Bangkit Lewat Tenun Ulos, Klaster Usaha Ini Sukses Berdayakan Perempuan Sumut Berkat KlasterkuHidupku BRI

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Peran perempuan dalam dunia ekonomi dan sosial kini semakin signifikan. Stereotip lama yang membatasi kiprah mereka mulai ditinggalkan. Seiring perkembangan zaman, perempuan mendapat peluang yang lebih luas untuk berkembang, berkarya, dan berkontribusi, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tapi juga bagi keluarga dan masyarakat.

Kesadaran inilah yang kemudian mendorong Marlinda Yanti Panggabean, ketua Klaster Usaha Rumah Ulos, untuk mengambil langkah besar. Ia tak hanya ingin mengubah nasibnya sendiri, tetapi juga memberdayakan perempuan lain di sekitarnya agar lebih mandiri dan sejahtera. 

Bermula dari Keinginan Mengubah Hidup

Tinggal di daerah terpencil, tepatnya di Tarutung, Sumatera Utara, Marlinda Yanti Panggabean harus menjalani hidup dengan penuh keterbatasan akibat penghasilan yang minim. Bersama ibunya, ia menggantungkan hidup dari menenun kain ulos setiap hari. Namun, menjual hasil tenunan yang dikerjakan berhari-hari bahkan berminggu-minggu ke pengepul ternyata tak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Kondisi ini membuat Marlinda tidak tinggal diam. Ia mulai mencari cara agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih layak. Hingga akhirnya, ia menemukan peluang baru melalui dunia digital.

“Saya mulai berpikir bagaimana cara meningkatkan pemasukan, hingga akhirnya saya mencoba menjelajahi platform penjualan online. Dari situ, saya menyadari bahwa kain tenun yang biasa kami buat memiliki potensi dan nilai jual yang lebih tinggi. Saat itu, saya pun memutuskan untuk berhenti menjual kain tenun ke pengepul dan beralih ke penjualan online,” ceritanya.

Berdayakan Perempuan dari Berbagai Usia

Pada tahun 2008, Marlinda memulai usahanya dengan nama Linda Gabe Ulos. Saat itu, skala usahanya masih kecil karena keterbatasan modal. Namun, seiring berjalannya waktu dan perjuangan yang tak kenal lelah, usaha ini terus berkembang. Dari yang awalnya hanya beranggotakan 2-3 orang, kini telah menjadi klaster usaha dengan lebih dari 100 anggota.

“Para anggota di klaster ini mayoritas adalah perempuan dari berbagai usia. Sebagian besar dari mereka memang sudah memiliki keterampilan menenun ulos, tetapi kondisi kehidupan mereka masih jauh dari sejahtera. Karena itulah, saya mengajak mereka untuk bergabung dan diberdayakan kembali, agar bisa meningkatkan taraf hidup dan mendapatkan kesejahteraan yang lebih layak,” ucapnya.

“Nah, seiring dengan berkembangnya usaha, kami pun memutuskan untuk mengganti nama menjadi Rumah Ulos. Saat ini, usaha kami telah remi berbentuk PT sejak tahun 2024 lalu,” lanjutnya.

Raih Omzet Ratusan Juta dalam Sebulan

Marlinda mengungkapkan bahwa klaster usaha ini kini mampu meraup pendapatan sekitar Rp200-300 juta per bulannya. Pundi-pundi rupiah tersebut tidak hanya berasal dari penjualan kain ulos saja, tetapi juga dari berbagai produk turunannya yang semakin diminati pasar.

“Rumah Ulos menawarkan tiga produk utama, yaitu kain ulos, kain songket, serta produk ready-to-wear yang lebih modern, seperti pakaian, tas, sepatu, hingga home decor. Jangkauan pemasarannya pun luas, dari Sabang hingga Merauke, dengan mayoritas konsumen berasal dari Pulau Jawa. Tak hanya itu, Rumah Ulos juga telah berhasil menembus pasar internasional, salah satunya dengan mengirimkan produk ke California,” tutur Marlinda.

Mendapat Bantuan dari BRI

Di awal merintis usaha, Marlinda mendapat dukungan besar dari BRI. Berawal dari pendanaan KUR sebesar Rp5 juta, usahanya berkembang pesat hingga mampu memberdayakan lebih banyak orang. Seiring waktu, dukungan dari BRI pun semakin bertambah, hingga akhirnya Rumah Ulos diikutsertakan dalam program KlasterkuHidupku.

“Sebagian besar dana bantuan dimanfaatkan untuk pengembangan usaha, mulai dari pemberdayaan tenaga kerja, pembelian peralatan, hingga pemasaran digital. Rumah Ulos juga menerima alat tenun handmade yang lebih canggih untuk meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, saya mendapat pelatihan dari BRI mengenai budaya tenun dan strategi meningkatkan nilai jual produk. Itulah mengapa, kehadiran bantuan BRI ini benar-benar memberikan dampak positif bagi usaha saya.” jelas dirinya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa BRI lewat program KlasterkuHidupku berkomitmen untuk selalu memberikan pendampingan maupun pemberdayaan, sehingga pelaku UMKM mampu untuk lebih tangguh dan naik kelas. 

“Tidak hanya berupa modal usaha saja, tapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |