Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengungkapkan beberapa kelebihan yang dimiliki pengusaha di kelompok usia generasi Z (Gen Z), ketika membangun bisnis mereka.
"Gen Z adalah generasi yang paling adaptif dan kreatif. Tapi jangan hanya mengejar gaya hidup entrepreneur, perlu juga mindset builder: sabar, tahan banting, dan siap belajar dari kegagalan," kata Sekretaris Jenderal HIPMI, Anggawira kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Angga menjelaskan, hal itu didukung oleh pertumbuhan Gen Z di lingkungan yang serba digital, menjadikan mereka sangat familiar dengan teknologi dan media sosial.
"Hal ini memudahkan mereka dalam memanfaatkan platform digital untuk pemasaran, penjualan, dan pengembangan produk," jelasnya.
Angga juga melihat pengusaha di antara Gen Z sangat kreatif dan inovatif. "Mereka cenderung berpikir out-of-the-box dan berani mencoba hal baru, yang penting dalam menciptakan produk atau layanan yang unik dan menarik bagi pasar," bebernya.
Selain itu, menurutnya, Gen Z juga memiliki orientasi pada tujuan dan nilai ketika memulai suatu bisnis.
"Gen Z seringkali memulai usaha yang selaras dengan nilai-nilai pribadi mereka, seperti keberlanjutan lingkungan atau pemberdayaan komunitas, yang dapat membangun loyalitas pelanggan," ungkapnya.
Kelebihan lainnya termasuk multitasking dan karakter Gen Z yang mandiri. "(Pengusaha Gen Z) memiliki kemampuan untuk menangani berbagai tugas sekaligus dan keinginan untuk mandiri mendorong mereka untuk belajar berbagai aspek bisnis secara cepat," imbuh Angga.
Kekurangan
Namun, Angga melihat pengusaha Gen Z juga memiliki beberapa kekurangan saat merintis usaha. Salah satunya, pengalaman dan ketekunan yang perlu ditingkatkan.
"Karena usia yang relatif muda, banyak dari mereka belum memiliki pengalaman bisnis yang cukup dan cenderung mudah menyerah saat menghadapi tantangan," katanya.
Adapun ketergantungan pada teknologi. Meskipun mahir dalam teknologi, menurut Angga, ketergantungan yang berlebihan dapat menjadi kelemahan jika tidak diimbangi dengan keterampilan interpersonal dan manajemen yang baik.
Kekurangan lainnya adalah mudah terpengaruh tren. Pasalnya, di masa kini, terlalu banyak informasi dan tren yang beredar dapat membuat mereka sulit fokus pada satu ide bisnis dan mudah beralih ke hal lain sebelum ide tersebut matang.
"Kurangnya pengalaman dan koneksi dapat menyulitkan mereka dalam membangun jaringan bisnis yang kuat, yang penting untuk pertumbuhan usaha," Angga menambahkan.