Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor Tembaga 50%

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan memberlakukakan tarif 50% terhadap impor tembaga pada Selasa, 8 Juli 2025.

Donald Trump juga mengisyaratkan tarif tinggi lainnya untuk sektor-sektor tertentu juga akan segera diberlakukan.

"Hari ini kita melakukan tarif untuk tembaga. Saya kira tarif untuk tembaga akan kita tetapkan sebesar 50%,” ujar Trump dalam pertemuan kabinet di Gedung Putih, Amerika Serikat," seperti dikutip dari CNBC, Rabu (9/72025).

Namun, ia tidak secara spesifik mengatakan kapan tarif tersebut akan diberlakukan.

Donald Trump juga mengatakan akan segera mengumumkan tarif yang sangat tinggi, seperti 200% untuk sejumlah industri tertentu, antara lain farmasi, semi-konduktor, dan logam.

Ia menambahkan, produsen farmasi diberi waktu hingga satu setengah tahun untuk mulai memproduksi produk sendiri di Amerika Serikat sebelum tarif baru itu mulai diberlakukan.

Harga tembaga melonjak ke rekor tertinggi setelah pengumuman mendadak Trump itu dilakukan. Kenaikannya dalam sehari mencapai 13,12% yang merupakan catatan pergerakan terbaik sejak 1989.

Saham perusahaan tembang Freeport-McMoRan naik 5% karena investor memperkirakan produsen domestik akan mendapatkan untung dari kenaikan tarif ini. Menurut data dari Survei Geologi AS, tembaga merupakan logam ketiga yang paling banyak dikonsumsi setelah besi dan alumunium. Amerika Serikat sendiri mengimpor hampir setengah dari total kebutuhan tembaga yang digunakannya, sebagian besar berasal dari Chili.

Pada akhir Februari lalu, Trump memerintahkan penyelidikan mengenai kemungkinan pengenaan tarif baru terhadap impor tembaga, dengan alasan keamanan nasional.

Menteri perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick mengatakan kepada Power Lunch CNBC pada Selasa malam penyelidikan tersebut telah selesai.

"Idenya untuk membawa pulang tembaga, membawa pulang produksi tembaga," ujar dia.

Alasan Donald Trump

Dia mengatakan, langkah Trump tersebut akan membawa tarif tembaga sejalan dengan tarif baja dan alumunium, yang sebelumnya telah naik menjadi 50% pada awal Juni lalu.

Dirinya memperkirakan Trump akan segera menandatangani pernyataan resmi terkait penerapan tarif tembaga sebelum akhir Juli nanti.

Pengumuman tarif baru untuk tembaga dan obat-obatan adalah kebijakan baru yang terpisah dari tarif “timbal balik” yang diluncurkan pada awal April lalu. Saat itu, Trump menetapkan tarif dasar sebesar 10% hampir ke semua negara, dan tarif yang jauh lebih tinggi terhadap beberapa negara tertentu.

Trump telah berulang kali menunda tarif timbal balik yang lebih tinggi tersebut. Namun, pada Senin lalu, dirinya mengirim serentetan surat resmi yang menetapkan tarif baru impor terhadap 14 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. Tarif menyeluruh yang ditetapkan secara khusus untuk masing-masing negara tersebut berkisar antara 25% hingga 40%, dan akan mulai berlaku pada 1 Agustus.

Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 200 % ke Produk Farmasi

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa ia berencana mengenakan tarif impor terhadap produk farmasi.

Mengutip Channel News Asia, Rabu (9/7/2025) Donald Trump menyebut bahwa tarif impor baru terhadap produk farmasi diperkirakan bisa mencapai 200 persen.

"Kami akan memberi waktu sekitar satu setengah tahun untuk masuk dan, setelah itu, mereka akan dikenakan tarif," kata Trump kepada wartawan dalam rapat kabinetnya di Gedung Putih.

Selain produk farmasi, Trump juga berencana mengenakan tarif impor terhadap semikonduktor.

"Jika mereka harus membawa produk farmasi ke negara ini ... mereka akan dikenakan tarif yang sangat, sangat tinggi, seperti 200 persen. Kami akan memberi mereka waktu tertentu untuk bertindak," ucapnya.

"Kami akan mengumumkan produk farmasi, chip, dan beberapa hal lainnya - Anda tahu, yang besar," beber Trump.

Namun, Presiden AS tidak memberikan rincian secara spesifik terkait waktu pengumuman tarif lainnya akan datang.

Jangan Bergantung

Sebelum pengenaan tarif impor, pemerintahan Trump meluncurkan investigasi terhadap industri farmasi pada bulan April 2025 sebagai bagian. Investasi itu dilakukan menyusul temuan ketergantungan yang berlebihan pada produksi obat-obatan asing yang dinilai mengancam keamanan nasional.

Menurut Trump. AS membutuhkan lebih banyak manufaktur obat agar tidak perlu bergantung pada negara lain untuk obat-obatan.

“(Rincian tentang tarif farmasi) akan tersedia pada akhir bulan", ungkap Menteri Perdagangan Howard Lutnick setelah rapat kabinet Presiden AS.

"Untuk farmasi dan semikonduktor, studi tersebut akan selesai pada akhir bulan, sehingga presiden akan menetapkan kebijakannya saat itu, dan saya akan menunggu beliau untuk memutuskan bagaimana dia akan menerapkannya," kata Lutnick.

Produsen Khawatir

Sementara itu, kelompok produsen obat di AS mengaku khawatir bahwa tarif dapat meningkatkan kemungkinan kekurangan dan mengurangi akses bagi pasien.

Mereka mengaku telah melobi Trump untuk menerapkan tarif secara bertahap dengan harapan dapat mengurangi dampak dan memberi mereka waktu tambahan untuk mengalihkan manufaktur.

Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki jejak manufaktur global, dan memindahkan lebih banyak produksi ke AS membutuhkan komitmen sumber daya yang besar dan bisa memakan waktu bertahun-tahun.

"Setiap dolar yang dihabiskan untuk tarif adalah satu dolar yang tidak dapat diinvestasikan dalam manufaktur Amerika atau pengembangan perawatan dan pengobatan di masa depan bagi pasien," kata Alex Schriver, juru bicara kelompok industri PhRMA.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |