Harga Emas Dunia Berpeluang Melesat, Suku Bunga The Fed Membayangi

2 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Analis prediksi harga emas dunia pada pekan ini akan menguat di tengah perdagangan yang singkat. Hal ini mengingat pasar Amerika Utara libur untuk memperingati hari buruh pada 1 September 2025, dan investor akan fokus ke data ketenagakerjaan.

Mengutip Kitco, Senin (1/9/2025), dalam survei emas mingguan Kitco News terbaru menunjukkan investor prediksi harga emas akan mencatat kenaikan pada pekan ini.

14 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco. Sebanyak 12 analis atau 86% memperkirakan harga emas naik selama pekan ini. Sementara itu, tidak ada yang memprediksi penurunan harga. Dua analis lainnya atau 14% memperkirakan logam mulia akan diperdagangkan sideways.

Sementara itu, 179 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco. Investor lokal optimistis setelah kinerja emas mingguan yang kuat.

Sebanyak 121 pedagang ritel atau 68% memprediksi harga emas naik pekan ini. Sedangkan 30 pedagang lainnya atau 17% memperkirakan logam kuning akan melemah.

Sebanyak 28 investor lainnya, mewakili 16% dari total pelaku pasar memprediksi harga akan terus konsolidasi selama pekan ini.

Sejumlah Faktor yang Pengaruhi Harga Emas

Presiden of Adrian Day Asset Management, Adrian Day memprediksi akan ada lebih banyak pergerakan harga emas naik turun dalam kisaran yang telah dilihat sejak April. Ia mengatakan, harga emas juga ada prediksi menurun tetapi tipis dan sementara. “Saya tidak memperkirakan adanya koreksi signifikan pada emas sebelum terjadi breakout,” kata dia.

Adrian menuturkan, sejumlah faktor yang pengaruhi harga emas salah satunya dari aksi beli oleh pelaku pasar. Selain itu, potensi penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS). “Meskipun sudah diantisipasi, atau mungkin penurunan pasar saham, dapat mendorong terobosan itu,” ujar Day.

Sementara itu, President and COO of Asset Strategies International, Rich Checken menuturkan,  harga emas akan lebih tinggi.  Ia mengatakan, pelaku pasar sangat yakin kalau Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) akan memangkas suku bunga pada pertemuan September. 87% memperkirakan penurunan suku bunga. “Jadi saya memperkirakan harga emas akan terus menguat dari sini,” ujar dia.

Konflik Presiden AS Trump dengan Lisa Cook

Ia menuturkan, harga emas akan lebih tinggi meski sudah bergerak di atas level resistance psikologis di USD 3.400. “Seharusnya sudah siap untuk aksi ambil untung,” ia menambahkan.

Ia mengatakan, selain itu, perang Presiden AS Donald Trump dengan Lisa Cook akan terus mendorong pelaku pasar meninggalkan dolar AS dan beralih ke emas sebagai aset safe haven. “Dan semua ini terjadi seiring investor kembali dari liburan dan kembali berbisnis,” kata dia.

Selain itu, pada pekan ini, ada sejumlah sentimen yang pengaruhi harga emas seperti perdagangan yang lebih pendek pekan ini. Hal ini mengingat pasar Amerika Utara tutup untuk memperingati Hari Buruh pada Senin, 1 September 2025 dan sepenuhnya tertuju pada ketenagakerjaan.

Data Ketenagakerjaan

Selain itu, pada Selasa pekan ini, pasar akan menerima data PMI Manufaktur ISM pada Agustus, diikuti oleh data lowongan pekerjaan JOLTS pada Rabu pekan ini. Selanjutnya pada Kamis pekan ini akan dirilis data penggajian ADP untuk Agustus, beserta  klaim pengangguran mingguan dan PMI Jasa ISM.

Pekan ini ditutup pada Jumat dengan laporan Nonfarm Payrolss AS untuk Agustus dengan pelaku pasar dan investor menantikan data ketenagakerjaan.

Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex, Marc Chandler menuturkan, serangan terhadap independensi The Fed, ditambah prospek laporan ketenagakerjaan yang lemah, dapat membantu mengangkat logam kuning. Emas mencatat kenaikan luar biasa Jumat lalu dan kembali pada Selasa sebelum menembus di atas USD 3.400 pada Kamis. Emas terkonsolidasi menjelang akhir pekan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |