Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mengungkapkan, proses pembangunan Stasiun Manggarai masih akan terus dilakukan. Direncanakan akan menjadi stasiun sentral yang lebih luas.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan, Stasiun Manggarai memiliki peran sebagai stasiun integrasi dan simpul moda transportasi utama di Jakarta. Stasiun yang dibuka sejak 1 Mei 1918 ini juga menjadi titik pertemuan Commuter Line Jabodetabek dengan Commuter Line Basoetta.
Terlebih lagi, Stasiun Manggarai juga merupakan stasiun bersejarah yang ditetapkan sebagai cagar budaya, menandai perannya dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Dengan usia 107 tahun, stasiun ini telah tumbuh jadi stasiun tersibuk di seluruh Indonesia.
"Melayani 739 perjalanan kereta api yang terdiri dari 704 perjalanan Commuter Line dan 35 perjalanan KA Jarak Jauh setiap harinya. Tak ayal, selain menjadi stasiun transit tersibuk, juga menjadi stasiun integrasi antarmoda yang ada di wilayah Jakarta," ujar Joni, Rabu (23/7/2025).
Selain itu, ia menambahkan, Stasiun Manggarai juga merupakan bagian dari perubahan dalam sejarah layanan KRL Commuter Line. Pada Mei 2022 lalu, KAI Commuter bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan melakukan perubahan layanan pengguna Commuter Line Jabodetabek.
"Perubahan ini juga merupakan salah satu proses perubahan budaya dalam menggunakan Commuter Line, khususnya Commuter Line Bogor dan Commuter Line Bekasi," jelas Joni.
"Pengguna Commuter Line jadi memiliki lebih banyak opsi, lebih leluasa menjangkau moda transportasi yang terintegrasi, juga lebih efisien dalam perjalanan," dia menambahkan.
Simpul Perjalanan Commuter Line
Stasiun Manggarai juga berfungsi sebagai stasiun simpul perjalanan KRL Commuter Line ke berbagai tujuan di wilayah Jabodetabek. Saat ini, Stasiun Manggarai memiliki 2 lantai dengan 12 jalur aktif untuk layanan perjalanan kereta api, dengan rata-rata sebanyak 180-190 ribu orang pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek per harinya yang transit di stasiun ini.
Dari data yang tercatat, total pengguna yang transit di stasiun ini pada 2024 lalu sebanyak 57,9 juta pengguna. Lebih banyak 11 persen jika dibanting pada tahun 2023 yaitu sebanyak 52,2 juta pengguna. Angka tersebut juga mengalami peningkatan 43 persen jika dibanding tahun 2022 pada awal perubahan layanan di Satsiun Manggarai yaitu sebanyak 36,6 juta pengguna transit.
"Sementara itu, sebanyak 15.142 orang pengguna Commuter Line Jabodetabek dan sebanyak 1.143 orang pengguna Commuter Line Basoetta yang naik di stasiun ini pada hari kerja..Sedangkan yang turun di sini mencapai 13.630 untuk Jabodetabek, dan 1.229 untuk Basoetta," imbuh Joni.
Volume Pengguna Terus Meningkat
Sementara itu, dari sisi volume pengguna di Stasiun Manggarai juga memiliki tren yang terus meningkat. Pada 2022, rata-rata volume pengguna kurang lebih sebanyak 14 ribu orang per hari. Sedangkan pada 2023, tercatat sebanyak 16 ribu orang per harinya, atau naik sebesar 14 persen. Pada 2024 juga mengalami peningkatan 6 persen dari 2023, atau sebanyak 17 ribu orang per harinya.
Joni menambahkan bahwa pergerakan pengguna KRL Commuter Line pada hari kerja di Stasiun Manggarai masih terfokus pada jam sibuk pagi hari, mulai pukul 06.00–09.00 WIB dan sore hari mulai pukul 16.00–19.00 WIB.
Dengan lokasi yang strategis di tengah kota, stasiun ini memiliki kemudahan untuk mobilitas masyarakat yang akan menggunakan transportasi KRL Commuter Line dan moda transportasi terkoneksi. Terlebih lagi, Stasiun Manggarai terintegrasi dengan TransJakarta yang menghubungkan wilayah-wilayah yang ada di Kota Jakarta. Selain itu, juga tersedia pick-up point atau titik jemput untuk angkutan online dan angkutan lanjutan lainnya.
Integrasi Antar Moda
KAI Commuter terus berkoordinasi dengan DJKA Kementerian Perhubungan terkait proses pembangunan stasiun integrasi ini. Stasiun Manggarai akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
"Integrasi antara kereta api, bus, dan moda transportasi lainnya akan menciptakan ekosistem transportasi yang saling melengkapi dan memberikan solusi transportasi yang lebih terjangkau, cepat, dan ramah lingkungan," pungkas Joni.