Indonesia Buka Ekspor CPO dan Mineral Kritis ke Eropa Melalui IEU CEPA

7 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia ingin tuntas menyelesaikan kesepakatan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) untuk meningkatkan potensi perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.

Mengutip laman ekon.go.id, proses perundingan IEU CEPA saat ini telah mencapai finalisasi isu-isu teknis, fine tunning, dan menyusun kerangka waktu yang lebih detil untuk mencapai tahap ratifikasi IEU-CEPA.

Sebelumnya, Indonesia menargetkan perundingan dapat selesai 2024. Langkah Indonesia, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Bidang Perekonomian) Airlangga Hartarto sudah agresif seiring negara lain seperti Vietnam yang telah mendapatkan manfaat dari kesepakatan perdagangan sehingga meningkatkan ekspor.

"Tahun kemarin kita sudah lebih agresif. Sebetulnya apa yang kita buat lebih agresif karena kita melihat negara lain khususnya Vietnam. Ekspor Vietnam jauh lebih tinggi dari Indonesia. Vietnam dengan Amerika Serikat, dia defisit USD 120 miliar, sedangkan kita USD 19 miliar. Kemudian penjualan shoe dan apparel Vietnam tiga kali dari Indonesia karena mereka punya CEPA dengan Eropa,” kata Menko Airlangga seperti dilaporkan oleh Pimpinan Redaksi SCTV Retno Pinasti, yang dikutip Selasa, (15/7/2025).

Indonesia ingin mendorong potensi kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa agar meningkatkan ekspor dan mendapatkan insentif bea masuk.

“Inilah potensi-potensi yang kita dorong karena bea masuk Uni Eropa antara 10-20 persen. Bea masuk ke Amerika Serikat 10-20 persen. Sedangkan bea masuk Vietnam ke Eropa nol persen. Kita ingin selesaikan (perundingan IEU-CEPA),” kata Airlangga.

Apalagi Indonesia mencatat sejumlah barang ekspor ke Uni Eropa seperti barang elektronik dan komoditas ikan. Selain itu, menurut Airlangga, Indonesia juga ingin membuka ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan mineral kritis ke Uni Eropa.

“Dan yang andalan kita CPO hampir tidak bisa masuk Eropa. Ini kita buka dengan Eropa. Selain itu, critical mineral itu isu utama. Kita merelaksasi itu agar two trade kita lebih tinggi,” ujar Airlangga.

Perundingan IEU-CEPA

Airlangga mengakui, perundingan panjang dengan Uni Eropa terkait sawit.  Di sisi lain, Uni Eropa juga akan memberikan prioritas utama ekspor terkait labour intensif.

"Akan memberikan kita (bea masuk-red) nol, dan kita akan melakukan transformasi non tarif barierr maksimal lima tahun,” ujar Menko Airlangga.

Airlangga mengatakan, Uni Eropa juga meminta agar ekspor pertanian dan Perkebunan juga mendapatkan kemudahan masuk ke Indonesia. “Berikut mereka ingin ekspor anggur, apel, mereka itu diberi kemudahan, kalau importir mau silahkan saja, karena tidak kompetitif dengan punya agriculture kita,” kata Airlangga.

Terkait kerangka waktu perundingan IEU-CEPA itu, Airlangga berharap proses pengesahan secara hukum dapat selesai September 2025.

”September done, targetnya 100 persen, Kemudian ditandatangani. Dengan penandatangan masuk ke Parlemen Eropa dan Parlemen Indonesia. Begitu dua parlemen ratifikasi itu sudah jalan. Sebelum masuk ke Parlemen Eropa perlu diterjemahkan ke 24 bahasa. 27 negara itu ada 24 bahasa, dan semuanya harus (diterjemahkan-red) ke dalam bahasa masing-masing,” kata dia.

IEU-CEPA Disepakati, Prabowo: Tarif Impor Barang RI-Uni Eropa Hampir Semuanya 0 Persen

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto bersyukur Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) berhasil disepakati, usai proses negosiasi yang alot selama 10 tahun. Dia mengatakan penyelesaian IEU-CEPA merupakan terobosan besar di bidang ekonomi.

"Luar biasa, terobosan besar. Setelah 10 tahun negosiasi, hari ini kita tembus, breakthrough, semua titik-titik persoalan sudah kita selesaikan," kata Prabowo usai menyelesaikan lawatan di Brussel, Belgia, Minggu 13 Juli 2025.

Dia menyampaikan nantinya hampir semua barang impor baik dari Indonesia dan Uni Eropa akan dikenakan tarif 0 persen, usai perjanjian IEU-CEPA disepakati.

"Jadi kita sudah punya sekarang perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement antara Indonesia dan Uni Eropa yang ini sebetulnya nanti adalah menjadi free trade agreement. Hampir semua tarif kita sudah selesai, hampir semuanya 0 persen diantara kita," jelasnya.

Prabowo menuturkan kesepakatan ini menjadi alternatif yang kuat bagi Indonesia ditengah ketidakpastiaan global. Terlebih, jumlah penduduk Uni Eropa mencapai 460 juta jiwa sehingga memiliki pasar yang sangat besar.

"Jadi ini segera terobosan baru, Uni Eropa pasar yang sangat besar, jumlah penduduk 460 juta lebih, total GDP mereka sangat besar, perdagangan mereka juga sangat besar. Jadi ini alhamdulillah suatu peristiwa bersejarah," tutur Prabowo.

"Kita dalam keadaan ketidakpastian dunia, sekarang kita punya alternatif-alternatif yang kuat," sambung dia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |