Tarif 10% jadi Batas Bawah, Donald Trump Sebut Sejumlah Negara Bakal Hadapi Tarif Lebih Tinggi

9 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, tarif 10% akan menjadi batas bawah tarif atas impor dari negara lain. Hal ini terutama yang berupaya mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS.

“Beberapa akan jauh lebih tinggi karena mereka memiliki surplus perdagangan yang besar dan dalam banyak kasus, mereka tidak memperlakukan kita dengan benar,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (9/5/2025).

Pernyataan Trump hadir saat ia membahas perjanjian perdagangan baru dengan Inggris. Selama kegiatan di ruang oval itu, dalam akun Truth Social Trump menyebutkan, tarif AS atas impor dari Inggris akan tetap pada tingkat dasar 10% yang ia kenakan kepada sebagian besar negara di dunia pada awal April 2025.

Ketika ditanya oleh seorang wartawan apakah itu adalah pola untuk kesepakatan perdagangan masa depan, Trump menjawab tidak. “Tidak,tidak. Itu angka yang rendah, mereka membuat kesepakatan yang bagus,” ujar Trump tentang Inggris.

"Satu hal dengan Inggris. Mereka selalu memperlakukan kami dengan sangat hormat,” ia menambahkan.

Bursa Saham Eropa Menguat

Di tengah kesepakatan perdagangan AS dan Inggris, bursa saham Eropa mengawali sesi perdagangan pada Jumat, 9 Mei 2025 dengan positif.

Selain itu, investor menantikan negosiasi perdagangan AS-China yang akan dimulai akhir pekan ini. Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,4% pada pukul 09.41 pagi di London. Indeks FTSE 100 menguat 0,4%, dan indeks DAX Jerman dan CAC 40 Prancis masing-masing menguat lebih dari 0,5%.

Pada perdagangan Kamis, sebagian besar indeks saham utama Eropa ditutup menguat. Namun, FTSE 100 Inggris melawan tren dan merosot 0,32% setelah menghentikan rekor kenaikan beruntunnya pada Rabu pekan ini.

Selama akhir pekan nanti, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer akan bertemu dengan pejabat tinggi China di Swiss untuk membicarakan masalah ekonomi dan perdagangan. Bessent sebelumnya mengatakan pertemuan itu membahas tentang "de-eskalasi, bukan, kesepakatan dagang besar."

Menanti Pertemuan AS-China

China dan AS saat ini terlibat dalam perang dagang, setelah saling mengenakan tarif lebih dari 100%.

Pembicaraan akhir pekan itu terjadi setelah AS mengumumkan kerangka kerja untuk kesepakatan dagang dengan Inggris, yang pertama kali disetujui sejak Trump mengungkapkan sistem tarif timbal baliknya bulan lalu.

Berdasarkan kesepakatan itu, Inggris dapat mengekspor 100.000 kendaraan setiap tahun ke AS dengan tarif 10%, dengan kendaraan tambahan apa pun dikenakan bea masuk sebesar 25%. Pembuat baja Inggris dan industri aluminium akan dapat mengekspor bebas tarif, turun dari tarif 25% yang diberlakukan AS pada Februari.

Namun, semua barang lain yang diimpor ke AS dari Inggris akan tetap dikenakan tarif dasar sebesar 10%.

Investor regional juga akan mencerna pembaruan laba pada hari Jumat dari pemberi pinjaman Jerman Commerzbank, target akuisisi untuk UniCredit. Perusahaan utilitas Portugal EDP juga mengungkapkan hasil kuartalannya setelah pemadaman listrik besar-besaran awal bulan ini.

Pertama Sejak Tarif Baru, AS Teken Kemitraan Dagang dengan Inggris

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan AS telah menyepakati kemitaan perdagangan baru dengan Inggris.

Kesepakatan ini merupakan kemitraan pertama dilakukan AS dengan negara yang dikenakan tarif impor baru. Namun, dilaporkan tidak terlihat penandatanganan di Ruang Oval selama pertemuan Trump dengan delegasi Inggris.

 "Rincian (terkait kemitraan) akhir sedang ditulis," kata Donald Trump, dikutip dari CNBC International, Jumat (9/5/2025).

"Dalam beberapa minggu mendatang, semuanya akan sangat meyakinkan," ujarnya. Dilaporkan, tidak terlihat penandatanganan antara AS dan Inggris di Ruang Oval selama pertemuan antara Trump dengan delegasi Inggris.

Namun, Trump mengatakan, kesepakatan tersebut mencakup "peningkatan akses pasar senilai miliaran dolar untuk ekspor Amerika".

"(Inggris) akan mengurangi atau menghilangkan berbagai hambatan nontarif yang secara tidak adil mendiskriminasi produk Amerika," ungkap Trump.

Ragu Dampak Kesepakatan AS-Inggris

Adapun Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang bergabung dengan Trump dari jarak jauh, mengatakan, "Kami telah membangun platform yang luar biasa untuk masa depan."

Sementara acara di Ruang Oval berlangsung, akun Truth Social Trump mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan tarif AS terhadap Inggris akan tetap sebesar 10%.

"Mereka membuat kesepakatan yang bagus," kata Trump.

"Beberapa tarif akan jauh lebih tinggi karena mereka memiliki surplus perdagangan yang besar," jelasnya.

Namun, beberapa pakar mengaku ragu pada dampak dari kesepakatan dagang baru AS-Inggris. Mereka menilai, kemitraan tersebut belum cukup besar untuk mengimbangi defisit perdagangan AS.

"Ini adalah kemenangan yang sangat kecil, dan cakupannya terbatas," kata Josh Lipsky, ketua ekonomi internasional di Atlantic Council, di acara "The Exchange" CNBC pada hari Kamis malam.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |