Strategi LPEI Genjot Ekspor Nasional

3 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank melaporkan kinerja yang solid pada Semester I 2025.

Capaian ini sejalan dengan fokus lembaga dalam melaksanakan mandat mendukung peningkatan ekspor nasional melalui strategi yang lebih hati-hati dan selektif, terutama untuk sektor strategis dan pelaku usaha berorientasi ekspor.

Pelaksana Tugas Ketua Dewan Direktur sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Sukatmo Padmosukarso, menyatakan lembaga ini terus melanjutkan proses transformasi kelembagaan dengan penekanan pada penguatan tata kelola, manajemen risiko, dan efektivitas pelaksanaan mandat.

Laba bersih hingga akhir Juni 2025 tercatat Rp 101 miliar atau naik 13% dibanding periode sama tahun lalu. Kinerja ini ditopang oleh rasio kecukupan modal (CAR) yang tetap tinggi di level 37,3%. Rasio kredit bermasalah (NPF Net) juga menunjukkan perbaikan dari 4,5% menjadi 4,1%, menandakan efektivitas langkah perbaikan kualitas aset melalui pengelolaan portofolio Loan at Risk dan optimalisasi pemulihan.

Dari sisi aset produktif, pembiayaan yang dikelola Business Unit tercatat stabil dengan nilai Rp 30,1 triliun per Juni 2025. Sementara itu, volume penjaminan mencapai Rp 7,3 triliun dan asuransi ekspor bertahan di level Rp 4,6 triliun. Volume transaksi trade finance juga mencatat pemulihan positif sebesar Rp 10,7 triliun.

Program Penugasan Khusus

"Kinerja Indonesia Eximbank pada semester pertama 2025 mencerminkan komitmen kami untuk memperbaiki kualitas aset dan menjaga kesehatan keuangan, dengan tetap fokus dalam menjalankan mandat melalui penugasan khusus ekspor secara berkelanjutan,” ujar Sukatmo dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (14/9/2025).

Sebagai lembaga keuangan penunjang ekspor, Indonesia Eximbank melaksanakan penugasan khusus dari pemerintah melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA).

Program ini diberikan untuk mendukung proyek atau transaksi yang secara komersial sulit dijalankan, tetapi penting bagi kebijakan ekspor nasional dan penguatan devisa negara.

Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Tumbuh Signifikan

Penyaluran pembiayaan PKE pada Semester I 2025 tumbuh signifikan. Total realisasi mencapai Rp 5,5 triliun, naik sekitar 72% (YoY) dibanding Rp3,190 triliun pada Juni 2024. Porsi pembiayaan PKE dalam portofolio pembiayaan LPEI juga naik dari 10% menjadi 15%. 

Kenaikan ini sejalan dengan upaya diversifikasi dukungan melalui pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk sektor strategis dan pasar non-tradisional.

Program PKE turut mendorong industri strategis, termasuk sektor farmasi, dengan memperkuat ekspor vaksin, obat-obatan seperti obat tetes mata, serta peralatan medis seperti jarum suntik buatan Indonesia.

Selain kinerja keuangan, Indonesia Eximbank juga mencatat hasil positif dalam pelaksanaan mandat non-keuangan melalui layanan konsultasi, seperti Program Desa Devisa dan Coaching Program for New Exporter (CPNE), yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Dampingi Desa Devisa Baru

Sepanjang semester I 2025, Indonesia Eximbank mendampingi 192 Desa Devisa baru dari berbagai komoditas. Dengan demikian, total Desa Devisa binaan sejak 2019 mencapai 2.037. Program CPNE juga berkembang pesat, diikuti oleh 647 peserta dalam pelatihan peningkatan kapasitas ekspor.

Indonesia Eximbank berhasil melahirkan 209 eksportir baru dengan nilai ekspor aktual Rp 4,3 miliar, serta membantu UKM memperluas pasar melalui 25 sesi business matching dengan nilai transaksi Rp1,86 miliar. Capaian ini memperlihatkan efektivitas pendampingan dalam memperkuat basis eksportir dan mendorong pertumbuhan ekspor yang berkelanjutan.

"Upaya ini tidak hanya memperluas basis eksportir dan pengembangan desa, tetapi juga mendorong diversifikasi produk ekspor agar lebih kompetitif di pasar global. Kami meyakini bahwa pendampingan ini menjadi fondasi kuat dalam meningkatkan kapasitas dan daya saing produk ekspor, dari tingkat desa hingga nasional.” ujar Sukatmo.

Ke depan, Indonesia Eximbank akan memperkuat perannya sebagai lembaga yang mengisi kekosongan pembiayaan ekspor yang tidak dapat dipenuhi institusi lain. Fokus utama akan tetap pada Penugasan Khusus Ekspor (PKE), sambil melayani penugasan umum. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |