Harga Cabai Turun, Bawang Merah Tembus Rp 60 Ribu Hari Ini 25 Juli 2025

21 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Di pasar tradisional, komoditas cabai, bawang, dan tomat selalu menjadi primadona sekaligus penentu stabilitas dapur rumah tangga.

Dalam sepekan terakhir, harga  pangan mengalami penurunan seiring mulai stabilnya pasokan, sementara sejumlah bahan pokok lainnya justru mengalami kenaikan. Secara umum, harga komoditas tersebut masih fluktuatif dan belum menunjukkan kestabilan.

Mengacu dari data Panel Harga Badan Pangan Nasional, Jumat (25/7/2025), harga bawang putih berdasarkan Harga Acuan Penjualan Tingkat Konsumen (HAP) yaitu Rp 38.678 per kilogram (kg). 

Lalu bagaimana harga bawang putih di pasar tradisional Pasar Baru Bogor?

Berdasarkan pantauan harga bawang putih di pasar tradisional saat ini berada di kisaran Rp30.000 per kg. Harga tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan sebelumnya.

"Kemarin lagi naik, sekarang lagi turun jadi Rp 30.000 per kilogram,” ungkap Iwan, penjual bahan pangan di Pasar Tradisonal Pasar Baru Bogor, Kota Bogor, Jumat pekan ini.

Harga Bawang Merah Melesat Naik

Berbeda dengan bawang putih, bawang merah justru mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Mengacu pada data Badan Pangan Nasional per 25 Juli 2025, harga rata-rata bawang merah secara nasional tercatat sebesar Rp48.439 per kilogram.

Sementara itu, berdasarkan pantauan langsung di pasar tradisional, harga bawang merah bahkan menembus Rp 60.000 per kilogram.

Salah satu pedagang di pasar tradisional menjelaskan pergerakan harga bawang merah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan dari daerah penghasil utama seperti Brebes. Menurut dia, kelangkaan stok kerap terjadi akibat cuaca buruk yang menyebabkan gagal panen.

“Sekarang ini harga bawang merah Rp 60.000 per kg. Harga naik-turun itu tergantung pasokan. Kalau stok kosong, harga naik. Tapi kalau kiriman dari Jawa, biasanya dari Brebes, lagi banyak, harga turun. Kadang stok kosong karena gagal panen, apalagi kalau musim hujan,” ujar Iwan, salah satu pedagang.

Harga Cabai, Tomat, dan Sayuran Turun

Selain bawang putih, penurunan harga juga terjadi pada sejumlah komoditas hortikultura lainnya antara lain cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran.

Penurunan ini disebabkan oleh mulai stabilnya pasokan dari daerah sentra produksi, sehingga distribusi ke pasar tradisional menjadi lebih lancar dan stok mencukupi.

"Harga cabai merah Rp30.000, cabai merah besar dan keriting Rp35.000, cabai jablay Rp40.000, tomat Rp15.000 per kilo. Harganya standar, nggak ada kenaikan atau penurunan dari kemarin,” ujar Iwan.

Sementara itu, harga beberapa jenis sayuran juga cenderung stabil dan terjangkau. Beberapa komoditas seperti kentang, wortel, dan selada dijual dengan harga yang relatif sama seperti hari-hari sebelumnya. Kondisi ini turut meringankan beban belanja konsumen, terutama bagi pembeli harian di pasar tradisional.

"Sekarang harga kentang sekitar Rp16.000–Rp18.000 per kilo, jengkol Rp20.000, wortel Rp10.000, kol Rp12.000, dan selada Rp15.000. Tapi kemarin selada sempat naik jadi Rp25.000. Bahkan minggu-minggu sebelumnya pernah nyampe Rp60.000 juga. Kalau komoditas lain sih standar, yang naik cuma selada," ungkap pedagang bahan pangan, Ferry di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor, Kota Bogor, Jumat (25/7/2025).

Harga Pangan Naik, Daya Beli Turun

Ferry menjelaskan, fluktuasi harga komoditas tidak hanya dipengaruhi oleh pasokan dan cuaca, tetapi juga situasi sosial yang berdampak pada distribusi barang. Ia menyebutkan, harga yang tinggi sering kali membuat pembeli sepi, sementara saat harga turun, pasar kembali ramai dikunjungi.

“Kemarin itu mahal karena ada demo, jadi pengiriman barang sempat terhambat. Faktor cuaca juga berpengaruh, kadang gagal panen karena hujan," ujar Ferry.

Ia menambahkan perubahan harga sangat memengaruhi penjualan di pasar.

“Kalau harga naik, pembeli jadi sepi. Tapi kalau sekarang lagi turun, ya Alhamdulillah ramai,” katanya.

Terkait respons konsumen saat harga melonjak, Ferry mengakui kadang ada keluhan dari pelanggan.

“Ada aja yang protes, namanya juga pembeli. Tapi biasanya saya jelaskan saja, bilang kalau harganya memang lagi susah. Kebanyakan sih ngerti,” ujarnya.

Di tengah perubahan harga bahan pangan, para pembeli di pasar tradisional juga merasakan dampaknya secara langsung. Bagi mereka yang berbelanja untuk kebutuhan harian, kenaikan atau penurunan harga sekecil apa pun bisa memengaruhi pengeluaran rumah tangga.

Saat harga melonjak, sebagian konsumen terpaksa mengurangi jumlah belanja atau mencari alternatif bahan masakan yang lebih murah. Namun ketika harga turun, mereka merasa sedikit lega karena kebutuhan dapur bisa terpenuhi tanpa membebani anggaran.

"Kalau harga lagi pada turun, ya senang, soalnya Rp 50.000 aja udah dapat banyak. Tapi kalau lagi naik, kita kurangi belanjanya. Misalnya biasanya beli bawang satu kilo, jadi cuma seperempat kilo aja. Soalnya kalau harga bawangsampai Rp 60.000 per kilo, ya segitu cuma buat cabai doang,” ujar Yuyun, salah satu pembeli di Pasar Baru Bogor.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |