Indonesia Kena Tarif Trump 32%, BUMN Terdampak?

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bakal menerapkan tarif impor 32% atas produk asal Indonesia. Lantas, bagaimana dampaknya ke perusahaan pelat merah?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir masih menunggu penjelasan teranyar dari tim negosiasi tarif resprokal ini. Adapun, tim negosiasi itu dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

"Saya belum dapat informasi konkret dari Pak Menko," kata Erick ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Dia menuturkan, BUMN ditugaskan untuk ikut sebagai bagian dari negosiasi. Caranya bisa dengan melakukan transaksi untuk mengubah struktur defisit neraca perdagangan AS dengan Indonesia. 

"Dari hasil rapat yang terakhir kami, dari BUMN ditugaskan untuk bisa menjaga swasembada energi salah satunya jangan sampai shock di market apa segala. Termasuk investasi di luar negeri melalui Danantara. ya, itu yang kita sedang fokuskan. Termasuk pengadaan pesawat terbang yang memang kita masih kurang," terangnya.

"Jadi baru sampai situ, saya tidak masuk ke tim resmi negosiasi, tapi kita supporting system kepada tim negosiasi dari BUMN," Erick menambahkan.

Rencana Beli Minyak Mentah dan Pesawat

Erick menjelaskan, BUMN bisa terlibat di transaksi dengan AS misalnya dalam membeli minyak mentah dari negara Paman Sam. Ini bisa dilakukan oleh PT Pertamina (Persero). Serupa, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk juga bisa terlibat atas transaksi pembelian pesawat Boeing.

"Dia (BUMN) supporting system untuk menjaga transaksi, enggak hanya dari BUMN, dari private sector kan banyak," pungkasnya.

RI Jadi Beli Minyak Mentah?

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk mengenakan tarif impor 32 persen kepada Indonesia. Keputusan itu muncul tatkala Indonesia tengah berupaya untuk memangkas surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), termasuk lewat rencana impor energi seperti minyak mentah dan LPG hingga senilai USD 15,5 miliar.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, Pemerintah RI melalui perwakilan delegasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bakal terus berupaya untuk membujuk Amerika Serikat agar menurunkan tarif impor.

"Jadikan untuk keberlanjutan, pak Menko Perekonomian masih mengupayakan. Jadi kan kita sudah offer untuk trade balance dari sisi energi sekitar USD 15,5 miliar. Jadi kita lihat saja keputusan akhirnya," ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

RI Jadi Beli Minyak Mentah?

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk mengenakan tarif impor 32 persen kepada Indonesia. Keputusan itu muncul tatkala Indonesia tengah berupaya untuk memangkas surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), termasuk lewat rencana impor energi seperti minyak mentah dan LPG hingga senilai USD 15,5 miliar.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, Pemerintah RI melalui perwakilan delegasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bakal terus berupaya untuk membujuk Amerika Serikat agar menurunkan tarif impor.

"Jadikan untuk keberlanjutan, pak Menko Perekonomian masih mengupayakan. Jadi kan kita sudah offer untuk trade balance dari sisi energi sekitar USD 15,5 miliar. Jadi kita lihat saja keputusan akhirnya," ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Minta Publik Tenang

Saat ditanya apakah penetapan tarif resiprokal tersebut turut berdampak pada proses negosiasi dagang, Yuliot meminta agar publik tetap tenang. Ia menyerahkan keputusan akhirnya kepada tim delegasi maupun Donald Trump.

"Kita lihat itu kebijakan dari Presiden Trump kira-kira bagaimana. Jadi untuk beberapa negara sudah ditetapkan, sudah disampaikan oleh beliau sendiri, termasuk Indonesia. Jadi, kita relatif harus cool juga menanggapi kondisi seperti ini," ungkapnya.

Begitu pun soal putusan apakah nantinya Indonesia bakal tetap memperbanyak impor energi langsung dari AS meskipun terkena tarif 32 persen, ia memilih tak banyak berbicara. "Kita tunggu pak Airlangga," kata Yuliot.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |