Liputan6.com, Jakarta - Proyek pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) akan diperpanjang ke Bandung dan Yogyakarta. Tender proyek pipa gas Cisem ini dilakukan secara terbuka sehingga pihak swasta bisa ikut terlibat.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan proyek ini bisa digarap oleh swasta melalui skema tender terbuka.
"Bisa swasta, ini tender terbuka," kata Yuliot ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Rencananya, lelang proyek Cisem ini akan dimulai pada November-Desember 2025. Kemudian, targetnya pada Januari 2026 sudah bisa dimulai pengerjaan lapangan.
"Itu kan November-Desember sudah bisa dilakukan lelang. Pas Januari (2026) itu sudah bisa dilaksanakan kerja lapangan," tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menuturkan rencana memperpanjang jaringan Cisem ke Bandung dan Yogyakarta. "Untuk mendorong pengembangan jargas dengan pipa transmisi, kami akan perluas dari Cirebon ke Bandung, kemudian dari Semarang ke Solo dan Yogyakarta," ungkap Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR, Rabu (3/9/2025).
Pengembangan Jargas
Proyek ini dilakukan untuk mendorong instalasi jaringan gas (jargas) rumah tangga. Transmisi gas ke Bandung akan melanjutkan dari Cirebon, sedangkan dari Semarang akan dilanjutkan ke Solo serta Yogyakarta.
Kementerian ESDM pun menyiapkan anggaran tak sedikit. Pipa transmisi gas Cirebon-Bandung sepanjang 132 kilometer (km) sebesar Rp 865,07 miliar, yang terdiri dari Rp 10,94 miliar di 2025 dan Rp 854,13 miliar di 2026.
Kemudian, pipa transmisi Semarang-Solo-Yogyakarta sepanjang 148 km memerlukan anggaran Rp 895,63 miliar, terdiri dari Rp 13,13 miliar di 2025 dan Rp 882,5 miliar di 2026.
PGN Geber Jargas di Yogyakarta
Diberitakan sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus memperluas jangkauan gas bumi di Yogyakarta agar masyarakat dapat menikmati energi bersih dengan beragam manfaat, dengan mempercepat pembangunan jaringan GasKita.
PTH Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Rosa Permata Sari mengatakan, PGN menggunakan moda beyond pipeline dalam hal ini CNG serta membangun infrastruktur berupa Stasiun Pengatur Tekanan (PRS) yang terhubung dengan jaringan pipa distribusi sepanjang ±100 km. Seluruh infrastruktur yang dibangun ini dapat melayani hingga 12.900 pelanggan.
"Kami berkomitmen pembangunan jargas untuk terus berlanjut, tidak hanya di Sleman, tetapi di seluruh wilayah Yogyakarta. Apalagi Yogyakarta merupakan destinasi wisata utama, usaha kuliner juga semakin bertumbuh pesat, sehingga menjadi peluang besar bagi PGN untuk mengembangkan jargas di bidang usaha tersebut. Tidak hanya itu, jargas juga dapat dimanfaatkan untuk hotel dan rumah sakit,” kata Rosa, dikutip Sabtu (2/8/2025).
Bidik Sektor Rumah Tangga
Pengembangan jargas di wilayah Sleman membidik sektor rumah tangga, pelanggan kecil, dan komersial. Menurut Rosa, percepatan ini merupakan wujud komitmen PGN untuk menghadirkan manfaat gas bumi yang selalu tersedia 24 jam, hemat, praktis, dan ramah lingkungan bagi warga Yogyakarta.
Rosa berharap, dengan upaya PGN yang terus-menerus meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk mendekatkan akses warga dengan gas bumi melalui jargas, akan semakin meningkatkan minat warga Yogyakarta dan sekitarnya dalam memanfaatkan energi baik gas bumi PGN.
PGN turut menggandeng kontraktor PT Kian Santang Muliatama Tbk (KSM) untuk pengembangan jargas di Sleman. Kerja sama ini adalah bagian dari tahapan penyiapan infrastruktur jargas untuk memenuhi target tahun 2025 yang tersebar di beberapa wilayah kerja operasional PGN seperti di Medan, Dumai, Banyuasin, Musi Banyuasin, Batam, Cilegon, Tangerang, Tangerang Selatan, Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, Cibinong, Karawang, Cirebon, Semarang, Sleman, Gresik, & Surabaya.