Paket Gaji Elon Musk di Tesla Sebesar Rp 935 Triliun Dipulihkan

Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Tinggi Delaware memutuskan bahwa paket kompensasi CEO Tesla Elon Musk yang disepakati pada 2018 harus dipulihkan. Paket gaji tersebut bernilai sekitar USD 56 miliar atau sekitar Rp 935 triliun (estimasi kurs Rp 16.697 per USD) ketika haknya berlaku penuh (vested).

Dalam putusannya pada Jumat waktu setempat, majelis hakim menyatakan bahwa keputusan pengadilan tingkat bawah yang sebelumnya membatalkan paket gaji tersebut dinilai terlalu ekstrem.

“Kami membatalkan keputusan pembatalan oleh Court of Chancery dan menetapkan ganti rugi nominal sebesar USD 1,” tulis para hakim dalam dokumen putusan dikutip dari CNBC, Sabtu (20/12/2025).

Mahkamah Agung Delaware menilai pengadilan tingkat bawah tidak memberikan kesempatan yang memadai kepada Tesla untuk menyampaikan pandangannya terkait kompensasi yang wajar bagi Musk. Karena itu, pembatalan total terhadap paket gaji tersebut dianggap tidak proporsional.

Putusan ini sekaligus diperkirakan mengakhiri sengketa hukum bertahun-tahun terkait paket gaji Elon Musk, yang dikenal sebagai salah satu paket kompensasi eksekutif terbesar dalam sejarah korporasi Amerika Serikat.

Saat ini, kekayaan bersih Elon Musk diperkirakan mencapai USD 679,4 miliar, berdasarkan daftar Forbes Real Time Billionaires.

Meski paket gaji Musk dipulihkan, sejumlah aspek penting dari putusan pengadilan sebelumnya tetap tidak berubah. Hal itu disampaikan Dorothy Lund, profesor hukum di Columbia Law School.

“Pengadilan sebelumnya telah memutuskan bahwa Musk merupakan pemegang saham pengendali Tesla dan bahwa dewan direksi bersama Musk menyusun paket kompensasi yang tidak adil,” ujarnya. “Tidak satu pun dari penilaian tersebut dibatalkan dalam putusan terbaru ini.”

Sementara itu, kuasa hukum penggugat Richard J. Tornetta menyatakan tetap bangga atas putusan pengadilan tingkat bawah yang menyoroti tanggung jawab fidusia dewan direksi Tesla dan pemegang saham terbesarnya.

“Kami bangga telah terlibat dalam putusan bersejarah yang meminta pertanggungjawaban dewan Tesla dan pemegang saham terbesarnya atas pelanggaran kewajiban fidusia,” tulis tim pengacara Tornetta dalam pernyataan tertulis.