Kementerian ESDM Buka Opsi Hapus Lelang Blok Migas, Ini Alasannya

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk menghapus skema lelang wilayah kerja (WK) atau blok migas, dan menggantinya dengan mekanisme penunjukan langsung.

Usulan ini didorong melalui proses evaluasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas). 

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, perubahan aturan ini diperlukan untuk lebih mempermudah dan memberi kepastian soal investasi di sektor hulu migas

"Kalau kita lihat yang bergerak di hulu migas, itu justru perusahaannya secara global ini relatif terbatas. Ini akhirnya lo lagi, lo lagi, lo lagi kan," ungkap Yuliot di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

"Jadi dengan kondisi seperti itu, kenapa kita tidak memikirkan bagaimana mekanisme kalau ada yang berminat, memiliki permodalan yang cukup, kemudian mereka memiliki teknologi, dari mereka memiliki teknologi mereka juga sudah melakukan operasi di banyak negara, ya seharusnya pilihan kita bisa langsung," ia menambahkan. 

Yuliot menjabarkan, dalam skema tender lama untuk satu blok migas, setidaknya diperlukan tiga perusahaan yang mengikuti lelang. 

Makan Waktu Lebih Lama

Namun, proses ini dinilai memakan waktu lantaran harus melalui tahap kompetisi terlebih dulu. Sementara dengan skema penunjukan langsung, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bisa langsung masuk ke proses perizinan. 

"Sehingga waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan investasi di hulu migas menjadi lebih sederhana," ujar Yuliot.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, pemerintah tengah mempersiapkan lelang untuk 75 WK migas. Dengan 61 area di antaranya bakal melalui proses tender, dan sisa 14 lainnya masih bersifat area potensial. 

"Jadi kalau kita lihat dari sisi potensi, yang terbesar itu adalah di sekitar Papua, kemudian di Sulawesi, jadi ada beberapa wilayah di Kalimantan, dan juga di wilayah Sumatera," tuturnya.

25 Raksasa Migas Dunia Lirik Investasi di Indonesia, Chevron hingga Shell

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan, sebanyak 25 perusahaan raksasa migas dunia menaruh minat untuk menanamkan investasi di Indonesia.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, beberapa perusahaan migas besar dunia yang mau kembali ke Indonesia, antara lain Chevron, Shell, dan TotalEnergies.

Ada 25, ada Total, Chevron juga sudah komitmen untuk datang, dia lihat yang besar-besar. Shell juga, Alhamdulillah," kata Djoko Siswanto saat ditemui di sela kegiatan The 49th IPA Convex 2025 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (20/5/2025).

Djoko mengutarakan, perusahaan-perusahaan tersebut akan fokus berinvestasi di Indonesia untuk melakukan eksplorasi di hulu migas. "Ada yang sudah join study, ada yang mau tinggal jalan, dia tinggal cari," sambungnya.

Menurut dia, industri hulu migas di Indonesia masih sangat menarik bagi para raksasa migas global. Lantaran, masih banyaknya potensi migas yang ada di Tanah Air.

Di sisi lain, pemerintah juga diklaim telah memiliki data dan teknologi yang mumpuni untuk disajikan kepada calon investor. "Mereka (investor) punya alat untuk melihat itu. Sehingga mereka tertarik (investasi lagi di Indonesia)," sebut dia.

Siap Didukung Kebijakan Fiskal

Djoko menuturkan, pemerintah turut mendukung iklim investasi dengan menyediakan data, teknologi, konektivitas yang bagus, serta mulai ada regulasi untuk open data.

Dari sisi kebijakan fiskal, saat ini disebutnya juga sangat fleksibel. Untuk mendukung pengembangan industri hulu migas, serta pemerintah juga mendukung dari sisi kemudahan perizinan.

"Kita juga jelas targetnya untuk menaikkan produksi (migas) serta welcome untuk semua teknologi untuk menaikkan produksi. Nah itu yang membuat mereka tertarik," pungkas Djoko.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |