Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa India telah menawarkan untuk memangkas tarif bea masuk atau tarif impor barang dari AS hingga nol persen. Meski begitu, ia tetap menilai hubungan dagang kedua negara selama ini sebagai “bencana sepihak”.
Dikutip dari CNN, Rabu (3/9/2025), AS menarik tarif impor sebesar 50% untuk barang asal India, termasuk penalti 25% akibat penolakan Delhi untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Tarif tinggi ini mulai berlaku pekan lalu.
India belum memberikan tanggapan langsung atas komentar terbaru Trump. Namun, perang kata-kata soal minyak Rusia membuat hubungan Delhi dengan Washington berada di titik terendah.
Pernyataan keras Trump juga bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke KTT Shanghai Co-operation Organisation (SCO) di Tianjin. Di sana, Modi bertemu Presiden China Xi Jinping serta Presiden Rusia Vladimir Putin.
Washington menuding India secara tidak langsung membantu pendanaan perang Rusia di Ukraina lewat impor minyak dan senjata.
“India membeli sebagian besar minyak dan produk militernya dari Rusia, sangat sedikit dari AS,” tulis Trump, seraya menambahkan bahwa Delhi seharusnya sudah menurunkan tarif “bertahun-tahun lalu”.
Sementara itu, India menegaskan impor minyak dari Rusia penting untuk memenuhi kebutuhan energi penduduknya yang besar.
Pemerintah Delhi bahkan menyebut tarif baru dari AS sebagai kebijakan yang “tidak adil dan tidak masuk akal”.
India Tegaskan Terbuka Menjalin Perdagangan
Menteri Perdagangan India Piyush Goyal menambahkan negaranya tidak akan tunduk pada tekanan mana pun. Ia menegaskan India terbuka menjalin perjanjian perdagangan bebas dengan siapa pun yang berminat.
Trump kembali menyoroti ketimpangan hubungan dagang. Pada hari Senin, Trump menulis “Sedikit orang yang memahami bahwa kami sangat sedikit berbisnis dengan India, tetapi mereka berbisnis sangat besar dengan kami. Dengan kata lain, mereka menjual barang dalam jumlah besar kepada kami, menjadikan kami ‘klien’ terbesar mereka, tetapi kami menjual sangat sedikit kepada mereka, sejauh ini hubungan yang sepihak total, dan sudah berlangsung selama beberapa dekade,” tulisnya.
Terpukul oleh tarif Trump, India dan China mencari kebangkitan bisnis. AS, hingga baru-baru ini, merupakan mitra dagang terbesar India, dan tarif tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa ekspor serta pertumbuhan ekonomi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia itu bisa terganggu.
Diskusi Mencerahkan
Modi terlihat akrab dengan Putin saat KTT SCO. Keduanya bahkan menghabiskan 45 menit berbincang di dalam mobil sang presiden Rusia.
Modi kemudian memamerkan momen tersebut di media sosial dengan menyebut percakapan mereka sebagai diskusi yang “mencerahkan”.
KTT SCO sendiri dianggap sebagai ajang unjuk kekuatan negara-negara anggota seperti China, India, Rusia, Iran, dan Pakistan untuk menantang dominasi global Amerika Serikat.