Liputan6.com, Jakarta - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau harga emas Antam di awal pekan ini turun Rp 5.000 jika dibanding dengan perdagangan pada hari Minggu kemarin.
Mengutip laman logammulia.com, harga emas Antam hari ini Senin (28/4/2025), dipatok Rp 1.960.000 per gram. Sebelumnya harga emas Antam dipatok Rp 1.965.000 per gram.
Sedangkan untuk harga emas Antam buyback hari ini juga turun Rp 5.000. Harga emas Antam buyback dipatok Rp 1.809.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas yang dimiliki, Antam akan membelinya di harga Rp 1.809.000 per gram.
Untuk diketahui, harga emas Antam tertinggi disentuh pada Selasa, 22 April 2025 di angka Rp 2.016.000 per gram. Sedangkan untuk harga emas Antam buyback di angka Rp 1.1865.000 per gram.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Perlu diingat harga emas dapat bervariasi tergantung pada penjual dan lokasi, dan PPh 22 juga berlaku untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal lebih dari Rp 10 juta.
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini
- Harga emas 0,5 gram: Rp 1.030.000.
- Harga emas 1 gram: Rp 1.960.000.
- Harga emas 2 gram: Rp 3.864.000.
- Harga emas 3 gram: Rp 5.776.000.
- Harga emas 5 gram: Rp 9.604.000.
- Harga emas 10 gram: Rp 19.130.000.
- Harga emas 25 gram: Rp 47.662.500.
- Harga emas 50 gram: Rp 95.205.000.
- Harga emas 100 gram: Rp 190.290.000.
- Harga emas 250 gram: Rp 475.337.500.
- Harga emas 500 gram: Rp 950.375.000.
- Harga emas Antam 1.000 gram: Rp 1.900.600.000.
Prediksi Harga Emas di Akhir April 2025, Siap-Siap Ada Kejutan
Pekan keempat April 2025 menjadi salah satu minggu yang penuh gejolak bagi pasar logam mulia dan global, di tengah ketegangan perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden Trump. Harga emas, yang sempat mencatatkan rekor tertinggi baru, akhirnya mengalami tekanan jual besar-besaran.
Melansir Kitco News, Senin (28/4/2025), harga emas dunia di pasar spot mengawali minggu ini dengan harga USD 3.338,38 per ons. Dalam dua hari pertama perdagangan, logam mulia ini terus melonjak tanpa hambatan.
Harga emas sempat menyentuh USD 3.385 pada Minggu malam dan bahkan melonjak ke US 3.420 per ons saat pembukaan pasar Amerika Utara, meskipun volume perdagangan pada hari Senin Paskah cukup tipis.
Pasar Asia kemudian mengambil alih, mendorong harga emas spot dari UDS 3.417 menjadi rekor tertinggi sepanjang masa di USDS 3.500 per ons pada. Ini menjadi salah satu lonjakan satu hari paling impresif dalam sejarah pergerakan harga emas beberapa tahun terakhir.
Namun, reli tersebut tidak bertahan lama. Kombinasi aksi ambil untung (profit taking) dan pernyataan dari pemerintahan Trump yang melunak terkait perang dagang memicu tekanan jual besar-besaran.
Prediksi Pelaku Pasar
Survei Emas Mingguan Kitco News menunjukkan hanya sedikit analis industri dan pedagang ritel yang masih mempertahankan pandangan bullish terhadap emas setelah aksi jual tajam ini.
Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day mengakui tren jangka pendek saat ini cenderung menurun, meski faktor fundamental yang mendorong kenaikan emas ke USD 3.500 masih tetap ada.
"Kemungkinan lebih banyak konsesi dalam perang tarif AS-Tiongkok, serta meningkatnya kekhawatiran tentang resesi, akan menekan emas dalam waktu dekat, jadi TURUN untuk minggu depan," kata Day dikutip dari Kitco News.
Sebaliknya, Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International, melihat potensi rebound.
"Naik, aksi ambil untung berjalan lancar minggu ini, dan emas mulai merangkak naik lagi ke level tertinggi baru-baru ini mendekati USD 3.500 minggu depan. Pelemahan dolar AS, ketidakpastian atas geopolitik, tarif, dan Fed semuanya berkontribusi untuk memberi angin pada emas minggu mendatang,” ujar Checkan.
Volatilitas Emas
Sementara itu, Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Options, memberikan analisa mendalam soal volatilitas emas baru-baru ini. Menurutnya, kenaikan USD 500 pada emas terjadi secepat kilat.
Grady mengingatkan pentingnya memperhatikan volume dan minat terbuka dalam perdagangan. Ia mengatakan, meskipun terjadi lonjakan harga, tidak ada peningkatan margin yang signifikan, yang mengindikasikan banyak spekulan lemah ikut terlibat.
“Saya pikir banyak spekulan masuk, mereka melihat pasar, ‘Hei, harganya naik setiap pagi! Saya bangun, harganya naik seratus dolar. Saya akan ambil posisi beli dan mulai memperdagangkannya. Saya pikir itulah sebabnya kita melihat penurunan dramatis ini,” jelasnya.
Grady memperkirakan level support kuat untuk emas berada di sekitar USD 3.000. Untuk pekan depan, Grady memperkirakan harga emas akan bergerak stabil di sekitar level saat ini, sambil menunggu perkembangan positif dari negosiasi perdagangan internasional.
Hasil Survey Kitco
Pada pekan keempat April 2025, 13 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dengan mayoritas Wall Street kini bersikap pesimis terhadap logam mulia tersebut.
Enam pakar, atau 46%, memperkirakan harga emas akan naik selama pekan terakhir April 2025, sementara tujuh analis, yang mewakili 54% sisanya, memperkirakan harga logam kuning akan turun. Tidak ada yang memperkirakan emas akan stabil minggu depan.
Sementara itu, 316 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan Main Street juga mengabaikan bias bullish yang telah berlangsung lama. 152 pedagang eceran, atau 48%, memperkirakan harga emas akan naik lebih tinggi minggu depan, sementara 92 lainnya, atau 29%, memperkirakan emas akan diperdagangkan lebih rendah. Sebanyak 72 investor yang tersisa, yang mewakili 23% dari total, memperkirakan harga akan berkonsolidasi selama minggu depan.
Sentimen Sepekan
Setelah minggu yang relatif lambat untuk indikator, data ketenagakerjaan AS akan menjadi pusat perhatian minggu depan, dengan rilis lowongan pekerjaan JOLTS pada hari Selasa, data ketenagakerjaan ADP pada Rabu, dan klaim pengangguran mingguan pada Kamis dan berpuncak dengan laporan penggajian nonpertanian April pada Jumat pagi.
Pasar juga akan memperhatikan Pemilihan Federal Kanada pada hari Senin, Kepercayaan Konsumen AS pada hari Selasa, PDB Q1 Lanjutan AS, Penjualan Rumah Tertunda, dan pertemuan kebijakan moneter Bank Jepang pada Rabu, dan PMI Manufaktur ISM pada hari Kamis.