Liputan6.com, Jakarta - Aleese Lightyear memutuskan untuk meninggalkan karier di industri televisi realitas dan beralih profesi menjadi pengajar Bahasa Inggris setelah ulang tahun ke-30 pada 2019.
Saat itu, ia memiliki gaji sekitar USD 100.000 per tahun atau sekitar Rp 1,63 miliar (estimasi kurs Rp 16.300 per USD), hanya dengan bekerja delapan bulan dalam setahun.
"Saya hidup pas-pasan, dan itu sangat menyedihkan. Beberapa tahun terakhir saya tinggal dan bekerja di New York City adalah tahun-tahun paling menegangkan dalam hidup saya," ujar Lightyear dikutip dari CNBC Make It, Sabtu (26/7/2025).
"Saya lelah bekerja 70 jam seminggu selama sepuluh tahun. Di usia 20-an, saya merasa seperti wanita berusia 50 tahun.”
Pencarian cepat di Google menjadi awal perubahan besar bagi Lightyear. Saat mengetik "Bagaimana cara menghasilkan uang dan berkeliling dunia?”, ia menemukan mengajar Bahasa Inggris di luar negeri adalah salah satu opsi terbaik dan tertarik mencobanya.
Ia kemudian berdiskusi dengan rekan kerjanya yang pernah mengajar di Korea Selatan dan mulai mempelajari seluk-beluk profesi tersebut termasuk apa yang dibutuhkan untuk mengajar di luar negeri tanpa pengalaman. Keputusan ini membawanya meninggalkan kehidupan lamanya di New York City dan mulai menjalani petualangan baru.
Selama sisa tahun tersebut, Lightyear mengambil berbagai pekerjaan serabutan demi menambah penghasilan. Namun, sebagai pekerja lepas, ia harus menghadapi ketidakpastian finansial, tanpa tabungan pensiun, tunjangan, maupun asuransi kesehatan yang biasanya didapat dari pekerjaan tetap.
“Di atas kertas kedengarannya bagus, tapi New York City adalah salah satu kota termahal di dunia, jadi USD 100.000 cepat sekali habisnya,” kata Lightyear.
"Seharusnya saya menabung untuk itu. Saya hidup pas-pasan, dan itu sungguh menyebalkan. Beberapa tahun terakhir saya tinggal dan bekerja di New York City adalah tahun-tahun yang paling menegangkan dalam hidup saya.”
Setelah menyelesaikan program 13 minggu untuk mendapatkan sertifikasi Mengajar Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (TEFL), Lightyear pindah ke Beijing, China. Selama empat tahun, Lightyear menetap di Beijing, ibu kota China, dan bekerja sebagai guru.
Hidup Mewah di China
Pada 2023, ia pindah ke Chengdu dan mulai mengajar penulisan esai bahasa Inggris di sebuah universitas. Kini, ia bekerja selama 18 jam per minggu, empat hari dalam seminggu, dengan gaji tahunan sekitar USD 30.000 atau sekitar Rp 48,86 juta .
"USD 30.000 setahun adalah kemiskinan di Amerika tetapi di Tiongkok, saya hidup mewah," kata dia.
Pekerjaan Lightyear di Chengdu disertai berbagai manfaat, seperti asuransi kesehatan gratis, tunjangan perjalanan dan penerbangan, dua bulan libur berbayar saat musim panas dan musim dingin, serta tunjangan sewa.
Meski gajinya berkurang setelah pindah dari Beijing, ia tak menyesal, karena kehidupan di ibu kota Tiongkok itu mulai terasa terlalu mirip dengan New York City.
"Saya tidak pindah jauh-jauh ke seluruh dunia untuk bekerja sebanyak yang saya lakukan di New York,” ujarnya.
"Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi saya saat ini bagaikan mimpi. Saya bisa punya waktu untuk melakukan begitu banyak hobi, meluangkan waktu untuk benar-benar belajar bahasa, dan melakukan apa pun yang saya inginkan kapan pun saya mau, dan itu rasanya luar biasa. Saya merasa sangat beruntung dan bahagia bisa punya banyak waktu untuk diri sendiri."
Profesi Sampingan
Di Chengdu, Lightyear tinggal di apartemen dengan tiga kamar tidur, balkon, ruang cuci, dan satu kamar mandi yang lengkap dengan perabotan.
Dengan bantuan tunjangan sewa, ia hanya membayar USD 278 (Rp 4,51 juta) per bulan untuk tempat tinggalnya. Sementara itu untuk pengeluaran bulanan ia mengeluarkan sekitar USD 568 (Rp 9,25 juta), mencakup internet, ponsel, Wi-Fi USD 15 (Rp 244,28 ribu), belanja kebutuhan sehari-hari USD 75 (Rp 1,22 juta), listrik (USD 50), dan makan di luar USD 150 (Rp 814,27 ribu). Jumlah tersebut tidak termasuk tagihan air dan gas karena telah dibayar di muka oleh pemilik apartemen.
Selain mengajar Bahasa Inggris, Lightyear juga menjalani profesi sebagai konten kreator dan memiliki kanal YouTube yang aktif. Dari penghasilan tambahan tersebut, ia mampu menabung hingga USD 1.000 (Rp 16,29) juta setiap bulannya.
"Saya belum cukup menabung untuk membeli rumah di AS, tapi saya sudah cukup menabung untuk melunasi banyak pinjaman mahasiswa saya, dan saya rasa saya sudah cukup menabung untuk membeli casita kecil di pantai Meksiko,” ujarnya. “Semoga saja itu rencananya.”
Lightyear baru saja memperpanjang kontrak sewanya dan berencana untuk menetap di Chengdu setidaknya selama satu tahun ke depan.
Setelah itu, perempuan Amerika Serikat berusia 35 tahun ini berniat kembali ke kampung halamannya di Michigan untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya. Meskipun ia merasa sudah siap meninggalkan Tiongkok, Lightyear belum yakin apakah ada negara lain yang dapat memberinya pengalaman hidup yang serupa.
"Saya rasa Tiongkok adalah negara tersulit untuk ditinggali dan dikunjungi bagi orang non-Tiongkok, jadi saya tahu apa pun selain ini akan jauh lebih mudah, tapi saya khawatir saya akan merasa bosan," ujarnya.
"Di Tiongkok, saya bisa menantang diri sendiri setiap hari, dan saya tahu di negara lain, tantangan-tantangan itu akan hilang seiring waktu.”