Modal Asing Masuk ke Indonesia Rp 0,24 Triliun pada Pekan Ketiga Desember 2025

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing mengalir masuk pada pekan ketiga Desember 2025. Sepanjang 2025, tercatat masih banyak modal asing yang keluar dari Indonesia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, berdasarkan data transaksi 15 hingga 18 Desember 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp 0,24 triliun.

“Nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp 0,24 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp 0,60 triliun di pasar saham, dan Rp 0,26 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta jual neto sebesar Rp 0,62 triliun di pasar SBN,” kata Ramdan, dikutip Minggu (21/12/2025).

Ramdan menambahkan, selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 18 Desember 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 25,04 triliun di pasar saham, Rp 2,00 triliun di pasar SBN, dan Rp 112,39 triliun di SRBI.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” jelas Ramdan.

Adapun Premi CDS Indonesia 5 tahun per 18 Desember 2025 sebesar 69,80 bps, turun dibanding dengan 12 Desember 2025 sebesar 71,22 bps. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.710 per dolar AS. dan Yield SBN 10 tahun turun ke 6,12%.  

Bank Indonesia Kembali Tahan BI Rate di 4,75% pada Desember 2025

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 16-17 Desember 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50%.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16 dan 17 Desember 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50%," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam RDG Desember 2025, Rabu (17/12/2025).

Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian global dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini untuk menjaga stabilitas dan mendorong perekonomian nasional.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga BI-Rate lebih lanjut dengan prakiraan inflasi 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, serta perlunya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," ujarnya.

Pelonggaran kebijakan makroprudensial diperkuat dengan meningkatkan efektivitas implementasi pemberian likuiditas kepada perbankan dalam mempercepat penurunan suku bunga dan meningkatkan pertumbuhan kredit/pembiayaan ke sektor riil khususnya sektor-sektor prioritas Pemerintah.

"Kebijakan sistem pembayaran tetap diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, penguatan struktur industri sistem pembayaran, dan peningkatan daya tahan infrastruktur sistem pembayaran," ujarnya.

Revisi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2025

Bank Indonesia kembali merevisi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2025, diproyeksikan sekitar 3,1%. Namun, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 16-17 Desember 2025 menjadi 3,2%.

"Perekonomian global dalam jangka pendek sedikit membaik namun dengan ketidakpastian yang masih tinggi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 diperkirakan menjadi sekitar 3,2% dipengaruhi oleh kenaikan ekonomi Jepang dan India yang didukung konsumsi rumah tangga dan kebijakan stimulus fiskal," ujarnya.

Sementara itu, Perry menyampaikan prospek ekonomi kawasan Eropa tetap baik ditopang konsumsi rumah tangga investasi dan kondisi ketenagakerjaan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |