Tarif Trump Bikin Panik? Berikut Cara Jitu Atasi Stres Finansial dari Ahlinya

5 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, banyak sekali berita yang mengkhawatirkan membanjiri media. Pernyataan Presiden Donald Trump yang sulit diprediksi soal kebijakan tarif mengguncang ekonomi global, memicu kembali ketakutan akan resesi di kalangan konsumen maupun pelaku bisnis.

“Tak diragukan lagi, berita-berita sekarang datang begitu cepat dan intens, dan memang bisa sangat menakutkan,” ujar Mary Clements Evans, perencana keuangan tersertifikasi sekaligus pakar keuangan perilaku, dilansir dari CNBC Make it, Jumat (18/7/2025).

Menurutnya, cemas adalah hal yang wajar. Banyak berita yang datang silih berganti dapat membuat seseorang menjadi stres. Namun, kekhawatiran tidak membawa manfaat, melainkan persiapan lah yang dapat membantu.

Ia menyampaikan ini dari sudut pandang ahli yang memahami psikologi manusia terhadap keuangan dan ketidakpastian.

“Kita sering berpikir bahwa jika kita cukup khawatir, maka kita bisa melindungi diri dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Padahal, rasa khawatir tak akan membantu, yang membantu adalah kesiapan,” terangnya.

Memang sulit merencanakan sesuatu di tengah ketidakpastian. Namun, rasa cemas juga tidak bisa menjamin hasil apa pun, baik positif maupun negatif. Sebagai gantinya, Clements Evans memberikan tiga saran praktis yang bisa membantu merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi masa ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang ini.

1. Fokus Terhadap Apa yang Dapat Kita Kontrol

Langkah pertama, fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan, kata Clements Evans. Ia menyarankan agar kita tidak terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang berada di luar kendali kita (seperti kondisi ekonomi global, atau kenaikan pajak), malainkan fokus terhadap apa yang dapat kita atur sendiri, misalnya perencanaan keuangan pribadi.

“Soal dana darurat, kalau kamu masih bekerja dan belum bergantung pada investasi untuk hidup, bersiaplah seandainya terjadi pemutusan kerja. Idealnya, miliki cadangan dana tunai untuk kebutuhan hidup selama enam bulan. Lebih banyak lagi kalau kamu khawatir akan sulit mencari pekerjaan baru,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ramit Sethi, miliarder dan penulis buku laris, menyarankan agar orang menyimpan tabungan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama 6 bulan sampai 1 tahun.

“Simpan uang tunai yang cukup untuk menutupi kebutuhan selama setidaknya enam bulan. Lebih banyak lagi kalau kamu merasa akan sulit mencari pekerjaan baru,” jelasnya.

Memang tak mudah menabung uang sebanyak itu, apalagi jika kamu sedang kesulitan keuangan. Tapi sedikit demi sedikit tetap berarti, jadi sebaiknya mulai sisihkan berapa pun yang kamu bisa.

2. Abaikan Berita-Berita yang Mengkhawatirkan

Meski kamu bisa memilih kapan membeli atau menjual saham, begitu uangmu masuk ke pasar (diinvestasikan), kita tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi padanya. Hal ini memang bisa menimbulkan stres, tapi menurut Clements Evans, menarik seluruh dana hanya karena takut atau frustrasi akibat fluktuasi pasar bukanlah solusi terbaik.

“Orang tidak melakukan kesalahan keuangan karena mereka bodoh. Kesalahan terjadi karena emosi yang mengambil alih,” ujarnya.

Hal ini juga disetujui oleh Ramit Sethi. Ia menjelaskan bahwa banyak investor justru mengambil keputusan berdasarkan ketakutan yang dipicu oleh berita-berita yang menimbulkan ketakutan, berusaha meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang kaya, seolah-olah orang kaya punya rahasia pasar yang tak diketahui publik.

Karena itu, Sethi menyarankan untuk tidak mengambil keputusan keuangan ekstrem ketika panik, kecuali kamu memang sedang menghadapi kondisi darurat keuangan.

“Salah satu hal paling penting dalam masa-masa seperti ini adalah melambat dan bersikap sistematis,” kata Sethi.

3. Ambil Rehat Sejenak

Karena rasa khawatir tak banyak membantu, Clements Evans menyarankan agar kamu menjauh sejenak dari informasi yang membuat stress dan mencari alasan untuk tetap tersenyum.

“Ambillah jeda untuk tertawa. Dengarkan sesuatu yang lucu,” katanya.

Dengan arus informasi yang tiada henti, kita mudah merasa takut melewatkan berita penting. Tapi jika kamu sudah mempersiapkan diri menghadapi masa sulit, tak ada salahnya mengalihkan fokus sejenak demi menenangkan pikiran, kata Evans.

“Aku percaya pada kekuatan tawa. Ini bukan berarti kamu menyepelekan masalah atau mengabaikan perasaan negatif. Kamu bukan tidak peduli atau tidak bertanggung jawab, kamu hanya butuh istirahat sejenak dari semua itu,” tambahnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |