BSU Hidupkan Harapan Pejuang Rupiah dari Bekasi

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Mentari pagi menyeruak masuk dari bingkai jendela menyinari dan menghangatkan vestibule  di Kantorpos Bekasi. Di ruangan ini mulai dipenuhi wajah yang  penuh harap. Sejak jam operasional dibuka, antrean rapi di kursi yang telah disediakan. Mereka yang datang dari berbagai latar belakang profesi, adalah pekerja di sektor formal yang masuk dalam daftar penerima BSU.

Program BSU 2025 menyasar pekerja atau buruh yang yang bergaji di bawah Rp3,5 juta per bulan yang masuk daftar sebagai penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). 

Di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi para pekerja khususnya pekerja atau karyawan sektor formal, kehadiran negara terasa nyata melalui program Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker RI). 

Salah satu mitra utama yang mengemban amanah ini adalah PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND, yang kembali dipercaya untuk menyalurkan BSU kepada 4,4 juta pekerja di seluruh pelosok tanah air. 

Melalui kemitraan strategis ini, PosIND memanfaatkan jaringan Kantorpos yang tersebar di bergagai penjuru nusantara, sebagai titik layanan pembayaran tunai agar dana dapat diterima secara langsung dan tepat sasaran.

Layanan penyaluran Bantuan Subsidi Upah ini diselenggarakan di lebih dari 4.300 Kantorpos aktif di seluruh Indonesia, termasuk wilayah-wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal). 

Dengan jam operasional yang diperpanjang dan layanan akhir pekan di sejumlah titik, PosIND menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa bantuan pemerintah benar-benar sampai kepada mereka yang berhak.

Mereka yang Tak Punya Rekening Bank, Andalkan Kantorpos

Tidak semua pekerja informal memiliki akses ke perbankan. Di sinilah kehadiran Kantorpos menjadi krusial dan sangat berarti. Di pojok ruang tunggu, Iis Risalina (29), seorang karyawan laundry, tampak mengusap peluh sambil menunggu namanya dipanggil. Ia datang dari Cikarang Timur bersama dua temannya.Iis menyampaikan rasa leganya saat mengetahui bisa mencairkan BSU tanpa harus punya rekening.

"Saya tahu info BSU dari teman. Saya pikir enggak akan dapat karena kerja saya di tempat kecil. Ternyata nama saya ada. Rezeki banget. Saya mau pakai buat beli beras dan susu anak," ucapnya penuh syukur.

Sementara itu, Siti Nuriani (45), pekerja jasa setrika keliling, mengaku sempat ragu datang ke Kantorpos karena merasa tidak tahu harus bagaimana.

"Saya ‘gaptek’. Tapi petugasnya sabar banget. Dijelasin pelan-pelan. Saya cuma bawa KTP dan barcode dari anak saya. Alhamdulillah langsung cair," katanya sambil tersenyum.

Lain lagi cerita Sorikhin (54), karyawan toko plastik di Tambun. Dengan tubuh lelah namun semangat menyala, ia mengungkapkan betapa bantuan ini sangat berarti.

"Saya sudah puluhan tahun kerja tapi baru kali ini merasa benar-benar diperhatikan negara. Gaji saya masih UMR, tapi buat hidup sehari-hari aja kadang kurang. BSU ini seperti kabar baik yang datang di waktu tepat," ungkapnya lirih.

Juru Bayar Kantorpos

Umi Rahmawati, operator dan juru bayar di Kantorpos Bekasi, adalah salah satu ujung tombak yang memastikan proses penyaluran berlangsung tertib dan manusiawi. Umi membagikan pengalamannya selama proses penyaluran BSU. Menurutnya, tantangan bukan hanya soal jumlah penerima, tapi juga soal kejelasan informasi dan empati dalam pelayanan.

"Kami menyusun sistem antrean berdasarkan barcode dan KTP. Sebagian besar datang tanpa pemahaman lengkap, jadi kami sediakan petugas frontliner untuk bantu verifikasi dan edukasi," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sebagian besar penerima adalah pekerja sektor informal yang tidak punya akses digital, sehingga edukasi layanan dan ketenangan dalam melayani menjadi kunci.

Umi menegaskan bahwa Kantorpos Bekasi tidak sekadar menjalankan instruksi administratif, tetapi juga menghadirkan layanan yang hangat dan ramah. Apalagi mayoritas penerima berasal dari segmen pekerja yang rentan tentu mereka datang membawa banyak harap.

“Kadang mereka cerita sambil nangis, ada yang ditinggal suami, ada yang baru di-PHK. Kita belajar untuk tidak hanya melayani, tapi juga mendengarkan. Dan itu bagian dari tugas kami juga,” ucapnya.

Jembatan Digital dan Layanan Humanis

Walaupun banyak pekerja belum tersentuh layanan digital, PosIND tetap menyediakan integrasi teknologi melalui dasbor Pos Giro Cash dan aplikasi Pospay sebagai media notifikasi dan pengecekan status bantuan. Namun bagi mereka yang belum terbiasa dengan teknologi, layanan tatap muka di Kantorpos akan dikawal dan dibantu petugas Kantorpos sebagai  pelayanan bagi para penerima BSU.

Di PosiND setiap warga sebenarnya sudah terdata memiliki akun rekening dengan Giropos. platform layanan keuangan berbasis rekening dan merupakan layanan keuangan legacy yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia (Persero).

Pada penerapan di lapangan, dengan kecepatan proses, validasi biometrik, dan pengamanan sistem keuangan digital, Pos Indonesia menghadirkan layanan publik yang bukan sekadar administratif, tetapi juga berorientasi pada kepercayaan dan empati sosial.

Cerita-cerita ini membentuk mozaik dari realitas pekerja Indonesia hari ini. Mereka yang terus berjuang di balik layar, namun tak lepas dari tekanan hidup. Dan melalui kehadiran Pos Indonesia, tegaskan negara hadir dan menyentuh kehidupan mereka dengan cara yang paling konkret: uang tunai yang bisa dibawa pulang dan langsung digunakan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |