Harga Minyak Dunia Perkasa usai Trump Tabuh Genderang Perang dengan Venezuela

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Jumat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tidak menutup kemungkinan terjadinya perang dengan Venezuela. Untuk diketahui, Venezuela merupakan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam wawancara via telepon dengan NBC News.

Ia ditanya mengenai kemungkinan konflik militer dengan Venezuela di tengah meningkatnya tekanan AS terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

“Saya tidak menutup kemungkinan itu, tidak,” ujar Trump seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (20/12/2025).

Namun, Trump menolak menjelaskan lebih jauh apakah tujuan akhirnya adalah menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.

“Dia tahu persis apa yang saya inginkan,” kata Trump.

“Dia tahu lebih baik daripada siapa pun,” tambah dia. 

Pernyataan keras Trump ini langsung memicu reaksi pasar, meskipun sejauh ini pelaku pasar menilai risiko gangguan pasokan minyak global masih relatif terbatas.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (20/12/2025), pada penutupan perdagangan, harga minyak mentah Amerika Serikat atau West Texas Intermediate (WTI) naik 51 sen atau 0,91% ke level USD 56,66 per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah acuan global Brent menguat 65 sen atau 1,09% dan ditutup di posisi USD 60,47 per barel.

Meski mencatatkan kenaikan, pasar minyak sebenarnya masih dibayangi sentimen bearish. Harga minyak AS sempat menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir pada awal pekan ini.

Tekanan tersebut muncul seiring ekspektasi pasar terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan damai di Ukraina, yang berpotensi membuka kembali pasokan minyak Rusia ke pasar global. Kondisi ini dinilai dapat menambah suplai di pasar yang saat ini sudah relatif longgar.

Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Venezuela kembali menjadi faktor penahan penurunan harga minyak dunia, terutama jika konflik berkembang menjadi eskalasi militer.

Trump dalam beberapa waktu terakhir diketahui terus meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Maduro. Amerika Serikat bahkan memerintahkan pemblokiran kapal tanker minyak yang terkena sanksi di lepas pantai Venezuela, setelah sebelumnya menyita sebuah kapal pada pekan lalu.

Selain itu, AS juga melakukan pengerahan militer besar-besaran di kawasan Karibia dan melancarkan serangan mematikan terhadap kapal-kapal yang diklaim terlibat dalam penyelundupan narkoba ke Amerika Serikat.

Namun, legalitas serangan tersebut masih diperdebatkan dan menjadi sorotan Kongres AS.

Sebagai informasi, Venezuela merupakan salah satu anggota pendiri OPEC dan tercatat memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia. Berdasarkan data Kpler, Venezuela mengekspor sekitar 749.000 barel per hari sepanjang tahun ini.

Dari total ekspor tersebut, sedikitnya separuh minyak Venezuela dikirim ke China. Sementara itu, sekitar 132.000 barel per hari diekspor ke Amerika Serikat.