Top 3: Buntut Kasus Beras Oplosan, Kelas Premium dan Medium Bakal Dihapus Curi Perhatian

1 month ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Polemik beras oplosan tengah menjadi perhatian pemerintah dan kekhawatiran di masyarakat luas. Pemerintah berencana menghapus kelas beras premium dan medium ke depannya.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyampaikan penghapusan kelas beras itu menyusul munculnya praktik penjualan beras tak sesuai dengan label kemasan.

"Melihat pengalaman itu maka beras nanti kita akan buat hanya satu jenis beras saja. Beras ya beras, tidak lagi medium dan premium. Ya beras ada beras, ada satu lagi namanya beras khusus. Jadi cuma ada dua," kata Zulkifli di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat, 25 Juli 2025.

Dia menjelaskan, nantinya hanya ada satu standar, terlepas dari standar medium atau premium yang berlaku saat ini. Selain itu, akan ada beras khusus dengan ketentuan ketat. Sehingga, hanya akan ada 2 jenis beras yang dijual.

Zulkifli Hasan mengatakan, kualitas beras premium dan medium sebetulnya sama saja. Perbedaannya hanya berbeda pada satuan standar tertentu, termasuk tingkat patahan beras dalam kemasan, baik medium maupun premium.

Artikel Buntut Kasus Beras Oplosan, Pemerintah Mau Hapus Kelas Premium dan Medium menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Sabtu (26/7/2025):

1.Buntut Kasus Beras Oplosan, Pemerintah Mau Hapus Kelas Premium dan Medium

Polemik beras oplosan tengah menjadi perhatian pemerintah dan kekhawatiran di masyarakat luas. Pemerintah berencana menghapus kelas beras premium dan medium ke depannya.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyampaikan penghapusan kelas beras itu menyusul munculnya praktik penjualan beras tak sesuai dengan label kemasan.

"Melihat pengalaman itu maka beras nanti kita akan buat hanya satu jenis beras saja. Beras ya beras, tidak lagi medium dan premium. Ya beras ada beras, ada satu lagi namanya beras khusus. Jadi cuma ada dua," kata Zulkifli di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat, 25 Juli 2025.

Dia menjelaskan, nantinya hanya ada satu standar, terlepas dari standar medium atau premium yang berlaku saat ini. Selain itu, akan ada beras khusus dengan ketentuan ketat. Sehingga, hanya akan ada 2 jenis beras yang dijual.

Zulkifli Hasan mengatakan, kualitas beras premium dan medium sebetulnya sama saja. Perbedaannya hanya berbeda pada satuan standar tertentu, termasuk tingkat patahan beras dalam kemasan, baik medium maupun premium.

Berita selengkapnya baca di sini

2. Tarif Trump 19% Selamatkan Nasib 1 Juta Pekerja Indonesia, Kok Bisa?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan nasib 1 juta pekerja padat karya nasional bisa terselamatkan dari kesepakatan tarif 19 persen dengan Amerika Serikat. Pasalnya, laju ekspor barang RI ke AS masih bisa terus bersaing.

Dia menjelaskan, kedua negara sepakat atas tarif 19 persen bagi barang-barang Indonesia untuk masuk ke AS. Angka ini jauh turun dari ketetapan sebelumnya sebesar 32 persen.

"Apa yang lakukan pemerintah dengan kerjasama dengan Amerika adalah menjaga kesimbangan internal dan eksternal agar neraca perdagangan terjaga dan momentum ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bisa terjadi," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, dikutip Jumat (25/7/2025).

Dia menilai, kesepakatan ini masih memberikan ruang bagi produk-produk industri lokal. Apalagi, porsi ekspor Indonesia ke AS mencapai sekitar 11,22 persen, ukuran yang cukup besar bagi penciptaan lapangan kerja.

Airlangga memandingkan, jika dikenakan tarif 32 persen, maka perdagangan Indonesia ke AS akan sangat terhambat. Dampaknya, mengancam jutaan pekerja di sektor padat karya nasional. Pada saat yang sama, dihadapkan perlunya mencari pengganti AS dalam daftar ekspor RI.

Berita selengkapnya baca di sini

3. Indonesia Bakal Impor Pangan Rp 73,44 Triliun dari Amerika Serikat, 2 Komoditas Ini Jadi Prioritas

 Indonesia akan melakukan impor komoditas pangan dari Amerika Serikat (AS) senilai USD 4,5 miliar atau setara Rp 73,44 triliun (asumsi kurs Rp 16.322). Kedelai dan gandum jadi dua komoditas penting yang akan diimpor.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, dua komoditas itu yang difokuskan untuk diimpor dari AS. Ini sebagai konsekuensi dari kesepakatan negosiasi atas tarif 19 persen yang diumumkan Presiden AS Donald Trump buat Indonesia.

"Itu gandum, fokus pada gandum, kemudian kedelai, itu dua komoditas," ungkap Amran ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Dia membuka kemungkinan adanya impor komoditas lain seperti susu dan sapi. Namun, prioritas pertamanya tetap mendatangkan kedelai dan gandum.

"Susu juga bisa, kita lihat saja nanti. Tetapi kedelai dengan gandum (jadi prioritas)," ucap dia.

Berita selengkapnya baca di sini

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |