Harga Emas Cetak Rekor Termahal Sepanjang Sejarah, Bakal Tembus Segini di 2026

1 week ago 21

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik lebih dari 1% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga emas dunia ini melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa di atas USD 3.500 per ons, usai investor membanjiri permintaan atas logam tersebut karena keyakinan yang semakin besar terhadap pemotongan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) dan risiko politik dan ekonomi yang masih ada.

Dikutip dari CNBC, harga emas dunia di pasar spot naik 1,5% menjadi USD 3.526,70 per ons, setelah sempat mencapai level tertinggi USD 3.526,22. Harga emas batangan telah naik hampir 34% tahun ini.

Emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 2,1% menjadi USD 3.590,90.

“Pasar emas memasuki periode musiman yang kuat untuk konsumsi, ditambah dengan ekspektasi penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan September. Kami terus memperkirakan rekor tertinggi baru,” kata Analis Lgam Mulia Standard Chartered Bank Suki Cooper,.

Pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 17 September sebesar 92%, menurut perangkat CME FedWatch. Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya diuntungkan dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah.

Rekor Kenaikan Harga Emas

Para analis mengatakan rekor kenaikan emas tahun ini didukung oleh pembelian berkelanjutan oleh bank sentral, diversifikasi dari dolar AS, permintaan safe haven yang kuat di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan, serta pelemahan dolar secara luas.

Ketidakpastian seputar kebijakan AS di bawah Presiden Donald Trump juga menambah daya tarik logam mulia ini. Perselisihan publiknya dengan The Fed, termasuk kritik terhadap Ketua Jerome Powell dan desakan untuk mencopot Gubernur Lisa Cook, telah menimbulkan kekhawatiran atas independensi bank sentral.

“Tuduhan terhadap Cook merupakan peringatan yang jelas bagi anggota FOMC lainnya untuk tunduk pada tekanan pemerintah untuk pemangkasan suku bunga yang substansial... Hal ini membuat investasi emas lebih menarik dalam lingkungan seperti ini,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan, merujuk pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

Penurunan Suku Bunga

Analis MarketPulse oleh OANDA Zain Vawda menyatakan perhatian kini tertuju pada data penggajian nonpertanian AS pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa besar penurunan suku bunga pada bulan September. Data ketenagakerjaan yang lemah minggu ini dapat memicu kembali diskusi seputar kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 bps.

“Saya rasa hal ini tidak akan terjadi, meskipun kita mendapatkan hasil NFP yang buruk, tetapi pelaku pasar mungkin mulai memperhitungkan kemungkinan tersebut, dan hal itu dapat memicu reli emas,” tambah Vawda.

Arus masuk ETF memperkuat reli. SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya naik 1,01% pada hari Jumat menjadi 977,68 ton, tertinggi sejak Agustus 2022.

“Pembelian oleh bank sentral dapat terus menjadi dasar bagi emas, tetapi arus masuk ETF perlu kembali diaktifkan agar harga dapat kembali menembus level tertingginya menuju target akhir tahun kami yang bullish di $3.675/oz,” ujar Kepala Strategi Komoditas Global JP Morgan Natasha Kaneva,

Proyeksi harga emas

Dia menambahkan bahwa mereka memperkirakan harga emas akan mencapai USD 4.250 pada akhir tahun 2026.

Sementara itu, harga perak naik tipis 0,3% menjadi USD 40,79 per ons, setelah mencapai titik tertinggi sejak September 2011. Sedangkan harga platinum turun 0,5% menjadi USD 1.392,85, dan harga paladium tetap datar di USD 1.137,09. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |