Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Turki tengah menyiapkan roadmap kerja sama industri jangka panjang. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan mengenai rencana ini berbeda dari nota kesepahaman (MoU) yang biasanya hanya bersifat seremonial tanpa target jelas.
“Kalau bicara roadmap, artinya ada time frame yang mengikat. Kita akan lihat quick wins, lalu kita desain roadmap 10 hingga 20 tahun ke depan. Itu akan menjadi koridor pegangan antara dua negara,” kata Agus ditulis Jumat (26/9/2025).
Menurut Agus, roadmap tersebut akan menjadi panduan nyata dalam pengembangan kerja sama industri, investasi, hingga transfer teknologi. “Sifatnya bukan MoU, tapi roadmap, karena ada time frame yang secara spesifik mengikat kita. Itu nanti akan jadi proyek nyata,” tegasnya.
Ia juga menyoroti kedekatan, Presiden Prabowo Subianto, dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sebagai modal penting dalam mendorong kerja sama ini. “Kedekatan dua pemimpin ini modalitas yang tidak dimiliki negara lain. Sebagai pembantu Presiden, saya harus bisa memanfaatkannya dalam kerja sama industri manufaktur, investasi, hingga transfer teknologi,” ucap Agus.
Setelah sebelumnya, Indonesia dan Turki telah sepakat membentuk Joint Committee for Industrial Cooperation. Komite ini akan mengawal implementasi roadmap dengan fokus pada 14 sektor strategis, termasuk manufaktur, energi, dan bahan bangunan.
Dengan adanya kerangka tersebut, Agus optimistis, roadmap tersebut akan memberikan hasil nyata dalam jangka pendek sekaligus menjadi koridor penguatan industri kedua negara hingga dua dekade mendatang.
Indonesia Mantapkan Langkah Jadi Pusat Industri Halal Dunia
Indonesia kembali menegaskan ambisinya menjadi pusat industri halal dunia. Hal itu diwujudkan melalui pembukaan Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) dan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2025 yang resmi digelar di ICE BSD City, Tangerang, pada tanggal 25 - 28 September 2025.
Ajang berskala internasional ini menjadi momentum penting, bukan sekadar pameran produk halal, tetapi juga bukti komitmen pemerintah untuk menjadikan industri halal sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
“Pameran ini adalah wadah bagi seluruh pelaku industri halal, dari makanan-minuman, kosmetik, farmasi, hingga fashion muslim untuk berkolaborasi dan meneguhkan ekosistem halal Indonesia,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Eko S.A. Cahyanto, saat pembukaan Halal Indo 2025, Kamis (25/9/2025).
Hadirkan 346 Peserta, Target 15 Ribu Pengunjung
Halal Indo 2025 berlangsung hingga 28 September mendatang dengan menghadirkan lebih dari 346 peserta pameran dari dalam dan luar negeri. Tahun ini, partisipasi internasional kian meluas, mulai dari Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, Singapura, hingga Libya dan Kazakhstan.
Berbagai kegiatan pendukung juga dihadirkan, seperti business matching, live shopping, fashion show, workshop, hingga kompetisi untuk generasi muda. Panitia menargetkan 15 ribu pengunjung, naik signifikan dibanding 12 ribu pada tahun lalu.
Tak hanya itu, Halal Indo 2025 juga terhubung dengan jaringan pameran halal internasional seperti Mega Halal Bangkok di Thailand, Mihas di Malaysia, dan Halal Expo Istanbul. Artinya, produk halal Indonesia kini semakin dikenal di panggung global.