Rumah Dijarah Dua Kali, Sri Mulyani Ingatkan Sistem Demokrasi Indonesia yang Beradab

2 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Bintaro Tangerang Selatan, dijarah massa hingga dua kali pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Menurut keterangan staf pengamanan kompleks, Joko Sutrisno, penjarahan terjadi dalam dua gelombang.

Kesaksian itu diperkuat sejumlah warga, termasuk seorang saksi bernama Renzi, serta tiga tenaga satuan pengamanan di sekitar kompleks. “Tapi Bu Sri (Mulyani) tidak ada di rumah kok,” kata Renzi dikutip Senin (1/9/2025).

Meski tidak ada korban jiwa, penjarahan kedua disebut lebih mengerikan karena melibatkan ratusan hingga seribuan orang. “Saya hanya bisa menyaksikan dari balik tirai rumah, tak berani keluar karena jumlah mereka sangat banyak,” kata seorang tetangga yang enggan disebut namanya.

Para saksi menuturkan, sebagian besar pelaku penjarahan masih berusia muda, bahkan banyak di antaranya remaja. Saat ini rumah Sri Mulyani dijaga ketat oleh aparat TNI untuk mencegah kejadian serupa.

Unggahan Sri Mulyani: Demokrasi Harus Beradab

Menanggapi musibah tersebut, Sri Mulyani menyampaikan pesan melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Ia berterima kasih atas doa, dukungan, dan simpati yang diberikan banyak pihak.

Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita telah melalui itu. Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur,” tulisnya.

Sri Mulyani menegaskan, sebagai pejabat negara dirinya terikat sumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan seluruh peraturan yang berlaku. Ia menekankan, sistem demokrasi Indonesia telah menyediakan mekanisme hukum yang beradab seperti judicial review di Mahkamah Konstitusi atau proses peradilan di Mahkamah Agung, bukan melalui intimidasi, anarki, maupun penjarahan.

Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab, tidak dengan anarki, intimidasi serta represi,” lanjutnya.

Integritas dalam Jalankan Tugas

Ia juga menekankan pentingnya integritas dalam menjalankan tugas negara: amanah, profesional, transparan, akuntabel, dan menjauhi praktik korupsi. Menurutnya, hal tersebut merupakan kehormatan sekaligus amanat besar bagi pejabat negara.

Sri Mulyani berterima kasih kepada masyarakat yang terus memberikan kritik, masukan, bahkan sindiran. Semua itu dianggapnya sebagai bagian dari proses membangun Indonesia yang lebih baik.

“Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai serta mengkhianati perasaan publik,” tulisnya menutup unggahan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |