Tarif Trump 19% Selamatkan Nasib 1 Juta Pekerja Indonesia, Kok Bisa?

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan nasib 1 juta pekerja padat karya nasional bisa terselamatkan dari kesepakatan tarif 19 persen dengan Amerika Serikat. Pasalnya, laju ekspor barang RI ke AS masih bisa terus bersaing.

Dia menjelaskan, kedua negara sepakat atas tarif 19 persen bagi barang-barang Indonesia untuk masuk ke AS. Angka ini jauh turun dari ketetapan sebelumnya sebesar 32 persen.

"Apa yang lakukan pemerintah dengan kerjasama dengan Amerika adalah menjaga kesimbangan internal dan eksternal agar neraca perdagangan terjaga dan momentum ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bisa terjadi," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, dikutip Jumat (25/7/2025).

Dia menilai, kesepakatan ini masih memberikan ruang bagi produk-produk industri lokal. Apalagi, porsi ekspor Indonesia ke AS mencapai sekitar 11,22 persen, ukuran yang cukup besar bagi penciptaan lapangan kerja.

Airlangga memandingkan, jika dikenakan tarif 32 persen, maka perdagangan Indonesia ke AS akan sangat terhambat. Dampaknya, mengancam jutaan pekerja di sektor padat karya nasional. Pada saat yang sama, dihadapkan perlunya mencari pengganti AS dalam daftar ekspor RI.

"Seperti kita ketahui kalau 32 persen artinya tidak ada dagang, kalau 32 persen sama dengan dalam tanda petik embargo dagang, dan itu 1 juta Pekerja di sektor padat karya Itu bisa terkena hal yang tidak Kita inginkan karena kita harus mencari pasar baru yang 11 persen itu. Mencari pangsa pasar baru yang 11 persen itu bukan sesuatu langkah yang seperti tinggal membalik telapak tangan," ujarnya.

Investasi AS ke Tanah Air

Menko Airlangga membeberkan sederet investasi perusahaan AS ke Indonesia. Investasi ini masuk ke berbagai sektor, seperti energi baru terbaru hingga data center.

"Amerika Serikat juga commit untuk investasi di Indonesia, seperti contohnya ExxonMobil Dia sedang berbicara dengan Indonesia Untuk membangun Carbon capture and storage nilainya 10 miliar dolar (AS)," ucapnya.

Selain itu, ada Oracle yang mau tanam investasi USD 6 miliar, Microsoft akan membangun infrastruktur Cloud senilai USD 1,7 miliar, sampai Amazon Web Service (AWS) dalam pengembangan AI dan Cloud senilai USD 5 miliar.

"General Electric (GE) HealthCaare itu bekerjasama dengan Kalbe (Kalbe Farma) akan membuat (pabrik) CT-Scan pertama, pabriknya di Jawa Barat, tahap awal akan investasi USD 178 miliar," imbuh Airlangga.

RI Lanjut Negosiasi

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat (AS) masih berlanjut. Ada peluang sejumlah komoditas strategis Indonesia dikenakan tarif di bawah 19 persen bahkan 0 persen.

Negosiasi akan dieratkan pada komoditas sumber daya alam yang tidak diproduksi di Negeri Paman Sam. Misalnya, kelapa sawit, kakao, hingga beberapa komponen industri.

"Produk-produk itu antara lain kelapa sawit, kopi, kakao, produk agro, dan juga produk mineral lainnya termasuk juga komponen pesawat terbang dan juga komponen daripada produk industri di kawasan industri tertentu seperti di free trade zone," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Bisa Dapat Tarif Mendekati Nol Persen

Asal tahu saja, dalam perkembangan negosiasi terakhir, komoditas asal Indonesia akan dikenakan tarif impor masuk AS sebesar 19 persen. Namun, masih ada ruang negosiasi lanjutan yang menyasar komoditas-komoditas tadi agar bisa mendapat tarif lebih rendah.

Airlangga menegaskan, Presiden AS Donald Trump turut mempertimbangkan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang tidak dikenakan tarif masuk dalam perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa.

"Amerika juga melihat bahwa Eropa memberikan kita CPO itu 0 persen dalam IEU CEPA, jadi beberapa itu menjadi tolok ukur," ucap dia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |