektor laut, Darat itu 8,89 persen, dan sektor laut 5 persen," beber dia.

KAI Angkut 17 Juta Ton Barang

Sebelumnya, KAI Logistik mencatat, hingga akhir September, perusahaan telah mengelola lebih dari 17 juta ton barang dari berbagai segmen layanan. Capaian ini mencerminkan kuatnya performa operasional sekaligus hasil nyata dari strategi bisnis berkelanjutan yang dijalankan sepanjang tahun.

Direktur Utama KAI Logistik, Fredi Firmansyah, menegaskan bahwa capaian tersebut menjadi bukti efektivitas strategi perusahaan dalam memperkuat fondasi bisnis dan meningkatkan produktivitas.

“KAI Logistik mencatatkan kinerja positif di triwulan III. Pertumbuhan di hampir seluruh segmen layanan menunjukkan kepercayaan pelanggan yang terus meningkat. Capaian ini tidak lepas dari berbagai langkah strategis, mulai dari peningkatan kompetensi operasional, digitalisasi proses layanan, hingga penguatan infrastruktur logistik di berbagai daerah,” jelas Fredi.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |