Kadin Jakarta Tegaskan Pentingnya Transformasi Digital Berbasis AI

7 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri Jakarta (Kadin Jakarta) sekaligus Co-Chairman Association of Digital Leader Indonesia (ADI), Arif Ilham Adnan, menekankan pentingnya transformasi digital berbasis kecerdasan artifisial (AI) sebagai elemen kunci dalam mendorong daya saing dan ketahanan ekonomi. 

Hal itu disampaikannya dalam sambutan pembukaan World AI Show yang berlangsung di Jakarta, Selasa (8/7/2025), di JW Marriott Hotel, Jakarta.

Arif menyebutkan teknologi AI bukan lagi sekadar inovasi, melainkan telah menjadi kekuatan transformatif utama yang mengubah wajah industri, ekonomi, dan masyarakat secara global. 

Dalam konteks tersebut, Jakarta sebagai jantung ekonomi nasional, diharapkan mampu menjadi pelopor dalam mengintegrasikan AI secara strategis demi menciptakan nilai tambah yang signifikan.

"Kecerdasan artifisial telah berkembang dari sebuah inovasi menjadi kekuatan transformatif yang lebih krusial, yang membentuk ulang ekonomi, industri, dan masyarakat. Sebagai jantung ekonomi Indonesia, Jakarta menerima hal ini sebagai sebuah keharusan. Ini adalah keharusan. Ini bukan pilihan. Ini adalah landasan bagi kepemimpinan kompetitif organisasi Anda di pasar,” kata Arif dalam sambutannya.

Dia menuturkan, organisasi yang berhasil mengadopsi AI secara terarah mampu meningkatkan pengalaman pelanggan, memberdayakan talenta, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Namun, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh teknologi semata, melainkan juga membutuhkan perencanaan matang dan keselarasan dengan tujuan bisnis inti.

"Kami menghadapi tantangan, tetapi kesuksesan membutuhkan lebih dari sekadar teknologi. Ia membutuhkan keselarasan yang mendalam dengan tujuan inti bisnis dan strategi yang sistematis. Namun, perencanaan adalah kuncinya. Pelaksanaan yang tanpa cela dan adopsi oleh organisasi mutlak diperlukan," jelasnya.

Kadin Jakarta Berperan Aktif

Kadin Jakarta, lanjut Arif, telah mengambil peran aktif dalam mendampingi perusahaan-perusahaan untuk mencapai kematangan digital melalui penyediaan kerangka kerja, panduan, dan alat bantu yang memudahkan proses transformasi. 

Ia menilai forum internasional seperti ini bukan sekadar pertemuan, tetapi merupakan simpul strategis global untuk mendorong kolaborasi, pertukaran wawasan, dan akselerasi solusi masa depan.

Arif juga mengundang komunitas internasional untuk menjajaki kerja sama dengan Kadin Jakarta guna menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi AI yang bertanggung jawab dan inklusif. 

Menurutnya, keberhasilan transformasi digital bukan hanya soal profit, tetapi juga bagaimana teknologi digunakan untuk meningkatkan potensi manusia dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

“Mari kita manfaatkan momen ini, menggunakan AI bukan hanya untuk keuntungan atau kemajuan Anda, tetapi untuk mengangkat potensi manusia, mendorong keamanan bersama, dan membangun masa depan penuh peluang berkelanjutan di negeri ini,” pungkasnya

Acara ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain global di bidang teknologi digital yang inklusif dan beretika. Arif pun menutup sambutannya dengan harapan agar pertemuan ini menjadi inspirasi bagi transformasi dan kolaborasi lebih luas di masa depan.

Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Percepat Adopsi AI di Indonesia

Sebelumnya, Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Prof. Hammam Riza, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat adopsi dan pengembangan kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia. 

Dalam gelaran World AI Show 2025, ia menyampaikan Indonesia tengah berada di garis depan transformasi teknologi, khususnya sejak peluncuran Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) pada 2020.

KORIKA, yang selama tiga tahun berturut-turut menjadi pendukung utama World AI Show, memandang AI sebagai fondasi penting menuju Indonesia Emas 2045.

Saat ini, pemerintah bersama pemangku kepentingan sedang menyusun roadmap AI 2030, yang akan merinci strategi nasional untuk menjawab berbagai tantangan, mulai dari etika hingga infrastruktur dan talenta.

“Korika sebagai sebuah perkumpulan yang menghubungkan akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, media dan seluruh stakeholder. Karena AI itu adalah untuk semua dan akan menjadi bagian daripada kehidupan kita ke depan,” ujar Hammam kepada wartawan di tengah acara World AI Show 2025, Selasa (8/7/2025, di JW Marriot Hotel, Jakarta.

Kesiapan SDM

Hammam menambahkan, AI tidak hanya berbicara tentang transformasi digital, tetapi bagaimana Indonesia mempersiapkan sumber daya manusia untuk bisa menjadi inovator-inovator di bidang teknologi AI ini.

Hamman menuturkan soal Roadmap AI 2030 yang dirancang bersama Kementerian Komunikasi dan Digital ini akan diluncurkan pada Agustus mendatang.

Dokumen tersebut disusun berbasis SWOT analysis dan akan menjadi acuan kerja multi-sektor untuk mengembangkan use case AI spesifik di sektor seperti kesehatan, maritim, pertanian, penanggulangan bencana, hingga pembangunan smart city.

Penerapan AI di Indonesia Perlu Sesuai Etika

Selain kesiapan talenta, Hammam juga menyoroti urgensi membangun AI yang etis, inklusif, dan bertanggung jawab. Ia menegaskan bahwa penerapan AI di Indonesia tidak bisa sepenuhnya meniru regulasi dari negara lain, tetapi harus disesuaikan dengan nilai budaya dan pengetahuan lokal.

“Kita tidak bisa mencomot begitu saja aturan-aturan ataupun regulasi yang ada di luar dan langsung diterapkan di Indonesia. Tapi tentu saja harus disesuaikan dalam konteks kebudayaan kita, tradisional knowledge-nya kita, heritage-nya kita,” tuturnya

Lebih lanjut, ia menyampaikan kedaulatan data juga menjadi isu krusial dalam pengembangan AI nasional. Indonesia perlu memastikan bahwa data lokal tidak sembarangan digunakan oleh model AI global. 

Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur seperti data center dan AI center menjadi prioritas untuk menopang kebutuhan komputasi lokal.

“Kalau misalnya kita tidak mengkurasi data-data tersebut, kita akan tidak memiliki lagi kedaulatan dalam data kita,” ujarnya.

Talenta AI di Indonesia

Dalam aspek talenta, KORIKA menargetkan pembangunan ekosistem kompetensi AI secara berjenjang mulai dari pendidikan dasar hingga riset tingkat lanjut. Pendidikan AI tidak hanya untuk mencetak engineer atau data scientist, melainkan juga untuk membekali generasi muda dengan keterampilan berpikir komputasional dan pemahaman etika penggunaan AI.

“Karena AI itu ada di segala bidang. Multidisiplin. Tapi mereka harus diajarkan. Tetap harus diajarkan soft skill. Computational thinking bagaimana dia bisa menggunakan AI.Kita butuh jutaan AI talentnya itu dan itu mungkin harus dilakukan dari sejak sekolah dasar.”

Dengan roadmap ini, KORIKA berharap AI tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga bagian dari ekosistem pembangunan nasional yang kolaboratif. Hammam menegaskan bahwa keberhasilan implementasi AI bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.

“AI itu adalah milik semua. Jadi bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab untuk bisa melakukan pengembangan AI ini. Tapi dari industri, dari akademia, dari komunitas,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |