OJK Ungkap Dampak Demo ke Perbankan

3 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan aktivitas industri perbankan tetap berjalan stabil meski adanya dinamika unjuk rasa yang terjadi di berbagai wilayah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan layanan terhadap nasabah tidak terganggu secara signifikan. Baik melalui jaringan ATM, layanan mobile banking, maupun operasional kantor cabang, semua masih dapat digunakan secara optimal.

"Tentu saja OJK terus memastikan aktivitas industri perbankan relatif tidak terganggu, khususnya dalam layanan perbankan kepada nasabah. Secara umum, perbankan nasional sudah secara optimal memberikan layanan kepada nasabah baik melalui jaringan ATM, kemudian mobile banking, maupun kegiatan operasional lainnya," kata Dian dalam konferensi pers RDKB Agustus, Kamis (4/9/2025).

Dia menilai, kondisi ini bisa dicapai berkat kerja sama erat antara OJK, pelaku industri perbankan, dan masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga keberlangsungan layanan perbankan menjadi salah satu faktor penting.

"Ini tentu perlu upaya bersama di antara kami dan perbankan. Hal ini juga didukung dengan kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga layanan perbankan tetap beroperasi tanpa gangguan," ujarnya.

Tak Ganggu Layanan

Dian menyebut, meskipun terdapat beberapa penyesuaian operasional di kantor cabang yang dekat dengan lokasi unjuk rasa, hal itu tidak mengganggu layanan secara keseluruhan.

"Dampak unjuk rasa terhadap operasional perbankan bisa dikatakan relatif minimal, meskipun terdapat beberapa penyesuaian untuk memastikan layanan tetap optimal. Hal ini mencakup antara lain penyesuaian terhadap pelaksanaan kegiatan operasional beberapa kantor cabang, ATM, maupun mobile banking," jelasnya.

Likuiditas dan Kepercayaan Nasabah Tetap Terjaga

Selain kelancaran layanan, OJK juga menegaskan kondisi likuiditas perbankan nasional relatif stabil. Rasio AL/DPK (Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga) masih berada di atas ambang batas aman, yakni 10%, sementara rasio AL/NCD (Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit) di atas 50%. Loan to Deposit Ratio (LDR) pun tercatat sehat, yakni di atas 78% namun tidak melampaui batas 92%.

Pergerakan Dana Deposito Berjalan Normal

Dia menambahkan, selama sepekan terakhir, pergerakan dana deposito dari sisi inflow maupun outflow juga berjalan normal. Tidak ada indikasi penarikan dana besar-besaran yang berpotensi menimbulkan rush money.

"Selama satu minggu terakhir, pergerakan dana deposito baik inflow maupun outflow nasabah juga berjalan normal, tanpa indikasi penarikan dana yang signifikan," ujar dia.

Digitalisasi Jadi Penopang Stabilitas Layanan

Salah satu faktor penting yang menjaga stabilitas layanan perbankan adalah pemanfaatan teknologi digital. Permintaan terhadap mobile banking dan layanan perbankan online terus meningkat, seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk mengakses layanan keuangan yang lebih cepat, mudah, dan efisien.

OJK melihat tren ini sebagai momentum untuk memperkuat digitalisasi perbankan. Dengan semakin banyak nasabah yang menggunakan layanan digital, potensi disrupsi terhadap layanan akibat kondisi sosial politik dapat diantisipasi lebih baik.

"Terkait permintaan terhadap layanan perbankan online atau mobile banking memang ada peningkatan dari waktu ke waktu, sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat atas layanan perbankan yang lebih mudah, cepat, dan lebih efisien," pungkasnya.

Kredit Melambat, OJK Yakin Kinerja Perbankan Tak Goyang

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa sektor perbankan nasional masih menunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian global maupun domestik. Meski penyaluran kredit melambat, pertumbuhan tetap berlanjut dengan kualitas kredit yang terjaga.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyebut nominal kredit bermasalah (NPL) mampu ditekan sehingga mendorong penurunan rasio NPL gross.

“Meski melambat, namun kredit perbankan masih tetap tumbuh. Selain itu, nominal kredit bermasalah mampu ditekan yang mendorong penurunan NPL gross,” kata Dian dikutip dari jawaban tertulisnya, Selasa (26/8/2025).

Menariknya, bank-bank kecil dalam kelompok KBMI 1 dan KBMI 2 justru mencatatkan kinerja kredit yang positif. Pertumbuhan tertinggi secara tahunan (yoy) dicatatkan oleh bank-bank KBMI 1, terutama yang berafiliasi dengan platform digital.

“Kinerja bank-bank kecil pada kelompok KBMI 1 dan KBMI 2 masih tercatat baik,” ujarnya.

Hal ini menunjukkan adanya pergeseran strategi pembiayaan yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar.

Untuk mitigasi risiko, perbankan telah memperkuat pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang tercermin dari coverage ratio NPL yang tinggi.

“Mitigasi risiko kredit juga telah dilakukan yang tercermin dari coverage CKPN NPL yang cukup tinggi,” ujar Dian.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |