Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) tidak mempermasalahkan jika barang-barang asal Amerika Serikat masuk ke Indonesia tanpa tarif, menyusul kesepakatan mengenai tarif impor yang diumumkan Presiden AS, Donald Trump, beberapa waktu lalu.
Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, tidak memandang tarif nol persen untuk produk AS sebagai sebuah masalah. Menurutnya, produk-produk tersebut tidak akan bersaing langsung dengan UMKM lokal.
"Enggak masalah. Impor Amerika masuk sini tidak mengganggu UMKM, kecuali yang raw material-nya — dari dulu juga kita beli. Tapi kalau misalnya datang baju, itu pasti enggak matiin UMKM, malah itu yang kita minta dipermudah," ungkap Budihardjo saat ditemui di Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Ia mengatakan, barang-barang dari AS yang masuk ke pasar Tanah Air cenderung merupakan produk premium. Bahkan, sebagian sudah ada yang diproduksi di dalam negeri, seperti sepatu Nike.
Hasil kesepakatan tarif dengan Trump ini, menurutnya, akan membawa angin segar bagi peritel dan pelaku bisnis pariwisata. Harapannya, barang impor bisa dijual lebih murah di Indonesia dan menarik turis mancanegara untuk berbelanja di Tanah Air.
"Retail (dapat) angin segar, dan juga termasuk untuk perdagangan tourism. Artinya nanti kita, misalnya, produk Amerika di Indonesia di premium outlet paling murah — siapa tahu bisa begitu. Jadi orang di Singapura kalau belanja ke Indonesia aja lah, itu kan bagus. Kita harapkan orang bawa uang ke Indonesia kok," bebernya.
Produk Kelas Atas
Budihardjo kembali menegaskan bahwa ada perbedaan segmen konsumen antara produk impor AS dan produk dalam negeri. Karena itu, ia menilai kehadiran produk AS tidak akan mengganggu pasar lokal.
"Iya, produk Amerika kelas atas lah. Nah, kelas atas sekarang belanjanya di luar negeri, jadi tarik balik lah. Jadi ini tepat sih kalau saya bilang, kasih aja," ucapnya.
Budihardjo justru mengkhawatirkan apabila tarif nol persen berlaku untuk produk dari China.
"Segmennya beda. Yang dikhawatirkan produk dari China. Kalau 0 persen (produk) China, waduh jangan. Nol persen Amerika, enggak apa-apa. Itu enggak apa-apa," tandasnya.
RI Banjir Produk Impor
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai potensi banjir produk impor setelah adanya tarif bea masuk yang lebih rendah dari Amerika Serikat.
Menurutnya, meskipun penurunan tarif ini membuka peluang ekspor Indonesia, perlu ada antisipasi serius terhadap lonjakan produk asing yang masuk ke pasar domestik.
"Kita harus hati-hati terhadap potensi banjir produk. Karena dengan tarif preferensi tinggi, bisa muncul praktik dumping," kata Shinta saat ditemui di kantor DJP, Rabu (23/7/2025).
Ia menekankan bahwa fenomena ini bisa terjadi, terutama jika negara-negara lain memanfaatkan skema tarif rendah untuk mendistribusikan produknya secara agresif ke Indonesia.
Bisa Bahayakan Industri Lokal
Shinta menilai, kondisi tersebut bisa membahayakan industri dalam negeri — terutama sektor-sektor yang belum siap bersaing secara efisien. Tanpa perlindungan yang cukup, industri lokal bisa tergerus oleh produk impor yang lebih murah karena adanya manipulasi harga atau subsidi dari negara asal.
Oleh karena itu, Apindo mendorong pemerintah agar segera menyiapkan langkah mitigasi. Salah satu yang diusulkan adalah penerapan kebijakan anti-dumping yang tegas serta peningkatan pengawasan terhadap arus barang masuk, khususnya dari negara-negara mitra dagang utama.
"Jadi, kami minta pemerintah menyiapkan anti-dumping measures. Belum lagi masalah impor ilegal, itu juga harus diperhatikan," ujarnya.